Selasa, 25 Maret 2014

Calon Anggota Legislatif (CALEG) Dari PAR-POL Peserta PEMILU 09 APRIL 2014 Yang Akan Menjadi Wakil Anda DI DPR RI


A.      Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah VIII (Jateng 8)
Meliputi  Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat (PD) diprediksi akan 'kethetheran' mempertahankan kursi DPR-RI di Dapil VIII Jawa Tengah (Banyumas-Cilacap) pada Pemilu 2014 ini. Satu-satunya kursi PKS terancam berpindah tangan ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan salah satu dari dua kursi Partai Demokrat terancam diambil alih oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dari 8 (delapan) kursi yang ada di Dapil VIII kemungkinan 2 kursi akan menjadi milik PDIP, 1 kursi untuk Golkar, 1 kursi untuk PAN, 1 kursi untuk Gerindra, dan 1 kursi untuk Demokrat. Sisa 2 kursi lainnya akan menjadi rebutan partai-partai menengah ke bawah seperti PKB, PPP, dan PKS sendiri, sedangkan Nasdem, Hanura, PBB dan PKPI harus puas menjadi penonton saja. Benarkah demikian?.

Catatan: 

***Silakan klik> nama caleg atau nama partainya di bawah ini untuk melihat profile-nya (account-nya)***

1.      Partai Nasdem

Sebagai partai pendatang baru, partai pimpinan Surya Paloh ini sangat sulit untuk bisa mendapatkan jatah kursi di dapil ini. Meskipun menempatkan 8 caleg, namun nama-nama berikut ini masih sangat asing di telinga kebanyakan masyarakat awam calon pemilih pada pemilu legislative 2014 nanti. Berikut daftar nama caleg Partai Nasdem;

1)      Srijanto Tjokrosudarmo,
2)      Rumiyati,
3)      Ir. Arief Suratman, MM,
4)      Giyo AS, SE., MM,
7)      Andi Azwan, BBUS., MBA,
8)      Faradillah, SE

Caleg Partai Nasdem juga “miskin” alat peraga kampanye (APK), hanya ada beberapa APK milik Arief Suratman yang sempat mejeng di beberapa titik sebelum akhirnya dibongkar paksa oleh anggota panwas. 

 
Pada Pemilu 2004 partai ini berhasil menempatkan salah satu kadernya yakni Prof. Drs. H. Cecep Syarifuddin duduk di Senayan, namun pada Pemilu 2009 PKB harus rela kehilangan kursinya karena sebagian konstituen memilih hijrah ke Partai Demokrat yang mengusung salah satu kader NU putra daerah, Khatibul Umam Wiranu yang kemudian berhasil duduk di Senayan pada periode 2009-2014. Di Pemilu 2014 ini, PKB mencoba untuk bangkit dengan memanfaatkan kemerosotan elektabilitas Partai Demokrat dan PKS. 8 caleg diterjunkan disini untuk meraih simpati warga nahdliyyin,yaitu:

1)      Ahmad Iman,
2)      Siti Mukaromah, S.Ag,
4)      Bambang Barata Aji,
5)      Khabib Mahfud,
6)      Yualifus Salmah,
7)      Dwi Yanti,

Empat orang caleg bergerak dengan dinamis, meskipun kurang dikenal di lingkungan PKB, yaitu:

Ahmad Iman; memasang banyak APK secara merata hampir di semua titik-titik strategis di Banyumas dan Cilacap. 

Siti Mukaromah; pengurus PPKB pusat asli Banyumas cukup dikenal di lingkungan PKB khususnya Banyumas, APK-nya sangat merata di Banyumas-Cilacap hingga ke pelosok-pelosok pedesaan terpencil sekalipun. 

Moh Taufik Hidayatulloh; seorang kompasianer yang namanya cukup dikenal di lingkungan Cilacap dan sekitarnya, mantan Ketua KPUD Cilacap, Pengurus LP Ma’arif NU Cilacap dan Ketua FKUB Cilacap ini juga bergerak dari satu kampung ke kampung yang lain untuk mengkampanyekan diri.

