A. Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah VIII (Jateng 8)
Meliputi Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas
Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat (PD) diprediksi akan 'kethetheran'
mempertahankan kursi DPR-RI di Dapil VIII Jawa Tengah (Banyumas-Cilacap) pada
Pemilu 2014 ini. Satu-satunya kursi PKS terancam berpindah tangan ke Partai
Persatuan Pembangunan (PPP), dan salah satu dari dua kursi Partai Demokrat
terancam diambil alih oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dari 8 (delapan)
kursi yang ada di Dapil VIII kemungkinan 2 kursi akan menjadi milik PDIP, 1
kursi untuk Golkar, 1 kursi untuk PAN, 1 kursi untuk Gerindra, dan 1 kursi
untuk Demokrat. Sisa 2 kursi lainnya akan menjadi rebutan partai-partai
menengah ke bawah seperti PKB, PPP, dan PKS sendiri, sedangkan Nasdem, Hanura,
PBB dan PKPI harus puas menjadi penonton saja. Benarkah demikian?.
Catatan:
Catatan:
***Silakan klik> nama caleg atau nama
partainya di bawah ini untuk melihat profile-nya (account-nya)***
Sebagai partai pendatang baru, partai pimpinan Surya
Paloh ini sangat sulit untuk bisa mendapatkan jatah kursi di dapil ini.
Meskipun menempatkan 8 caleg, namun nama-nama berikut ini masih sangat asing di
telinga kebanyakan masyarakat awam calon pemilih pada pemilu legislative 2014
nanti. Berikut daftar nama caleg Partai Nasdem;
2)
Rumiyati,
4)
Giyo
AS, SE., MM,
8)
Faradillah,
SE.
Caleg Partai
Nasdem juga “miskin” alat peraga kampanye (APK), hanya ada beberapa APK milik
Arief Suratman yang sempat mejeng di beberapa titik sebelum akhirnya dibongkar
paksa oleh anggota panwas.
Pada Pemilu
2004 partai ini berhasil menempatkan salah satu kadernya yakni Prof. Drs. H.
Cecep Syarifuddin duduk di Senayan, namun pada Pemilu 2009 PKB harus rela
kehilangan kursinya karena sebagian konstituen memilih hijrah ke Partai
Demokrat yang mengusung salah satu kader NU putra daerah, Khatibul Umam Wiranu
yang kemudian berhasil duduk di Senayan pada periode 2009-2014. Di Pemilu 2014
ini, PKB mencoba untuk bangkit dengan memanfaatkan kemerosotan elektabilitas
Partai Demokrat dan PKS. 8 caleg diterjunkan disini untuk meraih simpati warga
nahdliyyin,yaitu:
1)
Ahmad
Iman,
5)
Khabib
Mahfud,
6)
Yualifus
Salmah,
7)
Dwi
Yanti,
Empat orang
caleg bergerak dengan dinamis, meskipun kurang dikenal di lingkungan PKB, yaitu:
Ahmad Iman; memasang banyak APK secara merata hampir di semua
titik-titik strategis di Banyumas dan Cilacap.
Siti
Mukaromah; pengurus
PPKB pusat asli Banyumas cukup dikenal di lingkungan PKB khususnya Banyumas,
APK-nya sangat merata di Banyumas-Cilacap hingga ke pelosok-pelosok pedesaan
terpencil sekalipun.
Moh Taufik
Hidayatulloh; seorang
kompasianer yang namanya cukup dikenal di lingkungan Cilacap dan sekitarnya,
mantan Ketua KPUD Cilacap, Pengurus LP Ma’arif NU Cilacap dan Ketua FKUB
Cilacap ini juga bergerak dari satu kampung ke kampung yang lain untuk
mengkampanyekan diri.
Khabib
Mahfud; mantan anggota DPRD Kabupaten
Banyumas dari FKB juga bergerak secara dinamis melalui jejaring pesantren,
karena kebetulan yang bersangkutan merupakan salah satu pengasuh pondok
pesantren di daerah Rawalo Banyumas.
Selebihnya
nama-nama asing yang kurang dikenal bahkan di lingkungan PKB dan NU sekalipun.
Jika PKB beruntung, satu orang kader bisa duduk di Senayan pada 2014 nanti.
Peluangnya secara berurutan dimiliki oleh Siti Mukaromah, disusul Khabib
Mahfud, Moh Taufik Hidayatulloh dan Ahmad Iman.
PKS
berkesempatan menempatkan salah satu kader terbaiknya duduk di Senayan pada
Pemilu 2009, yaitu Tossy
Aryanto, SE., MM.Agr. Keberhasilan PKS mengantar Tossy Aryanto duduk
di Senayan tidak lepas dari Pilkada Kabupaten Banyumas tahun 2008 di mana koalisi
PPP-PKS mengusung pasangan Bambang Priono-Tossy Aryanto. Meskipun gagal, hasil
pilkada yang menempatkan pasangan ini pada urutan kedua, menjadikan pencalegan
Tossy Aryanto pada Pemilu 2009 berjalan mulus, dan PKS berhasil mengantarkan
kadernya ini duduk di Senayan. Namun 5 (lima) tahun menjabat sebagai anggota
DPRRI dari FPKS, nama Tosyy semakin tenggelam; tujuh caleg diterjunkan untuk
mempertahankan kursi yang masih ada, yaitu:
2) Ir. Novi Andriyani,
3) Tri Winarti, S.Sos,
4) Etty Rosita,
5) Tossy Aryanto, SE., MM.Agr (incumbent),
6) Rumanti Agustina, S.Si,
7) H. Akhmad Saekhu, S.Pt., MM.
Nama Arif
Awaludin dan Tossy Aryanto cukup dikenal di Banyumas-Cilacap.
Selebihnya adalah nama-nama internal yang belum dikenal secara luas di public
Banyumas-Cilacap. Namun demikian, hingga tulisan ini ditulis APK caleg PKS di
atas sangat minim, bahkan nyaris tidak ada. Para kader baru memasang sejumlah
bendera partai saja di beberapa titik strategis di sepanjang wilayah
Banyumas-Cilacap.
Kasus yang
membelit para kader PKS di tingkat pusat sepertinya akan membawa akibat yang
kurang menguntungkan di daerah. Tak hanya caleg pusat, caleg provinsi dan
kabupaten juga tidak banyak yang memasang APK, tidak seperti caleg-caleg dari
partai lainnya. Apa mungkin patuh dengan panwas, dilarang memasang APK sebelum
masa kampanye? Yang jelas untuk mempertahankan satu kursi PKS di sini
peluangnya masih fifty-fifty, bahkan terancam hilang dan kalapun ada kesempatan
yang paling berpeluang adalah Arif Awaludin disusul Tossy Aryanto.
Pada Pemilu
2004 PDIP berhasil menempatkan 3 orang kadernya duduk di Senayan, Drs. Agus
Condro Prayitno, Nadrah Izahari, SH dan Ir. Hendarso Hadiparmono, MBA. Pemilu
2009 PDIP harus rela kehilangan 1 kursinya, hanya tinggal 2 orang kader yang
berhasil duduk di Senayan, Budiman Sudjatmiko dan Adisatrya Suryo Sulisto. Meskipun secara
nasional elektabilitas PDIP terus meningkat, namun khusus di Dapil VIII Jawa
Tengah, Banyumas-Cilacap peluang PDIP untuk mengulang suksesnya di tahun 2004
dengan menempatkan 3 kader di Senayan bukan pekerjaan yang mudah, peluang
riilnya adalah mempertahankan 2 kursi yang diperoleh pada Pemilu 2009. 8 caleg
diturunkan di sini, yaitu:
1)
Adisatrya Suryo Sulisto (incumbent),
3)
Ida Resmi Nurani,
4)
Budiman Sudjatmiko, M.Sc., M.Phil (incumbent),
7)
Arie Tjahjanto,
8)
Iis Aisah, M.Si.
Dari segi
sosialisasi dan ketersediaan APK, Adistrya Suryo Susilo dan Budiman
Sujatmiko sebagai incumbent yang namanya sudah cukup dikenal, baik di
internl PDIP maupun di lingkungan Banyumas-Cilacap dan sekitarnya lebih unggul
dibanding yang lain, disusul Wityasworo Sih Handayani yang APK-nya juga
cukup merata. Sisanya hanya nama-nama asing yang hanya dikenal di internal PDIP
saja.
Salah satu
factor kesulitan PDIP untuk mengulang sukses 2004 karena salah seorang kader
PDIP Cilacap yang juga putri (mantan) Ketua DPC PDIP Cilacap, Novita Wijayanto
yang semula diharapkan bisa menjadi salah satu pendulang suara “loncat pagar”
mencalonkan diri sebagai caleg DPRRI dari Partai Gerindra, dan buntutnya Sang ayah,
Fran Lukman yang Ketua DPC PDIP Cilacap dipecat dari jabatannya oleh
DPP.
Dengan modal
sebagai anggota DPRD Jawa Tengah, Ketua DPD KNPI Jawa Tengah dan “mantan” Calon
Bupati Cilacap dari PDIP yang gagal menjadi jawara, Novita optimis bisa
memboyong sebagian simpatisannya ke gerbong Gerindra, sehingga PDIP harus
bekerja keras untuk bisa mempertahankan 2 kursi di Senayan, dan yang paling
berpeluang adalah para incumbent, Adistrya Suryo Susilo dan Budiman Sujatmiko,
disusul Wityasmoro Sih Handayanto dan Swastika Noorsabri. Meskipun pencapresan
Jokowi berpengaruh positif, namun PDIP peluang PDIP untuk menempatkan 3
kadernya di Senayan tetap terasa berat.
Partai ini
jelas ingin mengulang sukses Pemilu 2004 yang berhasil menempatkan 2 kadernnya
duduk di Senayan, H. Dito Ganinduto, MBA dan H. Slamet Effendy Yusuf, Msi.
Namun demikian hal ini tentu tidak mudah, karena kenyataannya pada Pemilu 2009
Golkar hanya bisa menempatkan satu kadernya saja, H.
Dito Ganinduto, MBA; delapan caleg diterjunkan di sini untuk meraih simpati
pemilih, adalah:
6)
Hj.
Purwati, MBA,
Tiga orang
caleg gencar melakukan sosialisasi baik dengan cara menyambangi konstituen
maupun memasang sejumlah APK, Dito Ganundito, Taufan Eko Nughroho Rotorasiko
dan Siti Aniroh. Yang paling intensif dan menang APK Taufan Eko Nughroho yang
juga Ketua DPP KNPI, selain pemasangan APK, menyambangi warga juga memanfaatkan
jarinan KNPI di daerah. Peluang satu kursi Golkar di Senayan fifty-fifty antara
Dito Ganundito dan Taufan rotorasiko, disusul Siti Aniroh. Selebihnya adalah
nama-nama yang masih asing di telingan calon pemilih dan hanya dikenal di
internal Golkar saja.
Beruntung
pada Pemilu 2009 lalu, partai ini berhasil menempatkan salah satu kadernya
duduk di Senayan, Sadar Subagyo dan Pemilu 2014 kali ini tampaknya
partai pimpinan Prabowo Subijanto ini juga beperluang mempertahankan kursi yang
telah diperolehnya, bahkan ada kecenderungan mengalami peningkatan perolehan
suara sekalipun masih terlalu berat untuk mendapatkan 2 kursi. Delapan caleg
diterjunkan untuk meraih simpati sebanyak-banyaknya, mereka adalah:
5)
Waskita
Rini,
Dua orang
caleg bersaing ketat, Novita Wijayanti dan Sadar Subagyo. Novita adalah anggota
DPRD Propinsi Jawa Tengah dari PDIP yang berpindah ke Partai Gerindra. Novita
pernah mencalonkan diri sebagai Bupati Cilacap dari PDIP pada pilkada yang
lalu, namun kalah tipis oleh Tatto S Pamuji, calon bupati yang diusung Partai
Golkar. Mantan pemilihnya di Pilkada diharapkan bisa menjadi penyokong pada
pemilu legislative tahun ini.
Selain
mengandalkan konstituen Gerindra yang pada pemilu sebelumnya telah mengantarkan
Sadar Subagyo duduk di Senayan, Novita juga mengandalkan konstiuen PDIP yang masih
setia kepadanya. Di Gerindra Novita juga berhasil mendapatkan nomor urut 1,
menggeser kader lama yang tengah duduk di Senayan, Sadar Subagyo.
APK keduanya
sangat merata baik di Banyumas maupun di Cilacap. Keduanya tampak saling silih
berganti memasang APK. Hari ini Novita memasang APK, besok dibersihkan oleh
panwas, besoknya gentian Sadar Subagyo yang memasang, demikian seterusnya.
Selain Novita dan Sadar, hampir-hampir tak ada caleg Gerindra di dapil ini yang
memasang APK. Keduanya juga rajin turun ke bawah untuk bertemu langsung dengan
para calon pemilihnya. Meskipun secara nasional elektabilitas Partai Gerindra
naik, namun untuk mendapatkan 2 kursi terasa berat, terlebih setelah Jokowi
secara resmi dicapreskan oleh PDIP. Tinggal siapa yang beruntung, Novita atau
Sadar?
7.
Partai Demokrat (PD)
Pada Pemilu
2004 Partai Demokrat berhasil mengantar seorang kadernya Suryo Supeno duduk di
Senayan, tahun 2009 berhasil mengantar 2 kadernya sekaligus, Fardan Fauzan, dan Khatibul Umam Wiranu. Pemilu kali ini Partai
SBY ini juga bertekad kembali meraih minimal 2 kursi dengan menempatkan 8 caleg
untuk merebut simpati calon pemilih. Mereka adalah:
1)
Fardan Fauzan, SE., M.Sc (incumbent),
6)
Effa Fauziah,
7)
Okto Wiryawan Subagyo, S.Sos, dan;
Berbagai
kasus korupsi yang melibatkan banyak kader PD dan pecahnya partai berlambang
bintang mercy ini sangat mempengaruhi kecenderungan pemilih pada Pemilu 2014, terlebih
berbagai survey menyebutkan bahwa elektabilitas PD turun hingga angka di bawah
10%. Melihat persebarannya, hanya Fardan Fauzan dan Khatibul Umam
Wiranu yang APK-nya merata, sekaligus sekali waktu berkenan menyambangai
konstituen di daerah, disusul Widodo dan Okto Wiryawan. Peluang
untuk mempertahankan 2 kursi di Senayan dari dapil ini semakin berat.
Namun, Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo
Bambang Yudhoyono mengklaim elektabilitas partai yang dipimpinnya terus naik.
Menurutnya, peningkatan tingkat keterpilihan itu ditunjukkan oleh lembaga
survei yang kredibel yang bekerja selama 10 hari.
"Tiga hari yang lalu dari lembaga survei
yang kredibel. Dari hampir seluruh daerah pemilihan, angkanya membawa
kebahagian bagi Partai Demokrat," kata SBY saat berbicara di debat
kenegaraan konvensi calon presiden Partai Demokrat yang ketujuh digelar di Puri
Begawan, Bogor, Jawa Barat, Minggu (2/3).
Meski tak menyebut secara rinci survei yang
dimaksud, namun SBY menyatakan bahwa Demokrat saat ini berada di urutan
ketiga. "Urutan pertama dan kedua adalah partai lain," ucapnya.
SBY menjelaskan walaupun berada diperingkat
ketiga, jarak elektabilitas Demokrat dengan yang berada di urutan pertama tidak
jauh beda. Untuk urutan pertama sebanyak enam persen sedangkan yang kedua hanya
lima persen.
"Jaraknya tidak menyeramkan. Survei yang
jaranknya dengan nomor satu itu enam persen, nomor dua hanya lima persen.
Artinya apa, jika kita pandai melakukan sesuatu cerdas, insyaallah Allah
menolong kita dan bisa meningkat lagi sebelum Pemilu," katanya. (awa/jpnn)
Dan yang
paling berpeluang adalah Khatibul Umam Wiranu, disusul Fardan Fauzan, Widodo
Dwi Prastowo dan Okto Wiryawan. Selebihnya hanya meramaikan Pemilu 2014 saja.
Pada Pemilu
2004 partai ini berhasil mengantakan putra salah seorang pendiri PAN, Amin
Rais, Ahmad Mumtaz Rais duduk di Senayan. Namun 5 tahun
menjabat namanya hamper tidak terdengar. Tahun ini yang bersangkutan tidak lagi
mencalonkan diri. 8 caleg wajah “baru” siap merebut simpati pemilih untuk
mempertahankan 1 kursi di Senayan. Mereka adalah:
1
Dari segi
APK, ada 2 caleg yang aktif memasang di sejumlah titik strategis secara merata,
Nurhadi Musawwir dan Muhammad Hanafi. Sementara yang paling aktif
turun menemui konstituen adalah Muhammad Hanafi yang masih aktif menjabat
sebagai anggota DPRD Kabupaten Cilacap dari FPAN. Kemungkinan PAN dapat
mempertahankan 1 kursi di Senayan, dan yang paling berpeluang adalah Muhammad
Hanafi, disusul Nurhadi Musawwir dan Ammy Amalia. Selebihnya
hanya meramaikan pemilu saja.
Sejak era
reformasi bergulir, PPP belum pernah menempatkan satu kadernya di Senayan dari
dapil ini. Pemilu 2014 kali ini, PPP akan mencoba dan berusaha keras untuk
menempatkan salah satu kader terbaiknya di Senayan dengan memanfaatkan
kemerosotan elektabilitas Partai Demokrat dan PKS. 8calg siap berjuang bersama
untuk mendulang sebanyak-banyak suara, mereka adalah:
5)
Hartono, S.Sos,
Sa PPP
memiliki peluang dengan kisaran angka 2/3 untuk bisa mendapatkan 1 kursi di
Senayan. Kemungkinan sisa 2 kursi dari partai papan atas dan partai tengah akan
diperebutkan oleh PKB, PKS dan PPP. Dari 8 caleg hanya ada 2 orang caleg yang
paling aktif melakukan sosialisasi, penggalanan massa dan turun langsung
menemui calon pemilih, yaitu Moh. Alaudin Sobarna dan Yahya Karomi.
Alaudin merupakan anggota DPRD Kabupaten Banyumas dari PPP periode
2009-2014.
Dia juga
menjabat sebagai Sekretaris Pemennagan Pemilu PPP Kabupaten setempat dan
memiliki jaringan yang kuat di lingkungan pesantren, karena kebetulan yang
bersangkutan adalah sepupu KH. Zuhrul Anam, pengsuh PP. Attaujieh Leler
Banyumas yang sekaligus Ketua DPC PPP Banyumas. Sementara Yahya Karomi adalah
aktivis NU Kabupaten Cilacap yang juga Ketua Koperasi Jamu Tradisional Cilacap.
Bila beruntung 1 kursi bisa diraih PPP pemilu kali ini, dan peluang itu menjadi
milik Moh. Alaudin Sobarna ataupun Yahya Karomi. Caleg selebihnya cukup menjadi
penggembira pada Pemilu 2014 kali ini.
10.
Partai Hati Nurani
Rakyat (Hanura)
Partai
Hanura belum pernah menempatkan kadernya duduk di Senayan melalui dapil ini.
Delapan caleg diterjunkan untuk berebut suara yakni:
Hampir tak
ada satupun APK dari salah satu caleg terpasang hingga permulaan hari kampanye
resmi dimulai sebagai media sosialisasi kepada calon pemilih, kian terasa berat
Hanura mendapatkan 1 saja kursi di sini.
Sama dengan
PPP dan Hanura, PBB belum pernah menempatkan kadernya duduk di Senayan melalui
dapil ini. Pada Pemilu 2014 ini seperti menjadi semakin berat bagi partai Bang
Yusril ini untuk bisa meraih 1 kursi saja. Delapan caleg diterjunkan di sini
yaitu:
1)
Prio Jatmiko,
3)
Dwi Suprapti,
4)
Muhamad Nasihin,
5)
Seindah Sumiwi,
8)
Warsito.
Serupa denan
Hanura, hingga tulisan ini dibuat belum ada APK yang bisa membantu sosialisasi
nama-nama caleg kepada calon pemilihnya.
Setali tiga
uang dengan PPP, Hanura dan PBB, partai pimpinan Sutiyoso ini belum pernah menempatkan
kadernya di Senayan, dan tahun 2014 ini sepertinya masih sangat jauh dari
keberuntungan. Delapan caleg diterjunkan untuk meraih simpati calon pemilih
yaitu:
4)
Sugito,
Namun tak
satupun caleg yang memasang APK sebagai media perkenalan kepada calon
pemilihnya, atau sudah dibredel panwas ya?
NO
|
PARTAI
|
2004
|
2009
|
2014
|
1
|
PDIP
|
3 kursi
|
2 kursi
|
2 kursi
|
2
|
DEMOKRAT
|
1 kursi
|
2 kursi
|
1 kursi
|
3
|
GOLKAR
|
2 kursi
|
1 kursi
|
1 kursi
|
4
|
PKB
|
1 kursi
|
0 kursi
|
1 kursi
|
5
|
PAN
|
1 kursi
|
1 kursi
|
1 kursi
|
6
|
GERINDRA
|
0 kursi
|
1 kursi
|
1 kursi
|
7
|
PKS
|
0 kursi
|
1 kursi
|
0 kursi
|
8
|
PPP
|
0 kursi
|
0 kursi
|
1 kursi
|
JUMLAH
|
8 kursi
|
8 kursi
|
8 kursi
|
Demikian
prediksi komposisi anggota DPR-RI dari Dapil VIII di mana saya tinggal, bagaimana
dengan prediksi komposisi anggota DPR-RI di dapil anda tinggal? (Banyumas; 16
Maret 2014)
Sumber:
2. Abdul Ghofar
Al-Amin, “Opini”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar