Selasa, 24 Juni 2014

Mengapa Islam Sunni Mengalami Kemunduran Sedangkan Islam Syiah Tetap Eksis?


Mau tahu kenapa ?


  1. Mazhab Sunni dirumuskan ketika umat dalam bingkai taat kepada penguasa Dinasti sehingga ajarannya tidak lepas dari persoalan historis politik masa lalu.
   Masa pemerintahan al-Mutawakkil, muktazilah dibatalkan sebagai aliran negara dan ‘Asy’ariyah kembali muncul. Tidak tolerannya Asy’ariyah terhadap Muktazilah yang rasional tersebut mengakibatkan menyempitnya horizon intelektual

Keberadaan hukum di tengah-tengah masyarakat menjadi kacau, disebabkan begitu beragam dan multi-perspektifnya hukum di tengah-tengah masyarakat. Hukum yang berkembang pada masa ini, umumnya adalah hukum yang dikondisikan dan disesuaikan dengan selera para penguasa. Di samping itu, kehidupan kenegaraan mulai menyimpang dari tradisi yang murni – dalam hal ini berpegang kepada al-Qur’an dan Hadits.

Hal ini terlihat dalam praktek yang dilakukan oleh para penguasa Dinasti Ummayah yang tidak berusaha untuk melindungi kemurnian dan kesinambungan praktek ritual ataupun pemikiran Islam yang ideal. Dari sini terlihat bahwa system pembinaan hukum menjadi wilayah pribadi, khususnya untuk para konsultan hukum (baca: Mufti).

Implikasinya terbesarnya adalah kekacauan hukum kemudian sulit untuk dikendalikan. ‘Penjara teks’ masa lalu tak mampu dijebol ulama ulama sunni konservatif, akibatnya muncullah ulama Sunni liberal sekuler yang bertolak belakang.

2. Pemimpin nasional kurang  punya komitmen kepada perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam

Perkembangan ilmu pengetahuan di kalangan Dunia Sunni-lah yang menyebabkan kebangkitan dan kemajuan Eropa setelah Barat lama dilanda abad kegelapan. Dan dewasa ini Indonesia adalah negeri Muslim terbesar di dunia, namun disebut oleh negara-negara Barat sebagai the sleeping giant (raksasa tidur) karena krisis peradaban.Apakah Indonesia memiliki pemimpin dan elite nasional yang bervisi cinta ilmu pengetahuan dan peradaban? Adakah politisi dan elite nasional yang bervisi demikian? Ternyata tidak. Dengan menyesal harus kita katakan demikian. Buktinya, parpol dan para penguasa hanya mengejar kekuasaan belaka. Sementara para elite serta pemimpin nasional kurang  punya komitmen kepada perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam.

3.   Dalam upaya membangun peradaban maka sunni tidak membangun kurikulum pendidikan yang meliputi seluruh level eksistensi mulai dari yang fisik, matematik dan metafisik.

Dengan tiga disiplin yang dirangkai itu maka mereka akan memiliki pandangan yang holistik. Tidak seperti sekarang fisika, matematika, biologi berjalan sendiri-sendiri atau tidak saling berkaitan.

4.    Kemerosotan Akhlak

Perkembangan terakhir ummat Islam di Indonesia tergambar dengan jelas betapa merosotnya akhlaknya sebagian ummat Islam. Dekadensi moral terjadi terutama dikalangan remaja. Sementara pembendungannya masih berlarut-larut dan dengan konsep yang tidak jelas.

Rusaknya moral ummat tidak terlepas dari upaya jahat dari pihak luar ummat yang dengan sengaja menebarkan berbagai penyakit moral dan konsepsi agar ummat 'loyo' dan berikutnya tumbang. Sehingga yg tadinya mayoritas menjadi minoritas dalam kualitas. Keadaan semakin buruk ketika pihak aparat terlibat dan melemahnya peran ulama` dan tokoh masyarakat. Padahal nilai suatu bangsa sangat tergantung dari kualitas akhlak-nya seperti dikemukakan penyair Mesir Syauki Bik “Suatu bangsa sangat ditentukan kualita akhlak-nya jika akhlak sudah rusak hancurlah bangsa tersebut.”
Hampir semua sektor kehidupan ummat mengalami krisis akhlak. Para mengalami pertikaian internal dan merebutkan vested interest dan jarang terkooptasi oleh kekuasaan yg dzalim. Para ulama`nya mengalami kemerosotan moral sehingga tidak lagi berjuang untuk kepentingan ummat tetapi hanya kepentingan sesaat; mendukung status quo. Para pengusahanya melarikan diri dari tanggung jawab zakat infaq dan sedekah sehingga kedermawanan menjadi macet dan tidak jarang berinteraksi dengan sistem ribawi serta tidak mempedulikan lagi cara kerja yang haram atau halal. Para siswa dan mahasiswa terlibat banyak kasus pertikaian narkoba dan kenakalan remaja lainnya.

Kaum wanita muslimah terseret jauh kepada peradaban Barat dengan slogan kebebasan dan emansipasi yang berakibat kepada rusaknya moral mereka maka tak jarang mereka menjadi sasaran manusia ber’hidung belang’ dan tak jarang dijadikan komoditi murahan . Dan berbagai macam lapisan masyarakat muslim termasuk persoalan kaum miskin yang kurang sabar sehingga menjadi obyek garapan pihak lain termasuk seperti bentuk nyatanya pemurtadan semisal kristenisasi.

5.  Sunni menganggap ulama masa lalu tidak mungkin berbuat salah Sehingga Sunni tidak punya otoritas keagamaan yang mampu memperbaiki kesalahan ulama masa lalu.

Diangkatlah Bukhari Muslim sebagai orang yang mustahil salah dalam merawi hadis, diangkat lah Asy’ari sebagai pedoman tauhid yang di klaim sama saja dengan tauhid Nabi, dipuja lah Syafi'i sebagai tokoh fikih tiada banding dan Ghazali sebagai manusia setengah dewa !
·        
  •      Syi’ah dituduh ghuluw, sedangkan mereka sendiri mensakralkan kitab kuning dan ulama-ulama nya…
  • ·        Syi’ah mampu memperbaiki kesalahan ulama masa lalu.

Jika kita perhatikan lebih dalam, ada perubahan-perubahan dalam mazhab syiah. Ada beda antara ajaran syiah yang dulu dan yang sekarang. Dalam Syi’ah, ijtihad yang diambil adalah ijtihad yang terbaru dari fukaha atau marja’i taqlid yang masih hidup, bukan dari fukaha atau marja’i taklid yang sudah wafat. Syi’ah mengkritisi banyak kesalahan Al-Kafi karya al-Kulayni, karena itu bukan kitab suci yang tidak bisa salah
·       
  •           Dalam Syi’ah pintu ijtihad selalu terbuka.
Pintu ijtihad selalu terbuka untuk memperbaiki kesalahan ulama masa lampau. Hadis hadis dha’if  zaman kuno (yang sudah tidak berlaku) yang digunakan http://hakekat.com/, atau sekedar pendapat pendapat pribadi segelintir ulama Syi’ah  (yang hilang setelah mereka meninggal ) tidaklah  dapat digunakan untuk menghantam Syi’ah modern !

Jangan lupa dalam Syi’ah ada Ushuliy yang menghantam Syi’ah Akhbariy, ini bentuk tajdid dan reformasi Syi’ah. Janganlah kesalahan ulama zaman kuno (mutaqaddimin) ditimpakan kepada ulama  mutaakhirin !
Saat ini Marja’ Taqlid Syi’ah adalah Ayatullah Ali Khamenei, jadi buat apa kesalahan Imam Khomeini (jika ada) di anggap sebagai kesalahan Syi’ah dimasa  kini...

  • Syi’ah mustahil hancur ditelan sejarah karena Syi’ah ikut 12 imam

Diriwayatkan daripada Jabir bin Samurah RA katanya, Rasulullah SAW bersabda:

Setelah peninggalanku nanti akan ada dua belas orang Amir (Khalifah).” Jabir berkata,“Kemudian baginda bercakap sesuatu yang tidak kufahami, lalu aku bertanya kepada bapaku, lalu dia berkata, “Mereka semuanya dari golongan Quraisy.”(Abu Daud)

  • Kemuliaan Rasulullah SAW
Pada diri Rasulullah SAW  itu dikumpulkan  segala kemuliaan kaum Quraisy pada dirinya sehingga jadilah Baginda SAW itu sebagai semulia-mulia peribadi di kalangan bangsa Arab dan di kalangan bangsa Quraisy, juga semulia-mulia keturunan dari Bani Hasyim dan semulia-mulia keturunan dari Bani Abdul Muttalib.
http://aslibumiayu.files.wordpress.com/2012/05/sepak-terjang-syiah-di-indonesia.jpgBaginda SAW juga adalah pengumpul segala kemuliaan para nabi dan rasul sejak dulu-dulu lagi pada dirinya, mulai dari Nabi Adam AS hinggalah kepada Nabi Ibrahim AS, sehingga jadilah Baginda SAW itu semulia-mulia rasul di kalangan sekalian nabi dan rasul yang telah pernah diturunkan oleh Allah ke atas dunia ini.

Sejak revolusi Islam, trend-nya berbalik. Apalagi embargo yang diterapkan Amerika dan sekutunya pada Iran membuat Iran mau tak mau harus berdiri dengan kaki sendiri. Ini justru membuat prestasi Iran melonjak.

Menurut Science Metrix Report – sebuah lembaga di Inggris, pertumbuhan sains dan teknologi Iran, diukur dari jumlah publikasi ilmiah internasional dan paten teknologi, naik 1000 persen antara 1995-2004. Tahun 2008, Iran sudah menghasilkan 1.08 persen dari total output sains dunia. Iran memiliki 500 saintis per sejuta orang, yang bekerja dalam riset dan pengembangan (bandingkan dengan Indonesia yang kurang dari 50 saintis per sejuta orang). Iran adalah negara ke-9 di dunia yang berhasil membuat roket dan satelit serta meluncurkannya sendiri ke orbit. Negara sebelumnya adalah AS, Russia, Perancis, India, Israel, Cina, Jepang dan Konsorsium Eropa (ESA).

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar