Kamis, 26 Juni 2014

Ditemukan Dokumen Lengkap Tahun 1999 Tentang Wawancara Antara Prabowo Dan 4 Wartawan Terkait Pelanggaran HAM

BANGKOK, Inilah dokumen lengkap berasal dari perpustakaan online Universitas Ohio, Amerika Serikat. Dokumen itu diunggah pada tanggal 29 Oktober 1999.

Dalam dokumen itu disebutkan empat wartawan Indonesia, salah satunya dari majalah Panji. Mereka berbincang-bincang dengan Prabowo, Kamis 14 Oktober 1999, atau setahun setelah diberhentikan dari ABRI.

Berikut obrolan Prabowo dengan empat wartawan di Indonesia:

Soal surat Muladi kepada Komnas HAM. Anda sebenarnya diberhentikan karena kasus penculikan atau kerusuhan 13-14 Mei 1998?

Itulah yang saya bingung. Saya diperiksa oleh DKP beberapa kali.Mungkin tiga atau empat kali. Dan semua pertanyaan saya jawab. DKP itu kan khusus menyelidiki soal penculikan sembilan aktivis. Saya pribadi
tidak suka menggunakan istilah penculikan karena itu kan kesalahan teknis di lapangan. Niat sebenarnya adalah mengamankan aktivis radikal agar tidak mengganggu rencana pelaksanaan SU MPR 1998. Bahwa kemudian anak buah saya menyekap lebih lama sehingga dikatakan menculik, itu saya anggap kesalahan teknis. Tanggung jawabnya saya ambil alih.

Di DKP apakah ditanyai soal pemberi perintah penculikan?

Tentu. Tapi perintah menculik tidak ada. Yang ada operasi intelijen untuk mengamankan aktivis radikal itu. Sebab saat itu kan sudah terjadi ancaman peledakan bom di mana-mana. Dalam DKP saya kemukakan
bahwa perintah pengamanan itu tidak rahasia. Mereka, para jenderal yang memeriksa saya pun tahu. Itu dari atasan dan sejumlah instansi, termasuk Kodam dilibatkan.

Benarkah Anda mendapat daftar 28 orang yang harus `diamankan' dalam konteks SU MPR?

Wah, dari mana Anda tahu? Tapi saya memang terima satu daftar untuk diselidiki. Jadi, untuk diselidiki. Bukan untuk diculik.

Dari siapa Anda terima daftar itu?

Saya tidak bisa katakan. Semua sudah saya katakan di DKP. Kita ini kan harus menjaga kehormatan institusi ABRI. Keterangan saya di DKP ada rekamannya.

Benarkah daftar itu Anda terima langsung dari RI 1, yakni presiden saat itu, Soeharto?

Saya sulit menjawab. Kepada Pak Harto saya sangat hormat. Beliau panglima saya. Kepala negara saya. Bahkan, lebih jauh lagi, beliau mertua saya, kakek dari anak saya. Bayangkan sulitnya posisi saya. Tapi semua itu sudah saya sampaikan ke DKP.

Anda tidak tanya pada Pak Harto daftar itu didapat dari mana?

Tentu saya tanya.

Pak Harto ngomong apa pada Anda waktu memberikan daftar itu?

Ha...ha...ha.... Pertanyaan bagus, tetapi sulit dijawab.

Kapan Anda terima daftar itu dari Pak Harto?

Beberapa hari setelah ledakan bom di rumah susun Tanah Tinggi.

Apakah nama 14 aktivis yang sampai kini belum ketahuan rimbanya ada di situ?

Saya lupa. Mungkin tidak. Itu daftar kan kalau saya tidak salah didapat dari rumah susun Tanah Tinggi. Jadi macam-macam nama orang ada di situ. Akan halnya enam aktivis, Andi Arief dkk., itu ada dalam daftar pencarian orang (DPO), yang diberikan polisi. Yang tiga, Pius Lustrilanang, Desmond J. Mahesa, dan Haryanto Taslam, itu kecelakaan. Saya tak pernah perintahkan untuk menangkap mereka. Semua mencari
mereka yang ada dalam DPO itu. Kita dapat brifing terus dari Mabes ABRI. Kita selalu ditanyai. Sudah dapat belum Andi Arief. Tiap hari ditanya. Sudah dapat belum si ini... begitu. Kejar-kejaran semua. Itu pun, maaf ya, meski saya tanggung jawab, saya tanya anak-anak. Eh, kalian saya perintahkan nggak? BKO sampai nyebrang ke Lampung segala. Mereka ini namanya mau mencari prestasi. Tapi saya puji waktu mereka dapat. Mereka kan membantu polisi yang terus mencari-cari anak-anak itu. Soalnya Andi Arief kan dikejar-kejar.

Selain Anda, siapa lagi yang menerima daftar itu dari Pak Harto?
Apakah betul Kasad Jenderal Wiranto dan pangab saat itu, Jenderal Feisal Tanjung menerima daftar serupa?

Yang bisa saya pastikan, saya bukan satu-satunya panglima yang menerima daftar itu. Pimpinan ABRI lainnya juga menerima. Dan daftar itu memang sifatnya untuk diselidiki. Perintahnya begitu. Seingat saya, Pak Harto sendiri sudah mengakui kepada sejumlah menteri bahwa itu adalah operasi intelijen. Di kalangan ABRI, sudah jadi pengetahuan umum. Tapi, sudahlah, kalau bicara Pak Harto saya sulit. Apalagi saya tak mau memecah-belah lembaga yang saya cintai, yakni ABRI, khususnya TNI.

Bukankah hubungan Anda dan Pak Harto belakangan retak?

Itu benar dan sangat saya sesalkan. Mungkin ada yang memberikan masukan kepada Pak Harto, seolah-olah saya sudah tidak loyal kepada beliau. Saya dikatakan sudah main mata dengan Pak Habibie dan karena itu menyarakan agar Pak Harto lengser pada pertengahan Mei. Mungkin itu yang membuat Pak Harto marah kepada saya. Ironis, bukan? Oleh masyarakat saya dianggap sebagai status quo karena menjadi bagian dari Pak Harto. Saya tidak menyesal. Memang saya menikah dengan putrinya. Tapi Pak Harto sendiri, dan keluarganya, justru marah kepada saya.

Benarkah Anda mengusulkan agar Pak Harto lengser?

Ya. Malah sebelum Pak Harto mundur, setelah terjadi peristiwa Trisakti, saya pernah mengatakan kepada seorang diplomat asing. Tampaknya Pak Harto akan mundur. Eskalasi situasi dan peta geopolitik saat itu menghendaki demikian. Saya juga kemukakan ini sehari setelah Pak Harto kembali dari Kairo (15 Mei 1998, Red.). Apalagi Pak Harto di Kairo memang mengisyaratkan kesediaan untuk lengser. Mungkin ada yang tidak suka saya bicara terbuka. Tapi saya biasa bicara apa adanya dan terus terang. Saya tidak suka basa-basi. Mungkin di situ masalahnya.

Kenapa akhirnya Anda mengambil tanggung jawab penculikan sembilan aktivis?

Di situ saya merasa agak dicurangi dan diperlakukan tidak adil.Mengamankan enam orang ini kan suatu keberhasilan. Wong orang mau melakukan aksi pengeboman, kita mencegahnya. Mereka merakit 40 bom.
Kita mendapatkan 18, ada 22 bom yang masih beredar di masyarakat. Katanya yang 22 itu sudah dibawa ke Banyuwangi. Bom yang meledak di rusun Tanah Tinggi dan di Demak, Jawa Tengah itu kan karena anak-anak itu, para aktivis, nggak begitu ahli merakit bom. Jadi, kurang hati-hati, salah sentuh, meledak. Di Kopassus pun tidak sembarang orang bisa merakit bom. Tidak semua orang bisa. Ini ada spesialisasinya. Saya tidak bisa bikin bom. Jadi kita ini mencegah peledakan bom di tempat-tempat strategis dan pembakaran terminal. Kita harusnya dapat ucapan terima kasih karena melindungi hak asasi masyarakat yang terancam peledakan itu. Soal tiga orang, memang kesalahan. Saya minta maaf pada Haryanto Taslam dan yang lain. Tapi dia juga akhirnya terima kasih. Untung yang menangkap saya. Kan hidup semua. Saya mau bertemu mereka.

Anda pernah berpikir tidak bahwa dokumen atau daftar yang berasal dari rusun Tanah Tinggi itu buatan pihak yang berniat jahat?

Belakangan saya berpikir juga. Jangan-jangan dokumen itu bikinan. Dalam dokumen itu, seolah-olah ada rapat di rumah Megawati. Saya nggak bisa dan tidak mau menyalahkan anak buah. Saya katakan kepada
mereka, you di pengadilan mau ngomong apa aja deh, saya akan ikuti. Saya diadili juga siap. Saya bilang, Haryanto Taslam saya perintahkan nggak untuk ditangkap? Tidak ada. Tapi saya ambil alih tanggung jawab. Di DKP pun saya katakan bahwa anak-anak itu tidak bersalah. Mereka adalah perwira-perwira yang terbaik. Saya tahu persis karena saya komandan mereka. Cek saja rekamannya di DKP. Tapi bahwa mungkin mereka salah menafsirkan, terlalu antusias, sehingga menjabarkan perintah saya begitu, ya bisa saja. Atau ada titipan perintah dari yang lain, saya tidak tahu. Intinya, saya mengaku bertanggung jawab.

Apa memang ada pihak yang ikut nimbrung saat itu memberikan perintah?

Bisa saja. Saya tidak tahu. Tapi tetap apa yang sudah terjadi adalah tanggung jawab saya. Tetap itu anak buah saya. Saya kan mesti percaya sama anak buah. Makanya saya nggak apa-apa diberhentikan. Saya nggak heran. Ini risiko saya. Iya kan?

Tapi kalau kemudian saya sudah berhenti, masih diisukan ini, itu, dibuat begini, begitu. Ah..., saya merasa dikecewakan oleh Pak Wiranto. Saya merasa harusnya dia tahu situasinya saat itu bagaimana. Dia tahu kok ada perintah penyelidikan itu. Begitu dia jadi pangab, saya juga laporkan, sedang ada operasi intelijen, sandi
yudha, begini, begitu. Kepada beberapa menteri Pak Harto ngomong bahwa itu operasi intelijen. Tapi begitu Pak Harto tidak berkuasa, situasinya dimanfaatkan oleh perwira yang ingin menyingkirkan saya.

Apa betul AS berkepentingan agar Anda dipecat?

Tidak tahu. Tapi Cohen (Menhan AS William Cohen, Red.) kan ketemusaya juga.

Perintahnya menyelidiki kok bisa kepeleset menculik. Bagaimana itu?

Ya. Tapi dalam operasi intelijen itu kan biasanya kita ambil, ditanyai, dan kalau bisa terus dia berkerja untuk kita. Kan begitu prosedurnya. Sudahlah, itu kesalahan teknis, yang kemudian dipolitisasi. Dan memang waktu itu saya harus dihabisi. Dulu JenderalSoemitro dituduh terlibat Malari, mau menyaingi Pak Harto. Pak  H.R.Dharsono dituduh terlibat kasus Tanjung Priok. Itu politik. Yang kemudian naik orang yang nggak bisa apa-apa, nggak pernah bikin inisiatif dan karenanya tidak pernah bikin salah. Lihat Prancis, itu kan negara yang menjunjung tinggi hak sasai manusia. Tapi, dia ledakkan kapal Greenpeace yang mau masuk ke perairan nasionalnya. Kalau sudah kepentingan nasional dia ledakkan itu.

Anda kan lama di luar negeri, besar di negara yang liberal, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Kok Anda tetap mentolerir gaya penangkapan atau penculikan itu? Bukankah itu menjadi sorotan dunia internasional terhadap penegakan HAM di Indonesia?

Benar. Begini, secara moral, saya tidak salah karena orang-orang itu berniat berbuat kejahatan yang bertentangan dengan hak-hak asasimanusia. Menurut saya membuat aksi pengeboman, membakar terminal,
 untuk mengorbankan orang-orang tidak berdosa. Mereka justru membahayakan hak asasi manusia orang lain. Tidak bisa dong. Kalau you berbeda dalam politik, you bertempur lewat partai politik. Jangan
bikin aksi teror.

Informasi soal rencana pengeboman itu didapat dari interogasi, bukan kita ngarang. Dapat keterangan dari mereka. Anda dengar ancaman bom tiap minggu. Seluruh bank tutup, BI tutup. Korban kepada bangsa bagaimana. Itu aksi destabilisasi. Jadi, jangan salah, untuk menegakkan demokrasi, kita justru harus menjaga keamanan. Tidak bisa demokrasi tanpa keamanan. Itu duty kita, panggilan kita. Tapi, lawan-lawan saya lebih kuat. Punya media massa, punya kemampuan untuk perang psikologi massa.

Kok Anda dulu tidak segera membantah kalau memang merasa tidak bersalah?

Hashim memang menyuruh saya. Kamu harus jawab dong. Saya malas juga. Saya kan tidak berbuat. Saya percaya kebenaran akan muncul. Hashim bilang, "Tidak bisa dong kalau kamu diam berarti kamu mengakui itu benar." Memang ada teori itu. Teori pengulangan kebohongan. Kalau diulang-ulang terus, orang jadi percaya. Itu teori yang digunakan Hitler kepada rakyat Jerman.

Anda tidak mau nuntut soal pemecatan itu karena tidak ingin mempermalukan Pak Harto?

Benar, terutama itu. Juga tak ingin mencemari institusi ABRI, khususnya TNI AD. Bagaimanapun juga Pak Harto jenderal bintang lima. Ini kan tidak baik dalam iklim dan budaya bangsa Indonesia. Apa pun yang terjadi. Ada masalah dilematis, bagaimanapun dia kakek dari anak saya. Itu yang dilematis. Walaupun dia kemudian membenci saya.

Dalam pemeriksaan di TGPF, ada kesan kegiatan Anda pada 13 Mei 1998 tidak diketahui. Muncul kecurigaan, Anda sedang apa saat itu? Apa sih yang Anda lakukan hari itu?

Saya mulai dari 12 Mei 1998. Malam itu, pukul 20.00 wib, ketika di rumah Jl. Cendana No. 7, saya ditelepon Sjafrie (pangdam Jaya saat itu, Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin). Kata dia, "Gawat nih Wo, ada
mahasiswa yang tewas tertembak." Saya lalu bergegas ke Makostrad. Saya sudah antisipasi, besok pasti ramai. Maka pasukan saya konsolidasi. Kalau perlu tambahan pasukan kan mesti disiapkan tempatnya. Mau
ditaruh di mana mereka. Malam itu saya terus memantau situasi. Lalu, terpikir oleh saya, kelanjutan rencana acara Kostrad di Malang pada 14 Mei 1998. Rencananya inspektur upacara adalah Pangab Wiranto. Pangkostrad juga harus hadir. Kalau ibu kota genting, apa kita masih pergi juga?

Keesokan harinya, sejak pukul 08.00 wib, saya mengontak Kol. Nur Muisdan menyampaikan usulan agar acara di Malang ditunda. Atau, kehadiran pangab dibatalkan saja karena situasi ibu kota genting. Biar saya
saja yang berangkat. Jawaban dari Pak Wiranto yang disampaikan lewat Kol. Nur Muis, acara tetap berlangsung sesuai rencana. Irup tetap Pak Wiranto dan saya selaku pangkostrad tetap hadir. Beberapa opsi usulan saya tawarkan kepada Pak Wiranto, yang intinya agar tidak meninggalkan ibu kota, karena keadaan sedang gawat. Posisi terpenting yang harus diamankan adalah ibu kota. Tapi, sampai sekitar delapan kali saya telepon, keputusan tetap sama. Itu terjadi sampai malam hari.

Jadi, pada 14 Mei, pukul 06.00 wib kita sudah berada di lapangan Halim Perdanakusumah. Saya kaget juga. Panglima utama ada di sana. Danjen Kopassus segala ikut. Saya membatin, sedang genting begini kok seluruh panglima, termasuk panglima ABRI malah pergi ke Malang. Padahal, komandan batalion sekalipun sudah diminta membuat perkiraan cepat, perkiraan operasi, begini, lantas bagaimana setelahnya. Tapi, ya  sudah, saya patuh saja pada perintah. Saya ikut ke Malang.

Kembali ke Jakarta sekitar pukul 11.00 wib. Ketika hendak mendarat di Halim, ibu kota terlihat diselimuti asap hitam. Selanjutnya, seperti telah ditulis di berbagai media massa, saya membantu mengingatkan Sjafrie perlunya mengamankan ibu kota lewat patroli dengan panser di sepanjang Jl. Thamrin. Malam harinya, saya bertemu dengan sejumlah orang di Makostrad. Itu yang kemudian dituduh mau merencanakan kerusuhan. Padahal, di tengah jalan sore itu saya ditelepon, karena Setiawan Djodi dan Bang Buyung Nasution ingin bertemu. Ternyata sudah ada beberapa orang di kantor saya, ada Fahmi Idris, Bambang Widjojanto, dan beberapa orang lain. Itu pertemuan terbuka, membicarakan situasi yang terakhir. Bang Buyung dominan sekali malam itu. Dia banyak bicara. Acara ditutup makan malam dan kemudian kami ada rapat staf di Mabes.

Kalau kemudian surat Muladi mengatakan saya bersalah karena gagal menjaga keselamatan negara sehingga menimbulkan kerusuhan 13-14 Mei, bagaimana ceritanya. Pangkoops, selaku penanggung jawab keamanan ibu kota adalah Pangdam Sjafrie?.  Mestinya iya. Penanggung jawab yang lebih tinggi ya panglima ABRI.

Dalam pemeriksaan di TGPF, mantan Ka BIA Zacky Makarim, konon mengatakan bahwa sebulan sebelum peristiwa Trisakti, ada perkiraan situasi intelijen versi Anda, yang mengatakan, eskalasi meningkat dan dikhawatirkan akan ada martir di kalangan mahasiswa. Bagaimana Anda sampai pada kesimpulan itu?

Situasinya memang demikian. Aksi mahasiswa kan bukan cuma di Jakarta,melainkan meluas ke daerah. Di Yogyakarta, aksi mahasiswa malah sempat bentrok. Berdasarkan analisis situasi, saya mengingatkan kemungkinan adanya eskalasi yang memanas dan kalau aksi mahasiswa meluas, bukan tidak mungkin jatuh korban atau ada pihak-pihak yang ingin ada korban di pihak mahasiswa. Itu saya ingatkan.

Tapi, justru Anda dituduh bertanggung jawab atas penembakan mahasiswa Trisakti?

Iyalah. Saya ini selalu dituduh. Apa untungnya bagi saya membuat jatuh korban? Saat itu kan presidennya Pak Harto. Mertua saya. Saya bagian dari status quo itu. Kan begitu tuduhannya. Masak saya membuat situasi agar Pak Harto jatuh. Pak Harto jatuh kan saya jatuh juga. Sejarah kan begitu kejadiannya.

Mungkin Anda ingin menunjukkan bahwa Wiranto tidak kapabel mengamankan Jakarta?

Tidak ada alasan juga. Motifnya tidak ada.

Bukankah Anda pernah disebut-sebut minta jabatan pangab dan katanya dijanjikan Habibie untuk jadi pangab?

Lebih dari tiga kali Habibie mengatakan kepada saya. "Bowo, kalau saya jadi presiden, you pangab." Itu faktanya. Habibie bahkan mengatakan saya ini sudah dianggap anak ketiganya. Saya memang dekat
dengan Habibie, karena saya mengagumi kepandaiannya, visinya. Meskipun sekarang saya kecewa karena dia menuduh saya berbuat sesuatu yang bohong. Saya merasa dikhianati. Bahwa saya ingin jadi pangab,
apakah itu salah. Setiap prajurit, tentara, tentu bercita-cita menjadi pangab. Why not? Saya tidak pernah menyembunyikan itu. Bahwa kemudian dipolitisasi, seolah-olah pada saat genting, saat pergantian
kepemimpinan 21 Mei 1998 itu, saya minta jadi pangab, silakan saja. Tapi, saya tak pernah minta jadi pangab kepada Habibie.

Benar tidak Anda pernah didesak jadi pangab sekitar 19-20 Mei itu?

Ada yang mendesak. Bahkan ada yang mengusulkan agar saya mengambil alih situasi. Saya tolak. Saya orang yang konstitusional. Wapres masih ada dan sehat. Menhankam/Pangab masih ada. Tidak ada alasan untuk mengambil alih. Kalau saya melakukan kudeta, setelah itu mau apa? Inkonstitusional, tidak demokratis, dan lebih berat lagi, secara psikologis saya ini kan terkait dengan keluarga Pak Harto. Kalau Pak Harto sudah menyerahkan ke Habibie, masak saya mau kudeta? Di luar itu semua, yang terpenting, saya berasal dari keturunan keluarga pejuang. Anda tahu paman saya gugur sebagai pahlawan muda. Kakek saya pejuang. Moyang saya, selalu berjuang melawan penjajah kolonial Belanda. Bagaimana mungkin saya menodai garis keturunan yang begitu saya banggakan, dengan berpikir mengambil alih kekuasaan secara
inkonstitusional.

Ketika Habibie mengatakan Anda datang menemui Habibie pada 22 Mei 1998, benarkah Anda membawa senjata dan pasukan sehingga Habibie merasa terancam?

Senjata saya tanggalkan di depan pintu. Jangankan menghadap presiden, wong menghadap komandan kompi saja senjata harus dicopot. Bohong besar berita yang mengatakan saya hendak mengancam Habibie.

Jujur saja, kalau memang saya ingin, bisa saja. Jangan meremehkan pasukan Kopassus, tempat saya dibesarkan. Ingat, Pak Sarwo Edhi (almarhum) hanya butuh dua kompi untuk mengatasi situasi saat G-30-S/PKI. Dan anak buah saya memang ada yang sakit hati saya diberhentikan seperti itu. Pataka komando hendak diambil begitu saja tanpa sepengetahuan saya. Saya datang ke Habibie karena sebelumnya
dia selalu berkata. "Bowo, kalau ada keragu-raguan, jangan segan-segan menemui saya." Itulah yang saya lakukan. Menemui Habibie untuk bertanya apakah betul dia ingin mengganti saya dari jabatan pangkostrad. Habibie bilang turuti saja perintah atasan. Ini kemauan ayah mertua kamu juga. Jadi, Pak Harto memang minta saya diganti.

Soal anggapan bahwa para jenderal ingin menyingkirkan Anda, apakah ini disebabkan oleh sikap Anda sebelumnya yang disebut arogan, karena dekat dengan pusat kekuasaan?

Saya akui, itu ciri khas. Dan itu jadi senjata buat yang ingin menjatuhkan. Tapi kita lihat kepemimpinan itu dari output. Bisa tidak meraih prestasi kalau prajuritnya tak semangat. Semangat itu tidak bisa dibeli dengan uang. Kadang-kadang mereka mau mati karena bendera. Kain itu harganya berapa? Tentara Romawi mati-matian demi bendera. Itu kan kebanggaan. Bagaimana? Saya ciptakan teriakan, berapa harganya? Saya dapatkan dari gaya suku dayak. Teriakan panjang itu bisa membangkitkan semangat, mengurangi ketakutan, dan menakutkan musuh. Pakai duit berapa? Tapi hal-hal ini tidak populer di mata the salon officer. Apa nih Prabowo pakai nyanyi-nyanyi segala. Pakai bendera, pakai teriakan. Kenapa orang fanatik membela sepakbola, sampai membakar, ini psikologi massa. Masa kita mau mati karena uang? Buat apa uangnya kalau kita harus mati.

Sebagai menantu presiden saat itu, tentu Anda lebih mudah naik pangkat dibanding yang lain. Ini bikin cemburu juga kan?

Ya, tapi akses kepada penguasa politik. Itu wajar. Jenderal Colin Powell, peringkat ke berapa dia bisa jadi pangab AS. Dia bekas sekretaris militer Bush waktu jadi wakil presiden. Jadi, waktu Bush jadi presiden, dia jadi pangab. Bahwa saya punya akses kepada penguasa politik, saya sependapat. Tapi kan bukan hanya saya. Pak Wiranto kan dari ajudan presiden. Langsung kasdam, langsung pangdam, langsung pangkostrad. Itu kan tuduhan saja kepada saya. Coba dilihat berapa kali saya VC (kontak senjata langsung di medan operasi), berapa kali bertugas di daerah operasi, berapa kali tim saya di Kopassus merebut kejuaraan, berapa kali operasi militer saya selesaikan, apa yang saya buat di Mount Everest itu kan mengangkat bangsa. Berapa saya melatih prajurit komando dari beberapa negara. Itu kan tidak dilihat. Yang dicari cuma daftar dosa saya. Ya memang kalau you dalam keadaan kalah politik, segala dosa bisa ditemukan. Dia keluar negeri nggak izin, dia ini, dia itu. Semua bisa ketemu. Kalau menang? Itu kan politik. 

Ini konsep Jokowi soal internasional & ketahanan nasional



Merdeka.com - Debat capres ketiga mengambil tema Politik internasional dan ketahanan nasional. Capres Prabowo dan Jokowi menyampaikan pandangannya terkait cara bergaul Indonesia dengan bangsa lain.

Di kesempatan tanya-jawab dalam debat tersebut, setelah diberi kesempatan oleh moderator, Prabowo bertanya kepada Jokowi.

"Kira-kira strategi Anda seandainya wilayah kita diklaim dan diduduki bangsa lain bagaimana?"

Jokowi menjawab, dia tetap akan mengedepankan diplomasi antarpemerintah kedua negara. "Kalau masalahnya yang belum jelas misalnya batas maritim atau patok, diplomasi yang akan kita kedepankan," kata Jokowi di Hotel Holiday Inn Jakarta Utara, Minggu (22/6).

Bagaimana Jokowi membangun konsep diplomasi dengan negara tetangga jika terpilih? Berikut gagasan Jokowi dalam debat capres ketiga:

1. Kedepankan diplomasi bukan militer

Merdeka.com - Capres Joko Widodo memberikan pandangan terkait penyelesaian masalah tapal batas dan pencari suaka tanpa merusak hubungan dengan negara lain. Menurut Jokowi solusi dari persoalan tapal batas dan pencari suaka tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara militer, tetapi harus dengan cara diplomasi.

"Jika ada benturan kita diplomasi pemerintah dengan pemerintah, dengan cara seperti itulah masalah tapal batas kita, bisa kita selesaikan. Tapi kalau belum selesai masih bisa solusi tanpa perang, kalau mentok-mentok ya kita bawa ke Mahkamah Internasional," ujar Jokowi saat debat capres ketiga di hotel Holiday Inn, Minggu (22/6).

Menurut Jokowi, diplomasi harus benar-benar dilakukan secara cermat dan se-intensif mungkin. Sehingga kepentingan nasional, rakyat tidak terganggu dengan adanya benturan dengan negara lain tersebut.

"Kita bisa mengirim diplomat yang baik, setiap problem ada solusi, setiap masalah ada solusi. Tapal batas, suaka kita cari solusi lewat diplomasi, tanpa memikirkan ke depan kita menyelesaikan dengan perang atau militer," ujar Jokowi.

2. Pesawat tanpa awak jaga wilayah lautan

Merdeka.com - Capres Jokowi menyatakan yang menjadi prioritas untuk diselamatkan adalah kekayaan laut Indonesia. Menurut Jokowi, dari data yang dia peroleh setiap tahunnya Rp 300 triliun kekayaan laut Indonesia dicuri negara asing.

"Ke depan kita harus punya drone atau pesawat tanpa awak di 3 kawasan. Kita bisa melihat kekayaan kita yang diambil oleh kapal-kapal di wilayah perairan kita," ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, pesawat tanpa awak itu bisa digunakan untuk pertahanan, mengejar pelaku ilegal fishing dan juga untuk mengejar pelaku illegal logging yang sangat merugikan Indonesia.

"Tapi sebelumnya ketahanan ekonomi ini harus diperjelas, batas ekonomi kita diperjelas. Titik pusat pengendaliannya bisa di Sulawesi, Kalimantan, atau di Jakarta. Tetapi di barat, tengah dan timur harus di bangun. Tanpa ini sangat sulit mendeteksi kekayaan laut kita. tanpa ini sulit TNI kita mendeteksi," imbuhnya.

3. Lindungi TKI di luar negeri

Merdeka.com - Dalam debat capres ketiga yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan topik: Politik Internasional dan Ketahanan Nasional, capres Joko Widodo (Jokowi) berjanji memprioritaskan perlindungan TKI.

"Prinsip dasar politik luar negeri kita adalah bebas aktif untuk mempertahankan tanah air. Pertama kali kami ingin memberi perlindungan kepada warga negara Indonesia (TKI)," kata Jokowi dalam paparan visi misinya, Minggu (22/6).

Dia berhenti sejenak lalu menyampaikan belasungkawa terhadap insiden tenggelamnya kapal yang dinaiki TKI di Malaysia.
"Saya ingin menyampaikan duka sedalam-dalamnya atas kecelakaan kapal TKI di Malaysia," ucap dia.

4. Dukung kemerdekaan Palestina

Merdeka.com - Capres Joko Widodo (Jokowi) menyatakan dukungannya pada kemerdekaan Palestina. Jokowi juga mendukung Palestina menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Saya dan JK mendukung penuh Palestina menjadi negara merdeka dan mendukung penuh Palestina menjadi anggota penuh Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," kata Jokowi dalam pemaparan visi misi di debat capres di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/6).

Dalam debat capres kali ini, tema yang diangkat adalah politik luar negeri dan ketahanan nasional. Jokowi mengatakan politik bebas aktif adalah politik luar negeri yang dijalankan Indonesia.

5. Siap perang jaga kedaulatan Indonesia

Merdeka.com - Ketika debat capres ketiga, saat mendapat pertanyaan dari capres Prabowo tentang menjaga kedaulatan. "Kira-kira strategi Anda seandainya wilayah kita diklaim dan diduduki bangsa lain bagaimana?"

Jokowi menjawab tetap akan mengedepankan diplomasi antarpemerintah kedua negara. "Kalau masalahnya yang belum jelas misalnya batas maritim atau patok, diplomasi yang akan kita kedepankan," ujarnya.

Namun bila wilayah yang diduduki jelas-jelas merupakan wilayah kedaulatan Indonesia, Jokowi menegaskan, dia tidak akan ragu-ragu. "Apapun akan kita lakukan kalau itu wilayah kita, hal-hal yang menyangkut kedaulatan akan kita buat ramai Pak. Jangan dipikir saya tidak bisa tegas kalau itu menyangkut benar-benar kedaulatan kita. Jangan dikira saya tidak bisa tegas, karena tegas adalah berani memutuskan dan berani mengambil resiko, apapun akan saya pertaruhkan," pungkas Jokowi.

Sebagai penegasan, usai debat wartawan menanyakan kembali ke Jokowi mengenai maksud dari maksud kata 'rame' dalam jawaban tersebut. Dia mengatakan yang dimaksudkan adalah perang.

"Kalau itu jelas menduduki daerah yang menjadi kekuasaan kita, mengganggu kedaulatan kita, daratan dan lautan. Sudah saya sampaikan akan rame, itu adalah perang," jelasnya usai debat ketiga di Hotel Holiday Inn, Jakarta Utara, Minggu (22/6).

Namun Jokowi menegaskan, sebelum menunjukkan sikap perang, perlu ditelisik lebih lanjut mengenai wilayah yang sedang dipermasalahkan. Karena harus dipastikan terlebih dahulu bahwa itu benar wilayah Indonesia.

"Tapi itu bukan di perbatasan yang belum jelas loh ya. Tadi sudah saya sampaikan. Kalau di tanah kita yang sudah pasti daulat kita di situ," tegasnya.

6. Percaya diri di depan Australia

Merdeka.com - Menanggapi pernyataan pertanyaan hubungan Indonesia dan Australia yang pasang surut Jokowi menyatakan ada dua hal penting dalam pandangannya mengenai hubungan Indonesia dengan Australia.

"Satu ada ketidakpercayaan ini masalah trust, sehingga beberapa waktu lalu ada kasus penyadapan. Ke depan diplomasi pemerintah dengan pemerintah, pelaku bisnis dengan pelaku bisnis, antar masyarakat dengan masyarakat harus dilakukan, inilah yang bisa mengurangi ketegangan, konflik-konflik, dan gesekan. Diplomasi pendidikan, budaya harus terus kita galakkan."

"Kedua, kewibawaan. Kita ini dianggap negara yang lebih lemah. Ke depan, kehormatan, kewibawaan negara harus menjadi catatan khusus bagi presiden, jangan sampai diremehkan, dilecehkan gara-gara kita dianggap lemah," ujar Jokowi.

7. Hadabi AEC, Dubes jadi marketer

Merdeka.com - Capres Jokowi yang diberi kesempatan menyatakan bahwa apa yang diperlukan saat ini guna menghadapi ASEAN Economic Community (AEC). Diperlukan tempat pelatihan untuk meningkatkan mutu dan daya saing masyarakat Indonesia.

"Kita sudah dalam waktu yang mepet, tempat latihan atau balai latihan kerja pemuda sudah harus dikerjakan. Mau tidak mau harus kita hadapi AEC," ujar Jokowi.

Menurutnya, dalam misi perdagangan para Dubes Indonesia terutama yang berada di negara ASEAN harus jadi ujung tombak.

"Diplomasi perdagangan kita. Dubes kita harus jadi marketer, mampu memasarkan produk-produk kita, baik UKM maupun produk-produk di daerah," ujar Jokowi.

8. Ikut beri solusi konflik laut China selatan

Merdeka.com - Dalam salah satu sesi debat capres ke-3 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), capres nomor urut satu Prabowo Subianto bertanya tentang pandangan Jokowi soal peran Indonesia soal konflik di Laut China Selatan.

Jokowi menjawab, masalah itu merupakan urusan dua negara lain. Tetapi kalau Indonesia bisa masuk dan berperan akan menjadi lebih baik.

"Tapi perlu kita amati, perlu kita cek, apakah kita masuk ke sebuah konflik, yang justru membuat kita berhubungan tidak baik dengan salah satu blok atau tidak," ujarnya, dalam debat capres dengan tema: Politik Internasional dan Ketahanan Nasional, Minggu (22/6).

Gubernur DKI Jakarta non-aktif itu melanjutkan, kalau Indonesia yakin bisa memberi jalan keluar dengan strategi diplomasi, maka harus masuk. Sebaliknya, kalau tidak yakin bisa masuk lebih baik tidak usah ikut-ikutan.

"Tetapi yang jelas masalah nasional kita menjadi nomor satu. Kita ingin masuk ke kawasan regional dengan catatan-catatan kita bisa ikut menyelesaikan masalah-masalah itu," ujarnya.

"Tetapi kalau kita tidak mempunyai sebuah solusi yang bener, sebuah jalan keluar yang bener, proses diplomasi yang memberi manfaat untuk apa?"

Jokowi mengimbuhkan, setahu dia sejauh ini konflik Laut China Selatan tidak memiliki dampak apa-apa dengan Indonesia. Namun demikian, peran Indonesia tetap diperlukan untuk memberi jalan keluar lebih agar konflik tidak menimbulkan gejolak dan dinamika tidak baik di kawasan Asia.

"Peran itu saya kira bisa diselesaikan dengan cara strategi. Tetapi kalau peran itu tidak ada gunanya untuk apa?" kata Jokowi menegaskan.

Sumber :
 

Rabu, 25 Juni 2014

8 Konsep Prabowo Soal Politik Internasional & Ketahanan Nasional


Merdeka.com - Debat capres ketiga mengambil tema politik internasional dan ketahanan nasional. Capres Prabowo Subianto dengan suara lantang dan berapi-api menyampaikan cara pandangnya mengenai politik luar negeri dan ketahanan nasional Indonesia. Menurut Prabowo, di era Susilo Bambang Yudhoyono politik luar negeri Indonesia sudah berada di jalur yang tepat. Pemerintah selanjutnya tinggal meneruskan saja.

"Saya memang sering bicara perubahan, tetapi kalau yang tidak perlu diubah tidak perlu diubah. Saya melihat politik luar negeri sekarang di tangan Susilo Bambang Yudhoyono sudah benar, kalau yang sudah baik, jangan diubah. Jangan salah arti, saya bicara perubahan di sektor yang memang perlu ada perubahan," kata Prabowo saat debat capres ketiga di hotel Holiday Inn Jakarta Utara, Minggu (22/6).

Bagaimana Prabowo membangun konsep diplomasi dengan negara tetangga jika terpilih? Berikut gagasan Prabowo dalam debat capres ketiga:

1. Kedepankan diplomasi persahabatan

Merdeka.com - Capres Prabowo Subianto mengatakan tugas utama pemerintah adalah melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Jika terjadi benturan kepentingan dengan negara lain, diplomasi persahabatan akan dikedepankan dengan mengutamakan kepentingan nasional di atas segalanya.

"Apabila kepentingan nasional terusik, berbenturan dengan negara lain tentunya kita harus mempertahankan kepentingan nasional kita. Di sinilah kita harus selalu berdialog, kita butuh persahabatan dengan lingkungan kita, kita tidak punya masalah prinsip, kita hormati negara lain, tapi ada kebutuhan inti yakni keutuhan NKRI. Tidak satu jengkal pun, satu meter pun, satu senti pun tanah dan laut akan kita serahkan," kata Prabowo dalam debat capres ketiga di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/6).

Prabowo menegaskan, menjaga kedaulatan NKRI adalah kepentingan utama nasional yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. "Kita boleh teriak-teriak, tapi kalau ujung-ujungnya tidak bisa mempertahankan inti kekuatan nasional kita, buat apa?" ujar Prabowo.

"Saya akan utamakan diplomasi persahabatan, good neighbourship politics atau politik bertetangga yang baik dan santun. Kita mengerti kepentingan bangsa lain, tapi kita akan buat bangsa lain untuk tolonglah mengerti kepentingan bangsa Indonesia," pungkasnya.

"Pemerintahan SBY cukup menonjol, cukup diakui, prestasi beliau dalam menjaga stabilitas dan perdamaian. Perdamaian jangan dianggap remeh, di negara lain penuh perang dan kekacauan," terangnya.

2. Pertahankan kedaulatan sampai darah penghabisan

Merdeka.com - Calon Presiden Prabowo Subianto menegaskan, ketahanan nasional Indonesia bergantung kepada kesejahteraan rakyatnya. Tidak mungkin jadi negara yang terhormat kalau rakyat tidak sejahtera.

Hal itu disampaikan Prabowo saat menyampaikan visinya dalam debat capres ketiga dengan tema politik internasional dan ketahanan nasional yang berlangsung di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/6).

"Tujuan kita bernegara adalah mencari keamanan bersama tetapi kemudian yang lebih penting mencari kemakmuran bersama. Politik luar negeri mau tidak mau cermin dari kondisi dalam negeri. Politik luar negeri tidak akan berarti kalau kekuatan dalam negeri lemah. Karena itu saya selalu bicara bagaimana Indonesia mengamankan kekuatannya dan keamanannya. Ini fundamental, karena letak geografis unik, Indonesia berada di antara dua benua dan menjadi perlintasan perdagangan dunia. Banyak negara tergantung keamanan nusantara," kata Prabowo.

Prabowo kembali menyinggung soal kekayaan Indonesia yang terus mengalir keluar negeri diambil oleh asing. "Mungkin ini tidak menyenangkan bagi sebagian orang, karena saya terus berbicara ini. Tapi ini kunci, kalau kita mengamankan, kalau rakyat kita cukup pangan, sandang, pangan, ketahanan kita akan kuat. Ketahanan, keamanan, keselamatan nasional kita terletak pada kesejahteraan rakyat. Tidak mungkin jadi negara yang terhormat kalau rakyat tidak sejahtera," tegas Prabowo.

"Kita tidak ingin punya musuh. Seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak. Kita negara yang cinta merdeka. Tapi tidak sejengkal tanahpun akan kita lepas, kita pertahankan sampai titik darah penghabisan," tutup Prabowo.

3. Bangun politik nasional untuk kekuatan politik internasional

Merdeka.com - Capres Prabowo Subianto kembali mengkritik soal kebocoran kekayaan nasional yang dimiliki Indonesia. Prabowo menyatakan kekayaan nasional adalah seluruh kekayaan yang menjadi milik bangsa Indonesia baik di dalam perut bumi, laut, dan udara.

"Dan ini yang banyak bocor. Bagaimana bisa bocor? Bocor ya bocor. Mengalir keluar negeri. Contoh bauksit kita jual gelondongan dan kita impor almuniumnya," kata Prabowo dalam debat capres di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/6).

Prabowo mengatakan politik luar negeri tak akan berguna jika rakyat Indonesia masih miskin, TNI lemah dan kesejahteraan masih di bawah standar.

"Kita gak akan punya wibawa keluar negeri bahkan kita akan dilecehkan. Ujungnya bangsa-bangsa lain hanya akan melihat kekuatan real Indonesia bagaimana," katanya.

Menurutnya, pembangunan kekuatan nasional harus dilakukan untuk menguatkan politik luar negeri Indonesia.

"Kalau ada orang yang klaim laut kita, pulau-pulau kita bisa gak kita menangkal dan mencegah mereka. Kalau kita lemah di dalam negeri kita gak punya nilai tawar ke bangsa lain," katanya.

4. Lanjutkan politik internasional era SBY

Merdeka.com - Segmen ketiga debat capres yang mengusung tema politik internasional dan ketahanan nasional memasuki sesi tanya jawab. Jokowi pun mendapat giliran pertama untuk bertanya kepada Prabowo.

"Bapak sering mengatakan soal perubahan, bagian mana dari politik luar negeri pemerintah yang sekarang yang harus diubah?" ujar Jokowi saat bertanya dalam debat capres kepada Prabowo, Minggu (22/6).

Mendapat pertanyaan tersebut, Prabowo sempat tersenyum. Prabowo pun langsung menjawab bahwa terkait politik luar negeri. Menurut Prabowo, di era Susilo Bambang Yudhoyono politik luar negeri Indonesia sudah berada di jalur yang tepat.

"Saya memang sering bicara perubahan, tetapi kalau yang tidak perlu diubah tidak perlu diubah. Saya melihat politik luar negeri sekarang di tangan Susilo Bambang Yudhoyono sudah benar, kalau yang sudah baik, jangan diubah, jangan salah arti, saya bicara perubahan di sektor yang memang perlu ada perubahan," ujar Prabowo.

Menurut Prabowo, pemerintahan SBY sudah tepat dalam hal politik luar negeri. Di era pemerintahan SBY, politik luar negeri Indonesia sudah sangat menonjol.

"Pemerintahan SBY cukup menonjol, cukup diakui, prestasi beliau dalam menjaga stabilitas dan perdamaian. Perdamaian jangan dianggap remeh, di negara lain penuh perang dan kekacauan," terangnya.

Prabowo pun menyebut, Jokowi salah pengertian terkait perubahan yang sering dilontarkan mantan Danjen Kopassus itu. "Pemerintah kita saat ini punya politik yang benar, saya rasa salah pengertian Pak Jokowi soal perubahan. Politik luar negeri kita yang baik kita pertahankan, kalau perlu kita tingkatkan lagi," ujarnya.

5. Bantu perusahaan nasional bersaing dalam AEC

Merdeka.com - Di sesi akhir debat, Jokowi bertanya kepada Prabowo soal ASEAN Economic Community (AEC) yang akan mulai pada tahun 2015 mendatang. Apa yang akan dilakukan Prabowo untuk menyongsong AEC jika terpilih jadi presiden?

"Kita akan memberi fasilitas, insentif dan dukungan kepada perusahaan, tetapi tanpa melanggar peraturan. Selain itu juga harus diberikan pendidikan, perizinan yang dipermudah, kredit dipermudah," ujar Prabowo ketika ditanya Jokowi soal kesiapannya menghadapi AEC saat debat Capres, Minggu (22/6) malam.

Menurut Prabowo, banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk membantu perusahaan yang akan bersaing. Prabowo juga menggarisbawahi pentingnya investasi di bidang pendidikan, agar masyarakat Indonesia bisa bersaing dengan warga ASEAN.

6. Perkuat TNI dengan Tank Leopard

Merdeka.com - Capres Prabowo menegaskan pendapat soal main battle tank seperti Tank Leopard tak cocok untuk Indonesia adalah sebuah pandangan keliru. Menurutnya, Tank Leopard dapat digunakan di wilayah Indonesia

"Jadi mengenai pemilihan alat pertahanan tentu sudah melalui rangkaian pembahasan dan penelitian pihak berwenang, yakni Kemenhan, Angkatan Darat dan TNI," kata Prabowo dalam sesi ke-6 debat capres di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (22/6).

Pernyataan itu diungkapkan Prabowo menjawab pertanyaan Jokowi. Capres nomor urut dua itu menanyakan pendapat Prabowo soal industri pembangunan industri pertahanan dalam negeri.
Lebih lanjut Prabowo mengatakan, saat ini pasukan Indonesia berperan aktif dalam pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Kita punya pasukan di Libanon, Kongo, Afrika Tengah, kalau gak salah ada 4.000 prajurit. Ini bukan hanya buat peace keeping tapi juga peace making dan ancaman di sana sangat tinggi. Saya kira Tank Leopard akan sangat berguna untuk TNI, dan kita butuh helikopter, kapal selam. Oleh karena itu ekonomi kita harus kuat. Itulah perjuangan saya dan Pak Hatta," katanya.

Masih menurut Prabowo persoalan pandangan tentang alutsista yang cocok atau tidak untuk Indonesia diserahkan kepada para pakar yang sudah melakukan penelitian.

"Dalam sejarah perang di Vietnam, mereka pakai main battle tank buatan Rusia. Jadi ada anggapan tank 60 ton gak cocok di wilayah-wilayah Indonesia gak sepenuhnya benar. Saya sependapat dengan bapak kita harus memperkuat industri dalam negeri, dan saya sangt dukung untuk memperkuat industri dalam negeri tapi tank Leopard ini sudah keputusan TNI AD jadi harus kita manfaatkan gunakan," kata Prabowo.

7. Yakinkan Australia, Indonesia sahabat baik

Merdeka.com - Hubungan Indonesia dan Australia kerap kali naik turun. Capres Joko Widodo mempertanyakan apa yang salah dengan hubungan Indonesia dengan Australia selama ini.

Mendapat pertanyaan itu, capres Prabowo Subianto menilai, masalah yang muncul selama ini tidak terletak dari Indonesia melainkan dari Australia.

"Saya kira secara jujur saya merasa masalahnya tidak terletak di Indonesia, mungkin Australia ada semacam kecurigaan atau phobia terhadap kita. Kita negara jumlah penduduk besar sekali, dianggap kita seringkali emosional, beberapa kali pernah melakukan tindakan-tindakan militer, bagi mereka mungkin menganggap kita sebagai ancaman," kata Prabowo dalam debat capres di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/6).

Prabowo menegaskan, selama ini sikap Indonesia terhadap Australia selalu ingin bersahabat baik. "Kalau menurut saya untuk meyakinkan kawan-kawan kita, we want to be good neighbors, kita ingin hidup damai, kita bukan ancaman, kita harus yakinkan mereka. Tapi kita harus tegas dalam mempertahankan kepentingan inti nasional kita," imbuh Prabowo.

8. Perbaiki sistem pengiriman TKI ke luar negeri

Merdeka.com - Capres nomor urut satu Prabowo Subianto, dalam debat capres ke-3 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) kali ini menyatakan sepakat dengan penjelasan capres nomor urut dua Jokowi. Prabowo sepakat soal perbaikan sistem pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

"Dalam hal ini, saya sepakat dengan Pak Jokowi. Dan saya katakan itu (sepakat) kalau memang idenya bagus. Jadi kita harus menyeleksi, kita harus mendidik, kita harus mensertifikasi," kata Prabowo usai menjelaskan masalah TKI banyak karena faktor kemiskinan.

Mantan Danjen Kopassus itu menjelaskan, sistem itu harus diperbaiki karena masalah yang dihadapi adalah banyak TKI yang diselundupkan. "Ini adalah ilegal human trafficking, ini bukan TKI yang disiapkan," ujarnya.

"Jadi ini kewajiban pemerintah, ini harus disiapkan dengan sistem yang baik. Sehingga di luar penghasilan mereka menjadi baik, tidak hanya jadi pembantu rumah tangga. Ini membutuhkan uang, tapi uang ada kalau ekonomi baik."

Sumber :

Selasa, 24 Juni 2014

Mengapa Islam Sunni Mengalami Kemunduran Sedangkan Islam Syiah Tetap Eksis?


Mau tahu kenapa ?


  1. Mazhab Sunni dirumuskan ketika umat dalam bingkai taat kepada penguasa Dinasti sehingga ajarannya tidak lepas dari persoalan historis politik masa lalu.
   Masa pemerintahan al-Mutawakkil, muktazilah dibatalkan sebagai aliran negara dan ‘Asy’ariyah kembali muncul. Tidak tolerannya Asy’ariyah terhadap Muktazilah yang rasional tersebut mengakibatkan menyempitnya horizon intelektual

Keberadaan hukum di tengah-tengah masyarakat menjadi kacau, disebabkan begitu beragam dan multi-perspektifnya hukum di tengah-tengah masyarakat. Hukum yang berkembang pada masa ini, umumnya adalah hukum yang dikondisikan dan disesuaikan dengan selera para penguasa. Di samping itu, kehidupan kenegaraan mulai menyimpang dari tradisi yang murni – dalam hal ini berpegang kepada al-Qur’an dan Hadits.

Hal ini terlihat dalam praktek yang dilakukan oleh para penguasa Dinasti Ummayah yang tidak berusaha untuk melindungi kemurnian dan kesinambungan praktek ritual ataupun pemikiran Islam yang ideal. Dari sini terlihat bahwa system pembinaan hukum menjadi wilayah pribadi, khususnya untuk para konsultan hukum (baca: Mufti).

Implikasinya terbesarnya adalah kekacauan hukum kemudian sulit untuk dikendalikan. ‘Penjara teks’ masa lalu tak mampu dijebol ulama ulama sunni konservatif, akibatnya muncullah ulama Sunni liberal sekuler yang bertolak belakang.

2. Pemimpin nasional kurang  punya komitmen kepada perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam

Perkembangan ilmu pengetahuan di kalangan Dunia Sunni-lah yang menyebabkan kebangkitan dan kemajuan Eropa setelah Barat lama dilanda abad kegelapan. Dan dewasa ini Indonesia adalah negeri Muslim terbesar di dunia, namun disebut oleh negara-negara Barat sebagai the sleeping giant (raksasa tidur) karena krisis peradaban.Apakah Indonesia memiliki pemimpin dan elite nasional yang bervisi cinta ilmu pengetahuan dan peradaban? Adakah politisi dan elite nasional yang bervisi demikian? Ternyata tidak. Dengan menyesal harus kita katakan demikian. Buktinya, parpol dan para penguasa hanya mengejar kekuasaan belaka. Sementara para elite serta pemimpin nasional kurang  punya komitmen kepada perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam.

3.   Dalam upaya membangun peradaban maka sunni tidak membangun kurikulum pendidikan yang meliputi seluruh level eksistensi mulai dari yang fisik, matematik dan metafisik.

Dengan tiga disiplin yang dirangkai itu maka mereka akan memiliki pandangan yang holistik. Tidak seperti sekarang fisika, matematika, biologi berjalan sendiri-sendiri atau tidak saling berkaitan.

4.    Kemerosotan Akhlak

Perkembangan terakhir ummat Islam di Indonesia tergambar dengan jelas betapa merosotnya akhlaknya sebagian ummat Islam. Dekadensi moral terjadi terutama dikalangan remaja. Sementara pembendungannya masih berlarut-larut dan dengan konsep yang tidak jelas.

Rusaknya moral ummat tidak terlepas dari upaya jahat dari pihak luar ummat yang dengan sengaja menebarkan berbagai penyakit moral dan konsepsi agar ummat 'loyo' dan berikutnya tumbang. Sehingga yg tadinya mayoritas menjadi minoritas dalam kualitas. Keadaan semakin buruk ketika pihak aparat terlibat dan melemahnya peran ulama` dan tokoh masyarakat. Padahal nilai suatu bangsa sangat tergantung dari kualitas akhlak-nya seperti dikemukakan penyair Mesir Syauki Bik “Suatu bangsa sangat ditentukan kualita akhlak-nya jika akhlak sudah rusak hancurlah bangsa tersebut.”
Hampir semua sektor kehidupan ummat mengalami krisis akhlak. Para mengalami pertikaian internal dan merebutkan vested interest dan jarang terkooptasi oleh kekuasaan yg dzalim. Para ulama`nya mengalami kemerosotan moral sehingga tidak lagi berjuang untuk kepentingan ummat tetapi hanya kepentingan sesaat; mendukung status quo. Para pengusahanya melarikan diri dari tanggung jawab zakat infaq dan sedekah sehingga kedermawanan menjadi macet dan tidak jarang berinteraksi dengan sistem ribawi serta tidak mempedulikan lagi cara kerja yang haram atau halal. Para siswa dan mahasiswa terlibat banyak kasus pertikaian narkoba dan kenakalan remaja lainnya.

Kaum wanita muslimah terseret jauh kepada peradaban Barat dengan slogan kebebasan dan emansipasi yang berakibat kepada rusaknya moral mereka maka tak jarang mereka menjadi sasaran manusia ber’hidung belang’ dan tak jarang dijadikan komoditi murahan . Dan berbagai macam lapisan masyarakat muslim termasuk persoalan kaum miskin yang kurang sabar sehingga menjadi obyek garapan pihak lain termasuk seperti bentuk nyatanya pemurtadan semisal kristenisasi.

5.  Sunni menganggap ulama masa lalu tidak mungkin berbuat salah Sehingga Sunni tidak punya otoritas keagamaan yang mampu memperbaiki kesalahan ulama masa lalu.

Diangkatlah Bukhari Muslim sebagai orang yang mustahil salah dalam merawi hadis, diangkat lah Asy’ari sebagai pedoman tauhid yang di klaim sama saja dengan tauhid Nabi, dipuja lah Syafi'i sebagai tokoh fikih tiada banding dan Ghazali sebagai manusia setengah dewa !
·        
  •      Syi’ah dituduh ghuluw, sedangkan mereka sendiri mensakralkan kitab kuning dan ulama-ulama nya…
  • ·        Syi’ah mampu memperbaiki kesalahan ulama masa lalu.

Jika kita perhatikan lebih dalam, ada perubahan-perubahan dalam mazhab syiah. Ada beda antara ajaran syiah yang dulu dan yang sekarang. Dalam Syi’ah, ijtihad yang diambil adalah ijtihad yang terbaru dari fukaha atau marja’i taqlid yang masih hidup, bukan dari fukaha atau marja’i taklid yang sudah wafat. Syi’ah mengkritisi banyak kesalahan Al-Kafi karya al-Kulayni, karena itu bukan kitab suci yang tidak bisa salah
·       
  •           Dalam Syi’ah pintu ijtihad selalu terbuka.
Pintu ijtihad selalu terbuka untuk memperbaiki kesalahan ulama masa lampau. Hadis hadis dha’if  zaman kuno (yang sudah tidak berlaku) yang digunakan http://hakekat.com/, atau sekedar pendapat pendapat pribadi segelintir ulama Syi’ah  (yang hilang setelah mereka meninggal ) tidaklah  dapat digunakan untuk menghantam Syi’ah modern !

Jangan lupa dalam Syi’ah ada Ushuliy yang menghantam Syi’ah Akhbariy, ini bentuk tajdid dan reformasi Syi’ah. Janganlah kesalahan ulama zaman kuno (mutaqaddimin) ditimpakan kepada ulama  mutaakhirin !
Saat ini Marja’ Taqlid Syi’ah adalah Ayatullah Ali Khamenei, jadi buat apa kesalahan Imam Khomeini (jika ada) di anggap sebagai kesalahan Syi’ah dimasa  kini...

  • Syi’ah mustahil hancur ditelan sejarah karena Syi’ah ikut 12 imam

Diriwayatkan daripada Jabir bin Samurah RA katanya, Rasulullah SAW bersabda:

Setelah peninggalanku nanti akan ada dua belas orang Amir (Khalifah).” Jabir berkata,“Kemudian baginda bercakap sesuatu yang tidak kufahami, lalu aku bertanya kepada bapaku, lalu dia berkata, “Mereka semuanya dari golongan Quraisy.”(Abu Daud)

  • Kemuliaan Rasulullah SAW
Pada diri Rasulullah SAW  itu dikumpulkan  segala kemuliaan kaum Quraisy pada dirinya sehingga jadilah Baginda SAW itu sebagai semulia-mulia peribadi di kalangan bangsa Arab dan di kalangan bangsa Quraisy, juga semulia-mulia keturunan dari Bani Hasyim dan semulia-mulia keturunan dari Bani Abdul Muttalib.
http://aslibumiayu.files.wordpress.com/2012/05/sepak-terjang-syiah-di-indonesia.jpgBaginda SAW juga adalah pengumpul segala kemuliaan para nabi dan rasul sejak dulu-dulu lagi pada dirinya, mulai dari Nabi Adam AS hinggalah kepada Nabi Ibrahim AS, sehingga jadilah Baginda SAW itu semulia-mulia rasul di kalangan sekalian nabi dan rasul yang telah pernah diturunkan oleh Allah ke atas dunia ini.

Sejak revolusi Islam, trend-nya berbalik. Apalagi embargo yang diterapkan Amerika dan sekutunya pada Iran membuat Iran mau tak mau harus berdiri dengan kaki sendiri. Ini justru membuat prestasi Iran melonjak.

Menurut Science Metrix Report – sebuah lembaga di Inggris, pertumbuhan sains dan teknologi Iran, diukur dari jumlah publikasi ilmiah internasional dan paten teknologi, naik 1000 persen antara 1995-2004. Tahun 2008, Iran sudah menghasilkan 1.08 persen dari total output sains dunia. Iran memiliki 500 saintis per sejuta orang, yang bekerja dalam riset dan pengembangan (bandingkan dengan Indonesia yang kurang dari 50 saintis per sejuta orang). Iran adalah negara ke-9 di dunia yang berhasil membuat roket dan satelit serta meluncurkannya sendiri ke orbit. Negara sebelumnya adalah AS, Russia, Perancis, India, Israel, Cina, Jepang dan Konsorsium Eropa (ESA).

Sumber :