Khabib Mahfud; mantan anggota DPRD Kabupaten Banyumas dari FKB juga bergerak secara dinamis melalui jejaring pesantren, karena kebetulan yang bersangkutan merupakan salah satu pengasuh pondok pesantren di daerah Rawalo Banyumas.

Selebihnya nama-nama asing yang kurang dikenal bahkan di lingkungan PKB dan NU sekalipun. Jika PKB beruntung, satu orang kader bisa duduk di Senayan pada 2014 nanti. Peluangnya secara berurutan dimiliki oleh Siti Mukaromah, disusul Khabib Mahfud, Moh Taufik Hidayatulloh dan Ahmad Iman.


PKS berkesempatan menempatkan salah satu kader terbaiknya duduk di Senayan pada Pemilu 2009, yaitu Tossy Aryanto, SE., MM.Agr. Keberhasilan PKS mengantar Tossy Aryanto duduk di Senayan tidak lepas dari Pilkada Kabupaten Banyumas tahun 2008 di mana koalisi PPP-PKS mengusung pasangan Bambang Priono-Tossy Aryanto. Meskipun gagal, hasil pilkada yang menempatkan pasangan ini pada urutan kedua, menjadikan pencalegan Tossy Aryanto pada Pemilu 2009 berjalan mulus, dan PKS berhasil mengantarkan kadernya ini duduk di Senayan. Namun 5 (lima) tahun menjabat sebagai anggota DPRRI dari FPKS, nama Tosyy semakin tenggelam; tujuh caleg diterjunkan untuk mempertahankan kursi yang masih ada, yaitu:

     1)      Dr. Arif Awaludin, SH., MH,  
     2)      Ir. Novi Andriyani,
     3)      Tri Winarti, S.Sos,  
     4)      Etty Rosita,
     5)      Tossy Aryanto, SE., MM.Agr (incumbent),  
     6)      Rumanti Agustina, S.Si, 
     7)      H. Akhmad Saekhu, S.Pt., MM

Nama Arif Awaludin dan Tossy Aryanto cukup dikenal di Banyumas-Cilacap. Selebihnya adalah nama-nama internal yang belum dikenal secara luas di public Banyumas-Cilacap. Namun demikian, hingga tulisan ini ditulis APK caleg PKS di atas sangat minim, bahkan nyaris tidak ada. Para kader baru memasang sejumlah bendera partai saja di beberapa titik strategis di sepanjang wilayah Banyumas-Cilacap.

Kasus yang membelit para kader PKS di tingkat pusat sepertinya akan membawa akibat yang kurang menguntungkan di daerah. Tak hanya caleg pusat, caleg provinsi dan kabupaten juga tidak banyak yang memasang APK, tidak seperti caleg-caleg dari partai lainnya. Apa mungkin patuh dengan panwas, dilarang memasang APK sebelum masa kampanye? Yang jelas untuk mempertahankan satu kursi PKS di sini peluangnya masih fifty-fifty, bahkan terancam hilang dan kalapun ada kesempatan yang paling berpeluang adalah Arif Awaludin disusul Tossy Aryanto.


Pada Pemilu 2004 PDIP berhasil menempatkan 3 orang kadernya duduk di Senayan, Drs. Agus Condro Prayitno, Nadrah Izahari, SH dan Ir. Hendarso Hadiparmono, MBA. Pemilu 2009 PDIP harus rela kehilangan 1 kursinya, hanya tinggal 2 orang kader yang berhasil duduk di Senayan, Budiman Sudjatmiko dan Adisatrya Suryo Sulisto. Meskipun secara nasional elektabilitas PDIP terus meningkat, namun khusus di Dapil VIII Jawa Tengah, Banyumas-Cilacap peluang PDIP untuk mengulang suksesnya di tahun 2004 dengan menempatkan 3 kader di Senayan bukan pekerjaan yang mudah, peluang riilnya adalah mempertahankan 2 kursi yang diperoleh pada Pemilu 2009. 8 caleg diturunkan di sini, yaitu:


1)        Adisatrya Suryo Sulisto (incumbent),

2)        Ir. Wityasmoro Sih Handayani,

3)        Ida Resmi Nurani,

4)        Budiman Sudjatmiko, M.Sc., M.Phil (incumbent),

5)        Swastika Noorsabri,

6)        Dra. Nursintauli Magdalena,
7)        Arie Tjahjanto,
8)        Iis Aisah, M.Si.


Dari segi sosialisasi dan ketersediaan APK, Adistrya Suryo Susilo dan Budiman Sujatmiko sebagai incumbent yang namanya sudah cukup dikenal, baik di internl PDIP maupun di lingkungan Banyumas-Cilacap dan sekitarnya lebih unggul dibanding yang lain, disusul Wityasworo Sih Handayani yang APK-nya juga cukup merata. Sisanya hanya nama-nama asing yang hanya dikenal di internal PDIP saja.

Salah satu factor kesulitan PDIP untuk mengulang sukses 2004 karena salah seorang kader PDIP Cilacap yang juga putri (mantan) Ketua DPC PDIP Cilacap, Novita Wijayanto yang semula diharapkan bisa menjadi salah satu pendulang suara “loncat pagar” mencalonkan diri sebagai caleg DPRRI dari Partai Gerindra, dan buntutnya Sang ayah, Fran Lukman yang Ketua DPC PDIP Cilacap dipecat dari jabatannya oleh DPP.

Dengan modal sebagai anggota DPRD Jawa Tengah, Ketua DPD KNPI Jawa Tengah dan “mantan” Calon Bupati Cilacap dari PDIP yang gagal menjadi jawara, Novita optimis bisa memboyong sebagian simpatisannya ke gerbong Gerindra, sehingga PDIP harus bekerja keras untuk bisa mempertahankan 2 kursi di Senayan, dan yang paling berpeluang adalah para incumbent, Adistrya Suryo Susilo dan Budiman Sujatmiko, disusul Wityasmoro Sih Handayanto dan Swastika Noorsabri. Meskipun pencapresan Jokowi berpengaruh positif, namun PDIP peluang PDIP untuk menempatkan 3 kadernya di Senayan tetap terasa berat.

5.      Partai Golongan Karya

Partai ini jelas ingin mengulang sukses Pemilu 2004 yang berhasil menempatkan 2 kadernnya duduk di Senayan, H. Dito Ganinduto, MBA dan H. Slamet Effendy Yusuf, Msi. Namun demikian hal ini tentu tidak mudah, karena kenyataannya pada Pemilu 2009 Golkar hanya bisa menempatkan satu kadernya saja, H. Dito Ganinduto, MBA; delapan caleg diterjunkan di sini untuk meraih simpati pemilih, adalah:

1)      H. Dito Ganinduto, MBA (incumbent),
3)      Dra. Hj. Siti Aniroh,
4)      Virta Hanisah, SH., MH,
6)      Hj. Purwati, MBA,

Tiga orang caleg gencar melakukan sosialisasi baik dengan cara menyambangi konstituen maupun memasang sejumlah APK, Dito Ganundito, Taufan Eko Nughroho Rotorasiko dan Siti Aniroh. Yang paling intensif dan menang APK Taufan Eko Nughroho yang juga Ketua DPP KNPI, selain pemasangan APK, menyambangi warga juga memanfaatkan jarinan KNPI di daerah. Peluang satu kursi Golkar di Senayan fifty-fifty antara Dito Ganundito dan Taufan rotorasiko, disusul Siti Aniroh. Selebihnya adalah nama-nama yang masih asing di telingan calon pemilih dan hanya dikenal di internal Golkar saja.


Beruntung pada Pemilu 2009 lalu, partai ini berhasil menempatkan salah satu kadernya duduk di Senayan, Sadar Subagyo dan Pemilu 2014 kali ini tampaknya partai pimpinan Prabowo Subijanto ini juga beperluang mempertahankan kursi yang telah diperolehnya, bahkan ada kecenderungan mengalami peningkatan perolehan suara sekalipun masih terlalu berat untuk mendapatkan 2 kursi. Delapan caleg diterjunkan untuk meraih simpati sebanyak-banyaknya, mereka adalah:

2)      Ir. Sadar Subagyo (incumbent),
3)      Suwarjo Hw, S.Pd., MM,
4)      Abdul Hakam Nagib,
5)      Waskita Rini,
7)      Airlangga Nagara Satya,
8)      H. Arniati HM Thoib.

Dua orang caleg bersaing ketat, Novita Wijayanti dan Sadar Subagyo. Novita adalah anggota DPRD Propinsi Jawa Tengah dari PDIP yang berpindah ke Partai Gerindra. Novita pernah mencalonkan diri sebagai Bupati Cilacap dari PDIP pada pilkada yang lalu, namun kalah tipis oleh Tatto S Pamuji, calon bupati yang diusung Partai Golkar. Mantan pemilihnya di Pilkada diharapkan bisa menjadi penyokong pada pemilu legislative tahun ini.

Selain mengandalkan konstituen Gerindra yang pada pemilu sebelumnya telah mengantarkan Sadar Subagyo duduk di Senayan, Novita juga mengandalkan konstiuen PDIP yang masih setia kepadanya. Di Gerindra Novita juga berhasil mendapatkan nomor urut 1, menggeser kader lama yang tengah duduk di Senayan, Sadar Subagyo.

APK keduanya sangat merata baik di Banyumas maupun di Cilacap. Keduanya tampak saling silih berganti memasang APK. Hari ini Novita memasang APK, besok dibersihkan oleh panwas, besoknya gentian Sadar Subagyo yang memasang, demikian seterusnya. Selain Novita dan Sadar, hampir-hampir tak ada caleg Gerindra di dapil ini yang memasang APK. Keduanya juga rajin turun ke bawah untuk bertemu langsung dengan para calon pemilihnya. Meskipun secara nasional elektabilitas Partai Gerindra naik, namun untuk mendapatkan 2 kursi terasa berat, terlebih setelah Jokowi secara resmi dicapreskan oleh PDIP. Tinggal siapa yang beruntung, Novita atau Sadar?

7.      Partai Demokrat (PD)

Pada Pemilu 2004 Partai Demokrat berhasil mengantar seorang kadernya Suryo Supeno duduk di Senayan, tahun 2009 berhasil mengantar 2 kadernya sekaligus, Fardan Fauzan, dan Khatibul Umam Wiranu. Pemilu kali ini Partai SBY ini juga bertekad kembali meraih minimal 2 kursi dengan menempatkan 8 caleg untuk merebut simpati calon pemilih. Mereka adalah:

1)        Fardan Fauzan, SE., M.Sc (incumbent),
2)        Khatibul Umam Wiranu, MH (incumbent),
3)        Legi Setiawati, SH,
4)        Drs. Bambang Hartono, SH., MH,
5)        Widodo Dwi Prastowo,
6)        Effa Fauziah,
7)        Okto Wiryawan Subagyo, S.Sos, dan;
8)        Selvi Widya Sari, S.Kom.

Berbagai kasus korupsi yang melibatkan banyak kader PD dan pecahnya partai berlambang bintang mercy ini sangat mempengaruhi kecenderungan pemilih pada Pemilu 2014, terlebih berbagai survey menyebutkan bahwa elektabilitas PD turun hingga angka di bawah 10%. Melihat persebarannya, hanya Fardan Fauzan dan Khatibul Umam Wiranu yang APK-nya merata, sekaligus sekali waktu berkenan menyambangai konstituen di daerah, disusul Widodo dan Okto Wiryawan. Peluang untuk mempertahankan 2 kursi di Senayan dari dapil ini semakin berat.

Namun, Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono mengklaim elektabilitas partai yang dipimpinnya terus naik. Menurutnya, peningkatan tingkat keterpilihan itu ditunjukkan oleh lembaga survei yang kredibel yang bekerja selama 10 hari.

"Tiga hari yang lalu dari lembaga survei yang kredibel. Dari hampir seluruh daerah pemilihan, angkanya membawa kebahagian bagi Partai Demokrat," kata SBY saat berbicara di debat kenegaraan konvensi calon presiden Partai Demokrat yang ketujuh digelar di Puri Begawan, Bogor, Jawa Barat, Minggu (2/3).

Meski tak menyebut secara rinci survei yang dimaksud, namun SBY menyatakan bahwa Demokrat saat ini berada di urutan ketiga.  "Urutan pertama dan kedua adalah partai lain," ucapnya.
SBY menjelaskan walaupun berada diperingkat ketiga, jarak elektabilitas Demokrat dengan yang berada di urutan pertama tidak jauh beda. Untuk urutan pertama sebanyak enam persen sedangkan yang kedua hanya lima persen.

"Jaraknya tidak menyeramkan. Survei yang jaranknya dengan nomor satu itu enam persen, nomor dua hanya lima persen. Artinya apa, jika kita pandai melakukan sesuatu cerdas, insyaallah Allah menolong kita dan bisa meningkat lagi sebelum Pemilu," katanya. (awa/jpnn)
Dan yang paling berpeluang adalah Khatibul Umam Wiranu, disusul Fardan Fauzan, Widodo Dwi Prastowo dan Okto Wiryawan. Selebihnya hanya meramaikan Pemilu 2014 saja.


Pada Pemilu 2004 partai ini berhasil mengantakan putra salah seorang pendiri PAN, Amin Rais, Ahmad Mumtaz Rais duduk di Senayan. Namun 5 tahun menjabat namanya hamper tidak terdengar. Tahun ini yang bersangkutan tidak lagi mencalonkan diri. 8 caleg wajah “baru” siap merebut simpati pemilih untuk mempertahankan 1 kursi di Senayan. Mereka adalah: 


3)        Dr. H. Heru Dwiyantoro, SH,
4)        H. Muhammad Hanafi, S.Sos,
5)        Arofiq, SE., S.Sos,
6)        Suci Widianingrum, ST., MT,
7)        Rizkia Prima Yulia, S.Pd, 
1
Dari segi APK, ada 2 caleg yang aktif memasang di sejumlah titik strategis secara merata, Nurhadi Musawwir dan Muhammad Hanafi. Sementara yang paling aktif turun menemui konstituen adalah Muhammad Hanafi yang masih aktif menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Cilacap dari FPAN. Kemungkinan PAN dapat mempertahankan 1 kursi di Senayan, dan yang paling berpeluang adalah Muhammad Hanafi, disusul Nurhadi Musawwir dan Ammy Amalia. Selebihnya hanya meramaikan pemilu saja.


Sejak era reformasi bergulir, PPP belum pernah menempatkan satu kadernya di Senayan dari dapil ini. Pemilu 2014 kali ini, PPP akan mencoba dan berusaha keras untuk menempatkan salah satu kader terbaiknya di Senayan dengan memanfaatkan kemerosotan elektabilitas Partai Demokrat dan PKS. 8calg siap berjuang bersama untuk mendulang sebanyak-banyak suara, mereka adalah: 


3)      Achmad Mustaqim, SP., MM,
4)      Muh. Alaudin Sobarna,
5)      Hartono, S.Sos,
6)      Helvoni Mahrina, SE., MM,
7)      H. Yahya Karomi, SH,
8)      Dra. Hj. Siti Muslikha.

Sa PPP memiliki peluang dengan kisaran angka 2/3 untuk bisa mendapatkan 1 kursi di Senayan. Kemungkinan sisa 2 kursi dari partai papan atas dan partai tengah akan diperebutkan oleh PKB, PKS dan PPP. Dari 8 caleg hanya ada 2 orang caleg yang paling aktif melakukan sosialisasi, penggalanan massa dan turun langsung menemui calon pemilih, yaitu Moh. Alaudin Sobarna dan Yahya Karomi. Alaudin merupakan anggota DPRD Kabupaten Banyumas dari PPP periode 2009-2014.

Dia juga menjabat sebagai Sekretaris Pemennagan Pemilu PPP Kabupaten setempat dan memiliki jaringan yang kuat di lingkungan pesantren, karena kebetulan yang bersangkutan adalah sepupu KH. Zuhrul Anam, pengsuh PP. Attaujieh Leler Banyumas yang sekaligus Ketua DPC PPP Banyumas. Sementara Yahya Karomi adalah aktivis NU Kabupaten Cilacap yang juga Ketua Koperasi Jamu Tradisional Cilacap. Bila beruntung 1 kursi bisa diraih PPP pemilu kali ini, dan peluang itu menjadi milik Moh. Alaudin Sobarna ataupun Yahya Karomi. Caleg selebihnya cukup menjadi penggembira pada Pemilu 2014 kali ini.

10.  Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)

Partai Hanura belum pernah menempatkan kadernya duduk di Senayan melalui dapil ini. Delapan caleg diterjunkan untuk berebut suara yakni: 


1)        Hj. Jurmaini Syakur,
2)        Windu Priyo Wibowo, SE,
3)        Dr. H. Wakhudin, M.Pd,
4)        Kurnia Danu Aji, S.IP,
5)        H. Pramataram RBS, SH. MAP,
6)        Ayi Putri Tjakrawedana,
7)        Hadi Santosa Yahya, SH,
8)        Yenny Nofliani Bengu, A.Md.

  
Hampir tak ada satupun APK dari salah satu caleg terpasang hingga permulaan hari kampanye resmi dimulai sebagai media sosialisasi kepada calon pemilih, kian terasa berat Hanura mendapatkan 1 saja kursi di sini.

Sama dengan PPP dan Hanura, PBB belum pernah menempatkan kadernya duduk di Senayan melalui dapil ini. Pada Pemilu 2014 ini seperti menjadi semakin berat bagi partai Bang Yusril ini untuk bisa meraih 1 kursi saja. Delapan caleg diterjunkan di sini yaitu: 

1)      Prio Jatmiko,
2)      Dr. H. Aris Sugiri,
3)      Dwi Suprapti,
4)      Muhamad Nasihin,
5)      Seindah Sumiwi,
6)      Dewi Sartika Sari,
8)      Warsito.

Serupa denan Hanura, hingga tulisan ini dibuat belum ada APK yang bisa membantu sosialisasi nama-nama caleg kepada calon pemilihnya.


Setali tiga uang dengan PPP, Hanura dan PBB, partai pimpinan Sutiyoso ini belum pernah menempatkan kadernya di Senayan, dan tahun 2014 ini sepertinya masih sangat jauh dari keberuntungan. Delapan caleg diterjunkan untuk meraih simpati calon pemilih yaitu:


2)        Drs. Saryono Jahidi,
3)        Tiara Larasati, S.Kom,
4)        Sugito,
5)        Urip Widyaningsih,
6)        Syah Priyandono, SE,
7)        H. Sutedjo Sachlan,
8)        Astrid Cinderella Bisara.

Namun tak satupun caleg yang memasang APK sebagai media perkenalan kepada calon pemilihnya, atau sudah dibredel panwas ya?


NO
PARTAI
2004
2009
2014
1
PDIP
3 kursi
2 kursi
2 kursi
2
DEMOKRAT
1 kursi
2 kursi
1 kursi
3
GOLKAR
2 kursi
1 kursi
1 kursi
4
PKB
1 kursi
0 kursi
1 kursi
5
PAN
1 kursi
1 kursi
1 kursi
6
GERINDRA
0 kursi
1 kursi
1 kursi
7
PKS
0 kursi
1 kursi
0 kursi
8
PPP
0 kursi
0 kursi
1 kursi

JUMLAH
8 kursi
8 kursi
8 kursi


Demikian prediksi komposisi anggota DPR-RI dari Dapil VIII di mana saya tinggal, bagaimana dengan prediksi komposisi anggota DPR-RI di dapil anda tinggal? (Banyumas; 16 Maret 2014)

Sumber: 

2.      Abdul Ghofar Al-Amin, “Opini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar