Kamis, 13 Juni 2013

Karya Sastra

  Sastra Jendra
Salah satu ilmu rahasia para dewata mengenai kehidupan di dunia adalah Sastra Jendra. Secara lengkap disebut Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwatingdiyu. Sastra Jendra adalah ilmu mengenai raja agung binatara (raja yang besar kekuasaannya layaknya dewata). Hayuningrat artinya kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan dunia. Pangruwating adalah pembebasan atau pelepasan, artinya memuliakan atau mengubah watak dari buruk atau menjadi baik atau elok. Diyu artinya raksasa atau keburukan. Raja disini maknanya bukan harfiah raja, melainkan sifat yang harus dimiliki seorang manusia sehingga mampu menguasai hawa nafsu dan pancaindranya dari kejahatan. Seorang raja harus mampu menolak atau mengubah keburukan menjadi kebaikan atau kebajikan. Oleh karenanya Sastra Jendra dimaknai sebagai ajaran kebijaksanaan dan kebajikan yang harus dimiliki manusia untuk mengubah watak keburukan, kejahatan, atau angkara murka mencapai kemuliaan dunia hingga akhirat. Ilmu Sastra Jendra adalah ilmu sepadan dengan ilmu makrifat yang menekankan sifat amar ma’ruf nahi munkar, sifat memimpin dengan amanah dan mau berkorban demi kepentingan rakyat, nusa, bangsa, negara, dan agama.

Gambaran dari ilmu Sastra Jendra ini adalah mampu mengubah raksasa menjadi manusia ksatria. Dalam dunia pewayangan, raksasa digambarkan sebagai makhluk yang tidak sesempurna manusia ksatria. Misalnya, kisah Prabu Salya raja dari negeri Mandraka yang malu karena memiliki ayah mertua seorang raksasa, Begawan Bagaspati. Demikian halnya dengan Raden Sumantri atau dikenal dengan nama Patih Suwanda dari negeri Mahespati memiliki adik raksasa bajang bernama Sukrasana. Ingat pula kisah Dewi Arimbi, istri Werkudara atau Bimasena, harus dirias sedemikian rupa oleh Dewi Kunthi agar Werkudara mau menerima menjadi isterinya. Kisah lainnya, Betari Uma disumpah-serapahi menjadi raksesi (raksasa perempuan) oleh Betara Guru saat menolak melakukan perbuatan kurang sopan dengan Dewi Uma pada waktu yang tidak tepat. Anak hasil hubungan Betari Uma dengan Betara Guru itu dikemudian hari lahir sebagai raksasa sakti mandra guna, suka pemakan manusia dengan nama “Betara Kala“ (kala berarti keburukan atau kejahatan). Sedangkan Betari Uma kemudian bergelar Betari Durga menjadi pengayom kejahatan dan kenistaan di muka bumi memiliki tempat tersendiri yang disebut “Kahyangan Setra Ganda Mayit“ (tempat yang berbau mayat). Wujud Betari Durga adalah raseksi yang memiliki taring dan gemar membantu terwujudnya kejahatan.
           
Melalui ilmu Sastra Jendra maka simbol sifat-sifat keburukan raksasa yang masih dimiliki manusia akan diubahnya menjadi sifat-sifat manusia yang berbudi pekerti luhur dan mulia. Karena melalui sifat manusia ini kesempurnaan akal budi dan daya keruhanian makhluk ciptaan Tuhan diwujudkan. Dalam kitab suci disebutkan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Bahkan, ada disebutkan, Tuhan menciptakan manusia berdasar gambaran dzat-Nya, sebagai citra budi Tuhan. Filosof Timur Tengah, Al Ghazali, menyebutkan bahwa manusia seperti Tuhan kecil sehingga Tuhan sendiri memerintahkan para malaikat untuk bersujud. Sekalipun manusia terbuat dari dzat hara (udara, api, air, dan tanah) berbeda dengan jin atau malaikat yang diciptakan dari unsur api dan cahaya. Namun manusia memiliki sifat sifat yang mampu menjadi “khalifatullah“ (wakil Tuhan di dunia).
          
Akan tetapi, ilmu sastra jendra ini oleh para dewata hanya dipercayakan kepada Begawan Wisrawa, seorang ksatria berwatak wiku atau pendeta yang tergolong kaum cerdik pandai, cendekiawan, arif, dan sakti mandraguna tidak ada yang mampu menadinginya untuk mendapat anugerah rahasia Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu. Berdasakan atas ketekunan, ketulusan, dan kesabaran Begawan Wisrawa bertpa brata di padepokan Dederpenyu itu menarik perhatian dewata sehingga memberikan amanah untuk menyebarkan manfaat ajaran ilmu sastra jendra tersebut. Sifat ketekunan Wisrawa, keihlasan, kemampuan membaca makna di balik sesuatu yang lahir dan kegemaran berbagi ilmu tersebut membuahkan anugerah dewata datang kepadanya. Sebelum beliau “madeg pandita“ (menjadi mahawiku), Wisrawa telah lengser keprabon negeri Lokapala dan kemudian menyerahkan tahta kerajaaan kepada sang putra, Prabu Danaraja. Sejak saat itu sang wiku gemar bertapa mengurai kebijaksanaan dan memperbanyak ibadah menahan nafsu duniawi untuk memperoleh kelezatan ukhrawi nantinya. Kebiasaan ini membuat sang wiku tidak saja dicintai sesama, tapi juga para dewata.
           
Sebelum memutuskan siapa manusia yang berhak menerima anugerah Sastra Jendra, para dewata bertanya kepada sang Batara Guru. “Duh, sang Batara Agung, siapa yang akan menerima Sastra Jendra, kalau boleh kami mengetahuinya.“ Batara Guru menjawab: “Pilihanku adalah anak kita Wisrawa“. Serentak para dewata bertanya: “Apakah Paduka tidak mengetahui akan terjadi bencana bilamana diserahkan kepada manusia yang tidak mampu mengendalikannya. Bukankah sudah banyak kejadian yang dapat menjadi pelajaran bagi kita semua” Kemudian sebagian dewata berkata: “Kenapa tidak diturunkan kepada kita saja yang lebih mulia derajatnya dibandingkan daripada manusia“.
          
Seolah menegur para dewata sang Batara Guru menjawab: “Hee para dewata, akupun mengetahui hal itu, ini sudah menjadi takdir Tuhan Yang Mahakuasa bahwa ilmu rahasia hidup justru diserahkan kepada manusia. Bukankah tertulis dalam kitab suci bahwa malaikat mempertanyakan kepada Tuhan mengapa manusia yang dijadikan khalifah di dunia, padahal mereka ini suka menumpahkan darah“. Serentak para dewata menunduk malu: “Paduka lebih mengetahui apa yang tidak kami ketahui”. Kemudian, Batara Guru turun ke mayapada didampingi Batara Narada memberikan rahasia ilmu Sastra Jendra kepada Begawan Wisrawa: “Duh anak Begawan Wisrawa, ketahuilah bahwa para dewata memutuskan memberi amanah rahasia ilmu Sastra Jendra kepadamu untuk diajarkan kepada umat manusia”. Begitu mendengar hal itu, menangislah Sang Begawan Wisrama dihadapan dua dewa itu: “Ampun, sang Batara Agung, bagaimana mungkin saya yang hina-dina, masih sukerta, dan lemah ini mampu menerima anugerah ini”. Batara Narada mengatakan: “Anak Begawan Wisrawa, sifat ilmu itu ada tiga. Pertama, harus diamalkan dengan niat tulus ikhlas, tanpa pamrih apa pun, lila legawa. Bilamana ilmu tanpa diamalkan, ibarat pohon tanpa buah. Kedua, ilmu memiliki sifat menjaga dan menjunjung martabat manusia. Dengan memanfaatkan ilmu itulah derajat manusia akan lebih mulia dan bermartabat. Ketiga, jangan melihat baik buruk penampilan semata karena terkadang yang baik tampak buruk dan yang buruk kelihatan sebagai sesuatu yang baik.” Selesai menurunkan ilmu tersebut, kedua dewata kembali ke kayangan.
           
Setelah menerima anugerah Sastra Jendra dari dewata itu menjadikan Begawan Wisrawa bertmbah masyhur, sakti, dan berwibawa. Sejak saat itu mulailah berbondong-bondong seluruh ksatria, pendeta, dan para cerdik pandai mendatangi beliau untuk minta diberi wejangan ajaran tersebut. Mereka berebut mendatangi pertapaan Begawan Wisrawa di Dederpenyu melamar menjadi cantrik untuk mendapat sedikit ilmu Sastra Jendra. Tidak sedikit yang pulang dengan kecewa karena tidak mampu memperoleh ajaran yang tidak sembarang orang mampu menerimanya. Para wiku, sarjana, ksatria harus menerima kenyataan bahwa hanya orang-orang yang siap dan terpilih mampu menerima ajarannya.
           
Nun jauh, di negeri Alengka yang separuh rakyatnya terdiri manusia dan separuh lainnya berwujud raksasa. Negeri ini dipimpin oleh seorang raja yang masih sahabat baik Begawan Wisrawa, bernama Prabu Sumali yang berwujud raksasa. Prabu Sumali dibantu adiknya seorang raksasa yang bernama Arya Jambumangli. Sang Prabu yang beranjak sepuh, bermuram durja karena belum mendapatkan calon pendamping bagi anaknya, Dewi Sukesi. Sang Dewi hanya mau menikah dengan orang yang mampu menguraikan teka-teki kehidupan yang diajukan kepada siapa saja yang mau melamarnya. Sebelumnya harus mampu mengalahkan pamannya, yaitu Arya Jambumangli. Beribu-ribu raja, wiku, dan ksatria menuju Alengka untuk mengadu nasib melamar sang jelita. Namun, mereka pulang dengan hampa tanpa hasil mampu mengalahkan kesaktian Arya Jambumangli. Apalagi mampu menjawab teka-teki Sang Dewi yang sulit jawabannya. Tidak satu pun orang yang datang ke Alengka mampu menjawab pertanyaan sang dewi. Berita ini pun kemudian sampailah ke negeri Lokapala, sang Prabu Danaraja sedang masgul hatinya karena hingga kini belum menemukan pendamping hati. Akhirnya, Begawan Wisrawa berkenan menjadi jago untuk memenuhi tantangan Arya Jambumangli dan menjawab teka-teki puteri Alengka.
           
Berangkatlah Begawan Wisrawa ke negeri Alengka, hingga kemudian bertemu dengan Dewi Suksesi. Senapati Arya Jambumangli bukan lawan sebanding Begawan Wisrawa, dalam beberapa waktu raksasa yang menjadi jago Alengka itu dapat dikalahkan dengan mudahnya. Akan tetapi, hal ini tidak berarti kemenanmgan berada di tangan Begawan Wisrawa. Kemudian tibalah Sang Begawan harus menjawab pertanyaan Sang Dewi. Dengan mudah pula Begawan Wisrawa menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan oleh Sang Dewi. Akhirnya, sampailah sang dewi menanyakan rahasia ilmu Sastra Jendra. Sang Begawan pada mulanya tidak bersedia karena ilmu ini harus dengan laku tanpa “perbuatan“ sia-sialah pemahaman yang ada. Namun, Sang Dewi tetap bersikeras untuk mempelajari ilmu tersebut, agar nanti pada saatnya akan menjadi menantunya.
           
Luluh hati Sang Begawan, beliau mensyaratkan bahwa ilmu ini harus dijiwai dengan niat luhur dan mulia. Keduanya kemudian menjadi guru dan murid, yakni berkedudukan sebagai antara yang mengajar dan yang diajar. Hari demi hari berlalu keduanya saling berinteraksi memahamkan hakikat ilmu sastra jendra. Sementara di kayangan, para dewata melihat peristiwa di mayapada itu begitu menggetarkan. “Hee, para dewata, bukankah Wisrawa sudah pernah diberi tahu untuk tidak mengajarkan ilmu tersebut kepada bukan sembarang orang“. Para dewata melaporkan hal tersebut kepada sang Batara Guru. “Apabila apa yang dilakukan Wisrawa, bisa-bisa nanti kahyangan akan terbalik, manusia akan menguasai kita, karena telah sempurna ilmunya, sedangkan kita belum sempat dan mampu mempelajarinya“.
          
Sang Batara Guru merenungkan kebenaran peringatan para dewata tersebut. “Tidak cukup untuk mempelajari ilmu tanpa laku, Sastra Jendra dipagari oleh sifat-sifat kemanusiaan, kalau mampu mengatasi sifat sifat kemanusiaan baru dapat mencapai derajat para dewa.” Tidak lama kemudian sang Batara Guru menitahkan untuk memanggil Dewi Uma. Mereka akan turun ke mayapada bersama-sama menguji ketangguhan sang Begawan Wisrawa dan muridnya, Dewi Sukesi. Hingga sesuatu ketika, sang Dewi merasakan bahwa pria yang dihadapannya adalah calon pendamping yang ditunggu-tunggu. Biarpun mereka berbeda usia, cinta telah merasuk dalam jiwa sang Dewi hingga kemudian terjadi peristiwa yang biasa terjadi layaknya pertemuan pria dengan wanita. Keduanya bersatu dalam lautan asmara, dimabukkan rasa sejiwa melupakan hakikat ilmu, guru, murid, dan adab susila. Tidak berapa lama kemudian hamillah sang Dewi dari hasil perbuatan asmara dengan sang Begawan. Mengetahui Dewi Sukesi hamil, murkalah sang Prabu Sumali. Namun, tiada daya karena kesaktian dan kemampuan lainnya lebih unggul sang begawan. Takdir telah terjadi, tidak dapat diubah oleh manusia, maka jadilah sang Prabu menerima menantu sahabatnya yang tidak jauh berbeda usia dengannya.
           
Dari peristiwa ini kemudian terjadilah berbagai musibah atau bencana kehidupan. Musibah pertama, terjadi ketika sang senapati Arya Jambumangli yang malu akan kejadian tersebut mengamuk menantang sang Begawan. Raksasa Jambumangli tidak rela tahta Alengka harus diteruskan oleh keturunan sang Begawan dengan cara yang nista atau hina seperti itu. Bukannya raksasa dimuliakan atau diruwat menjadi manusia, malahan bencana, musibah, malapetaka, dan keangkara murkaan akan tetap bertambah merajalela. Namun, Senapati Arya Jambumangli bukanlah tandingan Begawan Wisrawa. Akhirnya, Arya Jambumangli tewas ditangan Wisrawa dengan tubuh termutilasi oleh senjata sakti Sang Begawan. Sebelum meninggal, sang senapati sempat berujar bahwa besok anaknya akan ada yang mengalami nasib sepertinya ditewaskan seorang ksatria, termutilasi juga. Dalam perang besar Alengka, anak Wisrawa, Kumbakarna, akhirnya juga mati termutilasi oleh anak pan ah Laksmana dan Rama.
           
Musibah kedua, Prabu Danaraja menggelar pasukan ke Alengka untuk menghukum perbuatan nista ayahnya. Perang pun besar terjadi antara anak dan orang tua selama empat puluh hari empat puluh malam. Sebelum keduanya berhadapan, keduanya berurai air mata, harus bertarung menegakkan harga diri masing-masing. Kemudian Batara Narada turun ke mayapada untuk melerai dan menasihati Sang Danaraja. Kelak Danaraja yang tidak dapat menahan diri, harus menerima akibatnya ketika Rahwana, saudara tirinya menyerang negeri Lokapala.
           
Musibah ketiga, sang Dewi Sukesi melahirkan darah segunung keluar dari rahimnya kemudian dinamakan Rahwana (rah = darah, wana = hutan atau gunung). Menyertai kelahiran pertama maka keluarlah wujud kuku yang menjadi raksasi, yang kemudian dikenal dengan nama Sarpakenaka. Sarpakenaka adalah lambang wanita yang tidak puas dan berjiwa angkara, mampu berubah wujud menjadi wanita rupawan tapi sebenarnya raksesi yang bertaring. Kedua pasangan ini terus bermuram durja menghadapi musibah yang tiada henti, sehingga setiap hari keduanya melakukan tapa brata dengan menebus kesalahan. Kemudian sang Dewi hamil kembali melahirkan raksasa kembali. Sekalipun masih berwujud raksasa namun berbudi luhur mulia, yaitu diberi nama Kumbakarna, karena lahir berwujud telinga sebesar tempayan (Kumba = tempayan, karna = telinga).
          
Musibah demi musibah terus berlalu, keduanya tidak putus-putus memanjatkan puja dan puji ke hadlirat Tuhan yang Mahakuasa. Kesabaran, ketabahan, dan ketulusan telah menjiwa dalam hati kedua insan ini (Wisrawa dan Sukesi). Sastra jendra sedikit demi sedikit mulai terkuak dalam hati yang telah disinari kebenaran Ilahi. Pada akhirnya, Sang Dewi melahirkan bayi berwujud manusia yang tampan, elok rupawan, kemudian diberi nama Gunawan Wibisana. Ksatria inilah yang akhirnya mampu menegakkan kebenaran dan keadilan di bumi Alengka, yang kemudian berganti nama menjadi Singgelapura, menggantikan sang kakak Rahwana seusai perng besar melawan wadya bala kera. Sekalipun Wibisana harus disingkirkan oleh saudaranya sendiri, dicela sebagai pengkhianat negera, sesungguhnya Gunawan Wibisanalah yang menyelamatkan negeri Alengka dari kehancuran yang lebih parah dengan menerapkan ilmu Hastha Brata. Gunawan Wibisana menjadi simbol kebenaran mutiara atau permata yang tersimpan dalam lumpur dan sampah, namun tetap bersinar kemuliaannya. Tanda kebenaran yang tidak larut dalam lautan keangkaramurkaan serta mampu mengalahkan keragu-raguan seperti terjadi pada Kumbakarna. Dalam cerita pewayangan, Kumbakarna dianggap tidak bisa langsung masuk suargaloka karena dianggap ragu-ragu membela kebenaran, bahkan lebih suka tidur dan makan.
           
Melalui Gunawan Wibisana, bumi Alengka tersinari cahaya Ilahi yang dibawa Ramawijaya dengan balatentara jelatanya, yaitu pasukan wanara (kera). Peperangan dalam Ramayana bukan perebutan wanita, tahta, dan harta yang berwujud cinta Sinta, melainkan pertempuran demi pertempuran menegakkan kesetiaan dan keadilan pada kebenaran yang sejati. Pada hakikatnya peperangan besar di Alengka sebagai peperangan melawan hawa nafsu, yakni memerangi nafsu angkara, candala, iri, dengki, malas, tamak, loba, futnah, dan aniaya. Kemudian menggantinya dengan watak rahayu mulia, seperti kasih sayang, jujur, sabar, bersyukur, tawakal, tenang, damai, tentram, iklhas, tekun, religius, sosial, dan suprasosial.
SUMBER: 
 http://pujagita.blogspot.com/2010/10/sastra-jendra.html#comment-form

Kamis, 30 Mei 2013

Ta'limamuta'lim....Filsafat kaca benggala dan batu berlian

KONSEP MANUSIA SEMPURNA
By Siti Saudah dan Nusyirwan


Abstract: Human being is the highest creature among all creatures. Even, he is higher than the world and it is very important for it.The perfection of the world depends on him, Human being in relation to the universe is like spirit for body. The world without human being is like a unclear mirror which can not refract a picture. The picture of God can not be seen in the mirror clearly so God command that the clear mirror of the world can refract His picture clearly. The human being is the clearness of mirror and the shape of the picture. The most perfect mirror for God is the perfect human being, because he refracts all the names and the behaviour of God. However, other refract only a few parts of the names and the behaviour of God. The perfect human being, faces all existances of individualism. Spiritually he faces higher individualism; the body he faces lower individualism. His heart faces to (al-Arsh), His soul faces to apen (al- Qalam) and his spirit faces to (lauh –Mahfudz).

Kata kunci: Cermin, budi, manusia sempurna

Dengan berkat rahmat dan inayah-Nya semata, manusia telah diciptakan dengan segala kesempurnaan bahkan dinyatakan secara isyarat di dalam firman-Nya: bahwa “manusia adalah makhluk sempurna dan termulia dari seluruh makhluk ciptaan” (QS. 95:4). Demikian itulah keagungan sifat Allah Kepada manusia, Manusia yang sebenarnya dicipta dari bahan yang sangat hina ternyata dengan segala kemurahan kasih-Nya dibimbing dan didekatkan kepada-Nya selaku makhluk termulia atau tertinggi di antara makhluk ciptaan (QS. 17:70).

Sehingga manusia yang berkeadaan mulia dan tinggi diantara makhluk ciptaan dapat dijadikan wadah kecintaan Allah, karena haqiqi manusia diciptakan tidak lain untuk dijadikan wadah kecintaan Allah (Mounadi; 1987:2). Menurut al-Jilli, nama esensial dan sifat-sifat ilahi pada dasarnya menjadi milik manusia sempurna oleh adanya hak fundamental, yakni sebagai keniscayaan yang inheren dalam esense dirinya.

Demikianlah, dengan ungkapan yang sering kita dengar bahwa Tuhan berfungsi sebagai kaca bagi manusia, juga demikian halnya manusia menjadi kaca tempat Tuhan melihat dirinya. Sebagai kaca yang dipakai seseorang melihat bentuk dirinya dan tidak bisa melihat dirinya itu tanpa adanya kaca tersebut, maka sedemikianlah hubungan yang berlangsung antara Tuhan dan manusia sempurna. Tuhan itu “menyatakan diri” dalam dua cara yakni, dengan berbagai tamsil objektif, ayat-ayat kauniyah, epifani dan secara pribadi bagi pribadi-pribadi pilihan yang paska muthmainnah yakni, Teofani.

Nabi-nabi, Rasul-rasul Allah adalah contoh pribadi pilihan yang layar kesadarannya mendekati layar kesadaran sejernih-jernihnya di sisi-Nya, yakni papan yang sangat mulia Lauh al Mahfudz. Manusia tidak hanya terdiri dari unsur jasadiyah, tetapi hal yang lebih penting lagi dari jasadiyah adalah keberadaan unsur daya potensi ketenagaan di dalam diri yang menggerakkan dan mengaktifkan jasadiyah, Ketenangan inilah yang harusnya menjadi pusat perhatian manusia, karena tidak ada artinya bila hanya sepihak jasadiyah yang diperhatikan, sementara beberapa unsur di dalam diri yang sifatnya katenangan diabaikan saling berbenturan (Moenadi, 1987:4)

Unsur-unsur itu merupakan penentu setimbang tidaknya pertumbuhan unsur daya-potensi ketenagaan di dalam diri manusia. Sedangkan yang dimaksud unsur-unsur ketenagaan di dalam diri itu adalah: unsur ruh, unsur rasa unsur hati, unsur akal dan yang terakhir unsur nafsu (Moenadi, 1987: 16). Konsep manusia sempurna seperti yang ditulis Soejono Redjo dalam ‘Dongeng Kaca Benggala Ageng’ menunjukkan pada penjelasan tentang manusia sempurna yaitu manusia yang lupa akan diri (ora korup marang wujude kang mukmin) (Soejono, 1922:15) tidak lain hanya mengakui pribadi yang satu tanpa warna dan rupa, namun semua warna dan rupa itu merupakan sifat/watak, yaitu bukan arah atau tempat, namun berdiri ditengah-tengah arah di sepanjang tempat.

Adanya kaca benggala itu ibarat sifat / watak manusia yang sudah sempurna, yaitu manusia yang sudah tidak sombong (korup) pada diri sendiri artinya, tidak sekalipun mempunyai niat memamerkan diri, membandingkan diri, Ujub, riya, takabur, bidngah dsb. Yang seperti itu karena bening budinya, serta tidak bernafsu, dengan demikian hidupnya hanya mencari keselamatan sesama, serta membuat kesenangan hati semua. Seperti dijelaskan dalam martabat tujuh dengan kata mudah yang berasal dari istilah muhdats. Mudah terdiri dari: nur, rahsa, ruh, nafsu dan budi. Mudah yang empat kemudian diterangkan sebagai berikut:

(1) budi : keadaan pranama, menarik kejelasan kehendak menjadi pangkal pembicara
(2) nafsu : keadaan hawa, menarik kejelasan suara, menjadi pangkal pendengaran
(3) suksma (roh) : keadaan nyawa, menarik kejelasan cipta, menjadi pangkal perasaan
(4) Rahsa : keadaan atma, menarik kejelasan kuasa, menjadi pangkal perasaan (Simuh, 1988:313)

Dalam buku Kaca Wirangi yang diberi judul tulisan ‘Kaca Benggala Ageng’ ini mengumpamakan sesuatu yang mengandung cahaya dan warna itu adalah manusia karena, manusia mempunyai cahaya dan warna (budi dan rahsa).Untuk lebih detailnya yang ingin disampaikan dalam tulisan ini adalah bagaimanakah konsep manusia sempurna itu?

ASPEK RAHSA DAN BUDI

Manusia yang sempurna tidak memperlihatkan keadaan dirinya, membandingkan dengan yang lainnya. Keadaan semua orang dirasakan sifatnya pribadi, karena baik dan buruk dirinya tersembunyi, jadi cermin memperlihatkan keadaan orang lain, seperti sama pada dirinya. Cara memandang keadaan satu sama lain itu benar serta tidak melibatkan rahsa. Benar artinya, sesuai dengan kenyataannya. Tidak melibatkan rahsa artinya, tidak senang atau benci dengan yang baik dan buruk atau benar dan salah.

Rahsa

Rahsa itu mungkin sulit untuk dilihat dengan mata, namun manusia biasanya merasakan antara lain: panas, dingin, sakit, enak, perih, capek, bosan, risih, pekewuh, melas, lega, kaku, kaget dsb, itu semua adalah kekuatan dari rahsa. Hati lebih halus dari pada badan, dan keduanya ini sebenarnya beda alam dan jamannya. Seperti, dingin, sakit, enak, perih, capek, bosan dsb, ada yang dirasakan hati tetapi ada juga yang dirasakan oleh badan. Contohnya kalau panasnya badan bisa disiram dengan air, tetapi kalau panasnya hati tidak. Ada juga apa yang dirasakan hati tidak sama dengan apa yang dirasakan badan seperti: suka, susah, gembira, benci, kagum, menyesal, malu, gugup, takut, khawatir, sedih, iri hati, marah, kasihan, terenyuh dsb, yang demikian itu hanya ada di dalam hati.

Rahsa adalah wujud getar (obah-obahan) terkadang juga bisa diam/berhenti (ngumpul-mligi). Rasa adalah tempatnya rahsa yang mencakup semua rahsa. Jadi rasa diumpamakan badannya, rahsa diumpamakan tangannya, atau bisa juga rasa diumpamakan pohon dan rahsa diumpamakan cabangnya (Soejono, 1922: 24).

Budi

Budi itu adalah cahaya yang menyinari hati/rohnya manusia, yang berwujud terangnya pikiran (angan-angan). Terangnya pikir diumpamakan rembulan, dan terangnya budi diumpamakan matahari (cahaya rembulan itu sebenarnya adalah cahaya matahari) (Soejono, 1922:25). Manusia tidak dapat mengetahui bentuk dari budi, namun manusia merasakan kekuatannya, yaitu: sinarnya. Orang yang waspada bisa mengetahui sinarnya budi yang ada pada orang lain. Orang yang bersih/bening budinya, tenang (lerem rahsane) diumpamakan seperti berlian. Orang yang terang budinya namun masih tebal rahsanya, diumpamakan mirah (mirah delima). Orang yang gelap budinya dan tebal nafsunya, cahayanya suram, hanya terlihat warnanya saja, itu diumpamakan sayapnya kupu-kupu.

Jadi bedanya rahsa dan budi adalah: rahsa untuk merasakan enak dan tidak enak, merasakan nikmat (nandhang lan ngasakake nikmat), namun budi itu hanya mengingat, pintar (waskitha), ahli (pranawa), mengerti. Budi tidak dapat merasakan suka, duka ,senang, benci, dsb, hanya menunjukkan pada sesuatu yang benar. Untuk membedakan budi dengan rahsa itu sama dengan orang membedakan cahaya dengan warna. Cahya itu adalah sesuatu yang bisa membuat terang, kalau warna adalah sesuatu yang diterangi oleh cahaya. Warna merah, hijau, kuning itu ada jika diterangi oleh cahaya, begitu juga cahaya tidak bisa jadi merah, kuning, hijau dsb jika tidak mengandung warna. Jadi warna dan cahaya itu sudah menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, namun masih jelas bedanya kalau warna itu bukan cahaya dan sebaliknya cahaya itu bukan warna.

Budi itu adalah sesuatu yang menunjukkan pada benar dan salah, tanpa warna hanya terang benderang, kalau rahsa adalah sesuatu yang merasakan enak dan tidak . Manusia bisa merasakan suka, duka dsb karena adanya budi. Dan yang dirasaka suka, duka benci, senang dsb, itu adalah kekuatan rahsa. Jadi budi
dan rahsa itu sudah menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, meskipun jelas perbedaannya.

Untuk lebih jelasnya misalnya, Ada seseorang sedang duduk, kemudian ingat sesuatu karena ingat sesuatu tadi, hatinya menjadi senang atau sedih, dengan begitu sesuatu yang digunakan untuk mengingat dan sesuatu yang dipakai untuk susah atau senang itu tidak sama. Jadi yang dipakai mengingat itu namanya budi, yang dipakai susah dan senang itu yang dinamakan rahsa. Budi dan rahsa mempunyai alam dan jaman yang berbeda. Manusia merupakan kesatuan tujuh unsur; jasad, budi, nafsu, ruh, sir (rahsa), nur dan hayyu (hidup). Ketujuhnya saling berhubungan merupakan kesatuan. Gerakan badan dipengaruhi oleh budi, budi dipengaruhi oleh nafsu. Nafsu dipengaruhi oleh ruh atau suksma. Suksma mendapat pengaruh dari rahsa, dan rahsa menerima pengaruh dari nur. Nur menerima pengaruh dari hayyu, dan hayyu pelaksana dari af’al Dzat dan merupakan tajlli Dzat. (Simuh, 1988:314)

Manusia yang dapat mengembangkan kehidupan rohaninya, akan dapat memperlihatkan ketujuh martabat di bawah ini, dan akan menjadi insan kamil (manusia yang sempurna), di mana kehidupan dan tindak tanduknya merupakan pencerminan kehidupan dan af’al (perbuatan) Tuhan di bumi. Dalam keadaan manunggal dengan Tuhan, maka manusia adalah rahsa Tuhan, dan Tuhan adalah rahsa manusia. Karena kalbu mukmin adalah baitullah (Rumah Tuhan) (Simuh,
1988:320)

  1. Martabat Ahadiyat, yaitu martabat la ta’yun dan ithlag. Artinya masih dalam wujud mutlak, tidak bisa dikenal hakikatnya. Karena sunyi dari segala sifat, sandaran dan hubungan dengan yang lain.
     
  2. Martabat Wahdat, yaitu ibarat ilmu Tuhan terhadap Dzat dan sifatnya, serta terhadap segala perwujudan secara ijmal (keseluruhan) belum ada pemisahan antara satu dengan lainnya.
     
  3. Mertabat Wahidiyat, yaitu kesatuan yang mengandung kejamakan, tiap-tiap bagian telah jelas batas-batasnya. Sebagai hakekat manusia. Ibarat ilmu Tuhan terhadap segala sesuatu secara terperinci, sebagian terpisah dengan yang lain.
     
  4. Martabat alam arwah. Merupakan aspek lahir yang dalam bentuk mujarad dan murni.
     
  5. Martabat alam mitsal. Ibarat sesuatu yang telah tersusun dari bagian-bagian, tetapi masih bersifat halus, tidak bisa dipisah-pisahkan.
     
  6. Martabat alam ajsam (tubuh) Yakni ibarat sesuatu dalam keadaan tersusun secara materiil telah menerima pemisahan dan dapat dibagi-bagi. Yaitu telah terukur tebal-tipisnya.
     
  7. Martabat insan. Mencakup segala martabat di atasnya, sehingga dalam manusia terkumpul enam martabat yang bersifat batin dan bersifat lahir.

MENJADI MANUSIA TERANG CAHAYA

Harus hati-hati, tidak terlalu berlebihan dengan adanya rahsa. Misalnya, Jurnal Filsafat, Agustus 2004, Jilid 37, Nomor 2 kalau sedang senang jangan terlalu senang, begitu juga kalau desang susah, cinta, benci, semua itu jangan berlebihan. Cukup sekedarnya (sawetara).

  1. Selalu meminta petunjuk dari yang Kuasa. Jangan menyimpang dari petunjuk budi (berbuat tidak baik). Agar rahsa banyak tenangnya, angan-angan banyak diamnya, dan budi banyak jernihnya (bening)
  2. Mengakui adanya yang Maha Kuasa, Ada persyaratannya (abon-abone) bertapa untuk setiap hari, tidak bisa dipikir sendiri, harus dicarikan pendapat orang pintar. Bertapa yang terus menerus (rutin) itu menjadi pemantapan jiwa. 
  3. Bertapa (semadi), untuk menahan angan-angan (pikir), rahsa dan nafsu berada pada budi dan rasa. Keadaan manusia yang dianggap cermin yang jernih, kepunyaannya 'kahanan jati'. Yang bercermin: 'kahanan jati'. Yang dipakai bercermin: manusia sejati. Bayangan semua itu tergambar di alam.

Seperti ungkapan terkenal dari Ibn al-Arabi tentang bagaimana proses yang dilalui oleh seseorang agar ia menjadi manusia sempurna yaitu, “al-takhalluq biakhlaq Allah “ (berakhlak dengan akhlak Allah), atau “al-takhalluq bi asma Allah” (berakhlak dengan nama-nama Allah) (Noer, 1995:139) Takhalluq berarti menafikan sifat-sifat kita sendiri dan menegaskan sifat-sifat Allah, yang telah ada pada kita meskipun dalam bentuk potansial. Sesuai dengan doktrin wahdat al-wujud, takhalluq berarti pula menafikan wujud kita dan menegaskan wujud Allah karena kita dan segala sesuatu selain Allah tidak mempunyai wujud kecuali dalam arti kias (majaz); satu-satunya wujud, atau tepatnya wujud hakiki, adalah Allah. Ketika manusia menafikan wujudnya, ia kembali kepada sifat aslinya, yaitu “ketiadaan” (adam), tetapi pada saat yang sama ia berada dalam keadaan yang disebut “ketenteraman abadi” (rahad alabad).

PERBEDAAN BERLIAN DAN KACA BENGGALA

 Watak manusia yang diumpamakan berlian yaitu yang bening (wening) serta bisa mempengaruhi panca indra, karena bisa mempengaruhi panca indranya maka berlian bisa kelihatan merah (ngabang), hijau (ngijo), kuning (nguning) dsb. Dan berlian bisa menghilangkan warnanya, tinggal beningnya tanpa warna. Bedanya kalau berlian itu masih sombong (korup) pada dirinya, dan kaca benggala itu sudah lupa akan dirinya. (Soejono, 1922:33) Sombong (korup) pada diri itu artinya, masih mempunyai rasa yang mengakui pada bayangan (kamumkin). Lebih jelasnya merasa kalau dirinya itu bentuk yang jirim, yang punya perkiraan (timbangan), yang mempunyai kebagusaan atau kejelekan.(Soejono, 1922:33)

Kata mumkin, artinya: keberadaannya hanya tiruan/palsu (wenang), dan adanya karena musim, jadi yang seperti itu bukan keadaan yang murni 'kahanan jati'. Sebenarnya mungkin itu hanya bayang-bayang, yang kelihatan pada penglihatan dzat yang mesti adanya. Kaca benggala itu yang sudah mempunyai rasa : yang sudah tidak mengakui pada bentuk mumkin. Atau diakui yang tanpa warna, tanpa rupa, yang  meliputi bentuk yang jirim (Jirim berasal dari bahasa Arab yang artinya, sesuatu yang bisa diukur dengan ukuran m3), yang tidak baik dan tidak buruk, yang langgeng keberadaannya, yang tidak mengenal musim, bukan awal dan bukan akhir, yaitu keadaan asli (kahanan jati), yaitu yang ada sebenar-benarnya.

Wujud yang tampak (gumelar) sebenarnya hanya berupa gambar (wayangan) yang kelihatan pada cermin gaib, semua itu adanya hanya tiruan/palsu (wenang), bisa ada-bisa tidak, serta adanya hanya sewaktu ketika
saja, dan kemudian bisa hilang. Yang dimaksud berlian itu rasa yang bisa menyerap berbagai perwatakan, tetapi belum memuat wujud mumkin yang 'tetimbangan', jadi masih mempunyai rasa belum mantap (tetimbangan), merasa diperhitungkan, merasa mempunyai peranan, apalagi merasa jadi isinya alam. Yang dimaksud bisa memuat/mencakup perwatakan itu adalah: berlian bisa berwarna abang (ngabang), biru (mbiru) dsb, seperti warnanya mirah (merah delima) yang berbeda-beda, karena masih mempunyai rasa ragu-ragu (timbangan), seperti berlian membedakan wujudnya dengan wujud mirah, kupu, arang dan batu (Soejono, 1922:34)

Dalam hal ini sangat sesuai dengan Ibn al-Arabi yang mengatakan bahwa, alam adalah cermin bagi Tuhan. Alam mempunyai banyak bentuk yang jumlahnya tidak terbatas. Karena itu, dapat dikatakan bagi Tuhan terdapat banyak cermin yang jumlahnya tidak terbatas. Ibarat seseorang yang berdiri banyak cermin yang ada disekelilingnya, Tuhan adalah esa tetapi bentuk atau gambar-Nya banyak sebanyak cermin yang memantulkan bentuk atau gambar itu.

Kejelasan gambar pada suatu cermin tergantung kepada kualitas kebeningan cermin itu. Semakin bening atau bersih suatu cermin, semakin jelas dan sempurna gambar yang dipantulkan. Cermin paling sempurna bagi Tuhan adalah Manusia Sempurna, karena ia memantulkan semua nama dan sifat Tuhan. Setiap makhluk adalah lokus penampakan diri (majla, mazhar) Tuhan dan Manusia Sempurna adalah lokus penampakan diri Tuhan yang paling sempurna. Ini berarti gambar Tuhan terlihat secara sempurna pada Mamusia Sempurna karena ia menyerap semua nama dan sifat Tuhan secara sempurna dan seimbang (Noer, 1995:143).

KESIMPULAN

Wujud dari kaca benggala gedhe menjadi ibarat sifat dari dat yang tanpa timbangan. Kaca benggala tidak mempunyai bandingan, artinya tidak pernah dikalahkan dengan bentuk lain, sebab kaca benggala tidak mempunyai rupa, tidak mempunyai warna, tidak bagus melebihi berlian atau mirah, serta tidak hitam melebihi arang, tidak buram melebihi batu, tidak bersinar seperti mirah, dan berkerlip seperti berlian, jadi kosong tidak ada apa-apanya, tidak kelihatan, tidak berwujud, tidak berwarna dan tidak bercahaya, dan tidak baik.

Jadi keadaan manusia yang dianggap cermin yang jernih, kepunyaan dat yang kahanan jati. Yang bercermin kahanan jati. Yang dipakai untuk bercermin manusia sejati. Dan bayangannya adalah tampak (gumelar) di alam. Manusia agar bisa dianggap cermin yang jernih seperti di atas maka setiap hari rasa harus tenang, angan-angan/pikirnya tenang, dan mengakui serta mencintai yang Maha Kuasa secara lahir dan batin.

Seperti sistem Ibn al-Arabi berpusat pada Tuhan, pada tauhid dalam bentuk wahdat al-wujud, paham bahwa tiada wujud selain Tuhan.; hanya ada satu Wujud Hakiki yaitu, Tuhan. Segala sesuatu selain Tuhan tidak ada pada dirinya sendiri; ia hanya ada sejumlah penampakan Wujud Tuhan. Alam adalah lokus penampakan diri Tuhan. Manusia Sempurna adalah lokus penampakan diri Tuhan yang paling sempurna.

Manusia Sempurna menyerap semua nama dan sifat Tuhan secara sempurna dan seimbang. Kesempurnaan dapat dicapai manusia karena ia diciptakan Tuhan menurut gambar-Nya yang ada dalam potensialis. Kesempurnaan akan terwujud dalam diri manusia pada tingkat individual atau historis, apabila ia mampu mengubah gambar Tuhan dalam potensialitas yang telah ada dalam dirinya menjadi gambar Tuhan dalam aktualitas. Meskipun mencapai kesempurnaan, Manusia Sempurna tetap milik Tuhan dan akan Kembali kepada Tuhan.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Hasan, Ahnad Rifa’i ,1985, Insan Kamil Konsepsi Manusia Menurut Islam, Grafiti Pers, Jakarta.
  2. M.S. Moenadi Ki. 1987. Pengembangan Daya Bakat Kemampuan Manusia. Mizan. Bandung.
  3. Noer, Kautsar Azhari, 1998. Tuhan yang diciptakan dan Tuhan yang sebenarnya, Jurnal Paramadina Vol 1 No. 1 Hal. 129-147. Paramadina. Jakarta
  4. Noer, Kautsar Azhari, 1995, Ibn.al-Arabi Wahdiat al-Wujud dalam Perdebatan, Paramadina, Jakarta.
  5. Redjo, Soejono, 1922, Kaca Wirangi. Tan Khon Swie. Simuh, 1988, 
  6. Mistik Islam Kejawen Raden Ngabehi Ranggowarsito, UI Press, Jakarta.
  7. Supadjar, Damardjati, 2000, Filsafat Ketuhanan, Fajar Pustaka Buku. Yogyakarta.
  8. Supadjar, Damardjati, 2002, Nawang Sari, Fajar Pustaka Buku, Yogyakarta

Selasa, 07 Mei 2013

Karya Ilmiah~Filsafat Pendidikan

PENDIDIKAN BERKARAKTER MENURUT FILSAFAT PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA
( NASIONALISTIK, UNIVERSALITIK, DAN SPIRITUAL )


MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Tahun Akademik 2011/2012 
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Pada Jurusan Tarbiyah
STAI Al-Musydariyah Kota Cimahi


Dosen Drs.Imran Abdul Rozak,M.Ag




Zaimah
2010 018




data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBxQTEhUUExQWFhUUGBUYFxcYFxwcFhwZGBUWGhwgGBoaHCglHB8mHBcZITEhJiktLi4uGSAzODMsNygtLisBCgoKDg0OGxAQGywmICQsLS8sNCwsLCsuLC0tLCwsLDcsLiwtLCw0LywrLCwsNywsLCwsLC8sLCwsKyw4NCwsLP/AABEIAIAAgAMBIgACEQEDEQH/xAAbAAABBQEBAAAAAAAAAAAAAAAGAAEDBAUCB//EAEEQAAIBAgMECAEICQMFAAAAAAECAwARBBIhBQYxQRMiMlFhcZGhgRQjM0JSYnKxB0NEU3OCksHRJGPSFjRUk7L/xAAaAQABBQEAAAAAAAAAAAAAAAADAAIEBQYB/8QAKhEAAQQBAwIFBAMAAAAAAAAAAQACAwQREiExBUEGEyJRYSMyQrEWYqH/2gAMAwEAAhEDEQA/APcKVNSpJJ6VNSpJJ6a9ZW3d4IcKt5W1PZQaux7lWgfam3MTimyEPEv7iI3nIP71+EQ96a57WDLjgLoGUWbZ3uhhbo0DTzcoohmN/vHgKEsZtjFYlspcrbjDhTdh/EmPVXyq1szdkKtpMqIf1UVwp/G/F/YUQwRKihUAVRwUCw9Kz9zxBFEdMQ1H37IrYSeUMbO3kxcLZL/Kbfqpfm8SAO6+knmKLtg70QYm6qxSQdqJxlkHwPH4VUx+CjmXLKgceI4eR5UObX3aY2y/OheCubSr/Dm4/Br0+n1+Gb0yek/4k6IhelXp68z2RvPiMOSj5sRGvaRhlxUY8V4SDxFHmyNrw4lA8Lh1524jwI4g1etcHDIKCdloXpXpqVOST3pXpqVJJPalSqOeZUUsxChRck6ADxNJJdE0F7wb6WLR4TI7JfpJmPzMXmfrHwFZO8O9D4rqRF0w7EqCv0055iLuXvbxqbY+wQoVpVXqaxxL9HH/AM2+8agXuoRVW5cd+wT2MLuFR2ZseSVulZnBbjO4+efT9Wp0iX3oowGCjiXLGoUc+8nvJ5mqe29p9BEZQoezKD1rWBNib0O/KZZpumw4dusmUnsotusjqTp331vWWmlsX8vedLVIADeER4rbsSJ0mbMokEbFfqsTbXyqhPvaghMoS+WUx2uNQNS1+62tZ0WycPHcS4kXZiZEDDKbNcC1ri3f41e2bszBGyplcj6rNfla+U87c6CYKrBuCV3LitLaO2khy3BZWR5Lj7KZfzzV1s7bKTBLXVnDkKRrZLX1GltRrWbjocJYI0gQxrkXK1yozKfzHOqmAgWOQHCzxuchQRvxN2LErbvPK3KmCtA6Lgg+5CWSCiTH7PSYDONV7LA2dfwsNRQtjtnS4eTpVcqw/aEXiByxEY0YffHxFVptoYjCdOZDmllaMKxv0dgCSQO4ZgLUVbF2p8oTOFZRcqCfrW0JA7r1Jgns0AHh2pi4WtcrO72+AkYRYgLFMRdSDeKQd8bc/KisGvOtsbvgqeiUMpOZoToL/aiP1G9jS3c3rbD2TEMXgvkWYizxtySdeR+9zrVUr8VpmWHf27qO9havRqeuY3BAI1B1B8K6qcmKHFYhY1LuwVVFyTwArzDbm2Xx7KAp+Tk/Mw3s05B7cn2Yh711vHto41gFUthlYrHHwOIkB4nuiXma2tlbN6K7MQ0rjrtawsOCoOSjkKq+p9SbUZ/Y8BEjZqTbK2WIuuxDSEAFrWAA4Kg+qoqDb+0SigI4Uh1EjDrNGpub5fMVoY7FCJC7EAD7RsL8hflQdsvD/KpiUIULJ0rEg9ILkXAYaMLiwPK9ZKvqsPdYnOwUk7bBaOwcOZ1lLACGUkMgJKlhY50PcefjW3tfE9HGcvabqr6am3gNau+WlD+92w5MSsfRPlZCw1JAyta/DyoLLDZ7A1nDV3TgbIOlBdri4HLlp/musPHc2NyAGOv4SePwq6P0cyHtYhb/AICfcmqO0d0cXAMyHpFHHITf+k/2rTMtVZPQ2QIOHDfCWKXrsACFDG3LnwrvBOUcW528bG+h+BtT4DcrEzDNK4jDa9a5b0HCrjfo5cDqYhb+KEe4auSW6g+m6QJaXc4RtCy4iLrKLHRl7mGh9Dz8awd5Ypo1RY5RFBdUsosVW2rFv7eNaW6+x2w0OR2zOzFmIvbkBa/gK08VAroyOLqwsRWXFlsM5DTlmUfTkbqLZ2LMqZsjID2c3aZeTEcuelVdr7K6W7pYSWynN2JF+zIOY7jxFY+39vSYd0hWyquW8jXZmAtwHfyopw84dVcAgMLi4sde8HhRHedVcLEewPGCuYB9JQ1u9txsCcjhjhQQHVtZMMx4A/ajPJhXpcUwYBlIIOoINwR4UFbW2b0lnSyyqCASLqynijjmp9qy919snCOsRVvk8kgjyE3fDzHXL95G4g91bLpvUWW48/kOVFkZpKpbtDJJCv7tsdB6OjD2oyFCUidFi8Qp/V4uGUfgnVoz7kUXZazfiRuLAd7hHgOyHt5pMxSIrJlszu0a5iLEAXU6EcdKubt4MRwgBs2Y3HVKi3AAKTpVLbe2nimCK8YBGudG6ul7lhprREtyBfuHlwqvsPfHVazGxTwAXZTEUrV1alVUirkChzam3pY5WREU2JCkm2tgP/oj4US1lYfZiyQTxEAzI7Pd9TrYqy+BVQLd4q86JXjnlcJPZClcQNlfwswdFccGAPrUlqDN2NoFJQpsFewIHDNci/wNh4g+FGd6h9SpOqzFvY8J0b9QSrquc1dXqvT1ib0YYtGrqL9GbtYgME55SdAeFLdzFAh06oKHsiQyNY82JHf3Vf2ygeCVWBIyNcDjprp46UN7pSATWspaSMsXEmdu1frAABblvarmH6tJwP4oR2ci9jQfKOkxUa2+kx/tBCg/O9F/MUJ7sL0uNwh4jLisR/7ZbL7CrDwyz6jnfCHPwrG+2GZcbJb9pwrZT/uQkOvxogwk/SIrjg6q3qL1F+klAkUGJtrhpkY/gfquPy9KqbudVGi49A7IPwnrIf6SPSp3iWEuhbIOxTIDuqW82zsQ/XWTNCoBaK5W4XVtRxuL+lEMDhlVhwZVI8iARQ7vagJiBfIHzAszMIxa3ELa5N/atLd3EZ8OmgGXq6XtZTYEX1FxrWdsNLqjHHspDdnLTIp6YClaqhETE1Way4iBhoSzIfFCjMb+Ayg1ZFCe18RMQWZgpXp0yqvCyBjdidbrbhyq66FC99kOb25QpThq5w+EEkqtdus6ka8izSHl9lE/qosJrH2FhAMzk5mDOgvbQAgaAd4A9BWxenddsiaxgcN2Shbhqa1PSFPaqVFUGLkCIzMSAqsTbjYDl40O7mibUt0fRkcQVMt76XK+HfWztqRhEQnbbQDMASOJy5tL25Vj7nbOVWkkF79izKAwuxY5ipIY6jWriu0Mpvce6G77gtrbU/RYeVxxCNbzIsPc1V3Cwf8Aq8Qfq4eLD4ZfNVJb3pbwyD5pG4M+dvwQjOf7D41p/o2gPyPpm7WJkkmP87dX2ArQ+HIdMBee5Uec5K3dt4ATwSxEXDow+JGnvXnO6mMIaLNxkQwyeE2GNvdW9q9UtXmG8eCaDGSqv68DEwj/AHYdHUeamri9XE8DmITDg5RFj4C0bBTZuK9UNqNRodDQ3sPGPCzdOUvK4LEaspYkLm1sBplsKKcLiFkRXU3VwGHkdRQvvLsgJmliRmdibW16MkXui24sefLjWFpOadVaXupjh+QRbTVU2RHIsYEpLMCbEm7W5XPM1ctVVKzS8tByiDhckUA77uRPZSVGUFrcCWVhf00r0AisbaW7kM8nSOXuQAcrWBsP8GrLpVgVptb84wu+kn1KLc6Uthhm1OZrnvua3MtV9n4FIUCJwHfx1OtzVo1EuP8AMmc9vBKW3ZcmlautKixMGdCuZlzC2ZdGHkajNxkApIS21tDppABC0sAzI5A+te2ZCNQR48aJdl4EQxLGLHKOIFr+JHfWfsLYzRSSPI5LE6sDYODwzJwBHf41qY7FLFG8jcEUsfhVpala7TBFx+0NoxuUJb1Tl2lCdqyYSP8AHKc0hHkoX1r1HAYURRpGvBFVR8BavPd1MCZcagf9kQyy93T4g3t5hRb4V6Vat/SgEMDWDsFCecnKehX9IGAZsOJovpcKwlTTU27Q8iKKr1ywuKlJq8+3ZxS9aNeww6aHuySEll/la49K3ybUFzYVsJO8Ki5hLYjDD7ULn52Pz0BHlRfh51dVdTdWAKnvBrAdfpGGfzGjZ37UyF2RhS1V2kCYXAfISpAY6WJ4a1ZrmWEOpVgCpFiPCqON2l4JRiNkN4DCr0ghmw/RmRLXR7o/RkE3GhB196gw8KQxTSovziyyxx2v9ZrKLX1tWtHCI5SsMed1RblnOisSAFvfjlv8BWQ2PhRWvCer88gzk5pMzA6nnpetC1zn5IBwcIPCgaTLhcVAwcdGoePP2ipOvPkwPrVnbkzM/wA0sh+SqhXIOrnIBIbXhkFvjUu0sXA8kmeMMyqi3zHrKzgMLDuJFW9lyp0jRJHlVzJmJJucipxBHMP7U5zg0ayz5+O2UlrYaYOquvBgCPIip6iw2HWNQiCyroB3VLes5JguOnhGCYisDeTGKCqN2IwZ5fwoeov8zW9K255wiMzGyqCSe4Aa0I4fCNi8RHCRbpWXE4kH6sS/Qxn1JI8avegUjNP5h4b+0GZ+BhF/6P8AZzRYbpJD87iWMz6WILcB8BRRTLT3rfKGmpGnpUkkL79bIeSJJ4dJ8KTJH97mynzAob2JtEhbwR9LFJ11RXXpIi3aQqTqMw0r0sihvH7jYKVi7QgMSSShK6nW+lRbVSOyzRINk5ri05Cym3gjX6VJYvxxsB62tU0O3MM/ZnjP84v6V224xT6DG4mLwL519DVSfdLGkWOJgl/i4ZTVFJ4ZgJ9JIRhOVbmw8MjBiVJAsCHtpe9jY6imXZkNmGUWYa6+fDu7RrFl3PxY/Z8A/jkK/lXLbp4n/wALB/CR6Z/H5AMNlKXnD2W42yoSFBUWS+XXvIJ594HpTvHCrlyyBzmNyw+sADz+6PSsL/pHEn9iwXxdzUybnYu+kOATx6It+dIeHnn7pSl53wtGbb+GXQzx37gbn2qMbbDC8UU8nisZC/1NYV1DuhjR+2pGO6LDqvvU43BRv+4xOJm7w0hC+g/zRY/DUA+4krhnKwttbUBX/UBI4l67J0qtLJl1VAq8ATa9Em4OyHjjfET/AE+KIdx9ldcqjyvV7Z+6WDh7GHjv3kZj6mtxRV5Vqx12aYxgITnFx3SpU9KpKav/2Q==






STAI AL-MUSYDARIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI SI
KOTA CIMAHI
2012






Kata Pengantar
Assalamu’alaikum,wb
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt atas hidayah qinayah-Nya sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu. Salawat salam semoga tetap untuk Rosulullah saw, seluruh keluarga, para sahabat, serta ummatnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester ( UTS ) tahun akademik 2011/2012 untuk mata kuliah filsafat pendidikan pada fakultas tarbiyah STAI Al-Musydariyah kota Cimahi dengan mengambil judul, “PENDIDIKAN BERKARAKTER MENURUT FILSAFAT PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA”.
Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan hasil tulisan ini, baik dalam teknik penulisan, kajian teori, konsep, maupun bahasannya. Oleh karena itu, sumbang saran dan kritikan yang membangun dari Dosen pembimbing khususnya dan dari pelbagai pihak sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penulisan ini, sehingga dapat dimanfaatkan bagi kegiatan keilmuan pada masa akan datang.

Terimaka kasih, wasalamu’alaikum wb


Bandung, agustus 2012
Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah
Dalam pendidikan di Indonesia, kita sering sekali mendengar jargon-jargon teori-teori pendidikan yang diadopsi oleh pemerintah. Kalau kita perhatikan hampir semuanya adalah teori-teori yang dipinjam dari para pemikir pendidikan dari luar Indonesia. Sebut saja pemberlakuan KBK atau Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah impor mentah dari Competency Based Curriculum. Contoh lainnya adalah KTSP yang dijumput juga secara langsung dari School Based curriculum. (http://www.kompasiana.com/ouda/ajx_date/2010/03/ ).
Kehidupan bangsa yang cenderung ‘western’ ini telah mengabaikan hasil karya anak bangsa sendiri, yang hal itu lambat-laun justru akan menghilangkan karakter. Padahal tidak sedikit tokoh-tokoh pendidikan kita yang berperan besar dalam mewarnai dinamika pendidikan di Indonesia. Di antara tokoh-tokoh tersebut ialah K.H. Ahmad Dahlan ( Yogyakarta, 1868- 1923 ), beliau mendirikan Muhammadiyah dan Prof. Dr. N.Driyarkara, S.J ( Purworejo, 1913-1967 ) yang banyak menjiwai sekolah-sekolah Katolik seperti sekolah-sekolah yang bernaung di bawah yayasan Kanisius. Dan tokoh pendidikan lainnya yang paling terkenal di Indonesia adalah Ki Hadjar Dewantara ( 1889-1959 ).

Namun, selama penulis mengikuti perkulihan ini, ketiga tokoh ataupun tokoh pendidikan Indonesia yang lain belum pernah dibahas dan di toko-toko buku di Bandung khusus Bandung Timur sama sekali tidak menyediakan buku-buku yang membahas tokoh-tokoh tersebut, padahal tempatnya berdekatan dengan Universitas Negeri. Dari fenomena itu, dapat diartikan ataupun dimungkinkan bahwa masih minimnya minat masyarakat dalam mengikuti informasi perkembangan ilmu pengetahuan bila dibandingkan minat mereka mengikuti arus perkembangan teknologi, sehingga seringkali terjadi kesalahpahaman dengan aturan pemerintah. Oleh karena itu, di dalam makalah ini saya akan membahas secara deskriftif filsafat pendidikan yang dikenalkan oleh salah satu tokoh di antara mereka yakni fisafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara, seorang filosof Indonesia asli.





BAB II
PEMBAHASAN

PENDIDIKAN BERKARAKTER MENURUT FILSAFAT
PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA
( NASIONALISTIK, UNIVERSALITIK, DAN SPIRITUAL )

  1. Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBwgHBgkIBwgKCgkLDRYPDQwMDRsUFRAWIB0iIiAdHx8kKDQsJCYxJx8fLT0tMTU3Ojo6Iys/RD84QzQ5OjcBCgoKDQwNGg8PGjclHyU3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3N//AABEIAGoAQQMBIgACEQEDEQH/xAAbAAACAgMBAAAAAAAAAAAAAAAEBQMGAAECB//EADcQAAIBAgQEBAQEBAcAAAAAAAECAwARBBIhMQUTQVEiYXGRFDKB8AZSsdFCkqHxI1NiY6Kywf/EABQBAQAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAD/xAAUEQEAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA/9oADAMBAAIRAxEAPwB5HIyrZmYG1xrXa4h/lu1ydDmqEppcHW3augpDAAD1NASJPHeR2C7kg0NPxlIAhBkkBOoVxrQmNnZ3GGjZERdXcN6ntppet4Hh645TJKM0CWAAO/Yff67A5hxfxcKSYWVmA0O4IPY1KC5B/wAV1Y+ZpVhcOMDig2HBWKRgkkdyRroCL+ZptdFBIIuaDXOkWQ5JZO3zVL8RL4F5rr5k0OtgRlOna9SFVYrqLX1ANAXnf/Ok+/rW6j07f8qygVGVHFjmXzsP/K1dWI+a1YQu1lHneoZg3LcQ5BIR4GY3F+l6BPOsmJxSQo8itiJPG9gCFC3t+wHarDisGFwJw2GmaOO1kQIDY+d6r2Cix+E4hLLj5o2imBAkBBGe4I03FtafDiUXJey6jQi9/pQQx8NbDthHM8hsVJJuQdbnS/3em8uTNYk+1KOHuMXxTMiplVfGVldsu1tGAA2HtTmVBawv63oOVVARb/rUy5QNDr6VwBYDrffWtSMBHYX160E2dfzj+UVuoOWf9X9aygVre3i/SgsXjo8OQL5n6Iu/qe1B8Qx7xQrDG2V3uzNmF1Ub/t70gnxJByZmBY6negaYzGnEvnaylfly7bfetJ8VjDE45ZMZUkeEldfXf3rcmN5reENlU3RQb3Pb0oefmzAsXJCWup6fTrQXr8I4hDwwt8RFLKzl3sfEl9lN6ctNmO622IrzPhnEJOH46OcSZYlf/EA0DLsRb0r0Mu1tGYg7G+4oC1kW4sRXbMhXdbUKjPltck1JJzI4hfOt9fWgJzH8ye9ZUOd+7+1ZQefcUfNMoFrhLX8z/aq9indJmU20PSmmKnYs0oubtf6W0/oB7UqnZuaQVAJa5tQEYN1AJkBLAGwG9c4vmjlvKGCz+JSSRmC7n3onhWIWCSUSQ54pIysh6qNr36aketG/iHB8Ukhw8rGHEQBAIpogLkAW3J2oERf5rMD6nSr/AMCxrYvguFY25ijlsb9V01+lj9a89neSCdo5M0DDR1K6jrqKf/hLiMcOKODEjWxGoBX+Mbe4v7CgvMcmUi9vepjiQ62Ov1oWM3sLkeZqWaKy3uCTQF5krKG8Xdf5ayg80xqqI2OgAAJzE6GxAtS+chnDWs1tbUwlVXjVpGuNgxY2H0oPExFHXSw22tegnSX4bBvDC6l5lPMbfKPs0XhONfCw8p+bC1/FylDLIPIXFiaUDNG+Yi9jbSupEvGLkBbkAkbUA+Il50sshFizlrXvbyrWEkkjxEUkTWdHBUk21B0rpUYDxC1za9cwsIy3hVgdCDeg9Xz5SSuUjtfepDLnW3hXX3qr/hXHNisH8PJ8+GAGbNfMpJt7Wt7VYlu2XvftQF5h3NZXHJby963QUHExS4eflykq4PiCmwYdx5UNO0ZFvCOgGcA37gDr60/4jhvjYl8YDK2jH+HfT6m1VvIi6StLmU3YBV/Wg5+EdobkMWvYba1KUduVFJC0TqhV86hc3Y2sOnXqb0TgZmilWSKA+EgqhOn1vf3/AEqbFyS42QSEGRwpW0UYuQO3l50CRxKEKZgVjJ1tr611iYYsnPhGVCBzI89yjd9dSp6dtu1zWwrpzucrBeXpnUi9+1/veolhMJJAV0CEsCLgAb3HUb3oM4PizgsWuIjYqqkc0IN0zC41r0PCyxyRxyxsXRwGVgNwf7150+GyRHEw2OGBAHjuQxtoeh3vfsD1p/8AhviGJYrg5ERo18Ssqklb+KxOwFBeMrflX7+tZUuVf9v2P71lBWlw7SGQdCKVScMlkgmcoxcBQhBO5Pc72q3FFAayjr0pRPpNIB0XSgSrw3ijC0cKuRuQwAt21NOODrh+HYPNOzfEOLyZltaw+UeVNcOo+AXQanXTfWuSinlAqCCxvpQVriQbERucaL5zaMLqQTtbv50shZsLi8LnUjKVYMwNh3JFtr6X21q8DDwMVZoYySdyg70l/ECIMXGAigfDs1gOovY0CR8DLgsVMcMVjjm1XKl1AO4Ck6AEMO/ptR+FmxOGwkUkMEZhzHOi3AQ9TY6i58zvUnGyUCBfCMkh075z+596Y4FV+AxK5Rlyk2tpsKBpp2n/AK/vWUZnb8x96yg//9k=Ki Hadjar Dewantara (Yogyakarta, 2 Mei 188926 April 1959) adalah seorang pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Lahir dengan nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat, namun untuk menghilang jarak dengan para siswanya, pada tanggal 23 februari 1928 beliau menanggalkan gelar keningratannya dengan nama Ki Hadjar Dewantara. Beliau mendirikan perguruan Taman Siswa yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh pendidikan seperti halnya priyayi maupun orang-orang Belanda. (mukhsinblog.blogspot.com/.../pemikiran-pendidikan-ki-hajar-dewant ). Konsep-konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara dapat diterjemahkan, bahwasannya pendidikan di Indonesia haruslah memiliki tiga landasan filosofis, yaitu :
  1. Nasionalistik maksudnya adalah budaya nasional, bangsa yang merdeka dan independen baik secara politis, ekonomis, universalitik dan spiritualistik.
  2. Universalitik artinya berdasarkan pada hukum alam, segala sesuatu merupakan perwujudan dari kehendak Tuhan. Prinsip dasarnya adalah kemerdekaan, pendidikan hendaknya membantu peserta didik untuk menjadi merdeka dan independen secara fisik dan mental.
  3. Spiritual, yaitu pendidikan hendaknya tidak hanya mengembangkan aspek intelektual saja namun pendidikan hendaknya juga memperkuat rasa percaya diri, dan mengembangkan harga diri. (Eka 'eksus' Susanti http://www.scribd.com/doc/93681530/Filsafat-Ki-Hajar-Dewantara ).
Berlandaskan filosofis di atas, Ki Hadjar Dewantara membedakan antara konsep pendidikan dengan konsep pengajaran. Konsep pendidikan menurut beliau merupakan memerdekakan siswa dari apsek batiniyah ( berpikir, berpolitik, mentalitas ), sedangkan pengajaran adalah membebaskan siswa dari aspek lahiriyah ( kemiskinan ) namun dalam oprasionalnya; kedua sistem tersebut harus bersinegris satu sama lain. Artinya, peran guru selain sebagai pendidik juga sebagai pengajar; oleh karena itu guru harus memiliki kelimpahan mentalitas, moralitas, dan spritualitas. (http://blog.tp.ac.id/pemikiran-ki-hajar-dewantara-tentang-pendidikan ).
  1. Konsep Sistem Among (Among Methode), Tringga dan Tripusat
Konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara sangat membumi dan mengakar pada budaya nusantara ialah: sistem among ( tut wuri handayani ) , tripusat ( keluarga, sekolah, dan masyarakat ), tringga ( ngerti, ngrasa, lan nglakoni ). ( tauchid,2004 ). Sistem among ini juga telah mendapat sambutan baik dari Drs. RMP.Sastrokartana (kakak RA. Kartini) seorang filsuf dan ahli bahasa, bahkan semboyan ini ditambahnya , yaitu Ing Ngarso sung tulada dan Ing madya Mangun Karsa. ( Alim Sumarno, http://blog.tp.ac.id/..). Sehingga menjadi kalimat yang sempurna, yaitu:
  1. Ing ngarsa sun tuladha : Seorang guru apabila di depan selain sebagai meneger, tetapi juga memberikan contoh ( modeling ) baik sebagai konservator maupun inovator bagi peserta didik.
  2. Ing madya mangun karsa : Seorang guru apabila berada di tengah-tengah peserta didik harus bisa membangkitkan motivasi ( motivator ) dan fasilitas ( fasilitator ) atau sebagai mitra ( partner ) untuk meningkatkan produktifitas pembelajaran agar mencapai hasil belajar.
  3. Tut wuri handayani : Seorang guru apabila berada di belakang harus bisa mendorong ( motivator ) dan membimbing ( directur ) siswa supaya senantiasa maju. http://tugino230171.wordpress.com/2010/12/12/multi-peran-dan-tugas-guru-dalam-proses-pembelajaran/
Konsep guru yang dikemukakan oleh ki hajar dewantara ini, merupakan sosok guru profesional. Dimana guru harus cerdas dalam menempatkan diri dalam berbagai macam situasi, kondisi, dan dalam memainkan perannya serta mampu untuk menciptakan suasana yang kondusif di sekolah ( kelas ).

data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBxQSEhUUEhQVFhUWFxYbGBgYFhccHxgcHBoYHR0cHBgaHCggGB0lHRgXJTIjJSkrLi4uGh80ODMsNygtLisBCgoKDg0OGxAQGi8lICQsLCwsNCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLP/AABEIAOEA4AMBEQACEQEDEQH/xAAbAAABBQEBAAAAAAAAAAAAAAADAAQFBgcCAf/EAE4QAAIBAwEFBAUIBgkBBQkAAAECAwAEERIFBiExQRNRYXEUIjJSgQdCYnKRobHBIzOCkqLRQ1Njc5PC4fDxshUWJESzJTQ1VFWDo6TS/8QAGwEBAAMBAQEBAAAAAAAAAAAAAAMEBQIBBgf/xAA4EQACAQIEAgcHBAICAwEAAAAAAQIDEQQSITFBUQUTIjJhcYEjkaGxwdHwFEJS4QYzcvEVYqJD/9oADAMBAAIRAxEAPwDD45CpBHAigHlzGJF7RBx+evd4+VAMaAVAKgFQCoBUAqAVAKgPQuakhSnN2irnjdi2bE+Ty9uF7QxiGLmZZ27NAO/1vWI8QCKmVCEXacrvlHVnjkT0G72yrX9dNLeyD5sI7OP4yE5YeKn4Vcp4ep+yCj4vVleeJhHjc9n2Bsq7/Uyy2Uh+ZMO0j+EgOpR4sfhSpQqfvipeK0YhiYS42IHbXyd3tuvaCMTRYyJYG7RCO/1fWA8SMVTdCEnaErPlLRlhSKmykVDUpTp95WPU7nNRnoqAVAKgFQCoBUAqAVAKgD2tsXPco5nuoAFAFtpyjZHxHeO6gDXcAxrT2DzHunuNANKAVAKgFQCoBUASGFnIVQSSQAAMkk8gB1NS06M6ndX2PG7F52X8m7qol2jKtnEeIVvWlfl7MQ4jrz4juqzTowvaKzv3RXqcTmoq8nYmoNr2lnw2farrH/mLkB5O7Kr7MfmPiKvRws5L2ktOS0RSnjEu4veQ+1dqzXDariV5D9I8B5LyX4AVbp0oU1aCsVJVJz3Y5sd2bqYZjgfHe2EHw1EZ+Fcyr047s6jRm+Ar7dq6hGZIHx3rhx8dJOPjSNenLZiVGa4DbZe1JrdtVvK8Z+ieB815N8Qa6qUoVFaaucxqThsyZn21a3nDaNqpc/8AmLfEcndll9mQ+fDwqrLCSj/rlpyeqLUMZ/Ne4iL/AOTjtVMmzZ0ulHEx+xMo8Y29rzGM9BVCrSinaayP3xLsKil3Xcot3aPExSRWVl4FWBBHmDxFV6lCcNXtzWxImAqE9FQCoBUAqAVAKgHFpbFz3KObd3+tAdXVyCNCcEH3+JoBrQCoBxaXOg8RlTwYd4/nQCu7fTgrxRvZP5HxoBvQCoBUB6BmuoQlN2igXTd75PpJEE924tLbnrkHrP4Rx+0x+znwzVuFGMXbvS5LZebI5TUVd6IssO2reyGjZkGhsYNzKA0rd+kHhGDjkPsBrQjhHL/a9OS0RQq43hD3kFK8k0mWLySMeuWZvzNXEowVloim3Kb1LLsjcaWTBmYRL3Di5/Jf98KrVMXFd3Unhh3xLpsjd62tsGOMFh89/Wb7TwX4AVSqVpz3ZZjCMdkS/aVFYkuLtKWFyJ2ru/bXGTJGNXvr6rfaOfxzUsK04bM4lCMt0U/au4ci5MDiQe62Fb4H2T91XIYtPvKxWnh+RV5YZIJBkPFIvEc1I8VP5irScZrmivaUHyJs7xpcqI9pwC5UDAlXCzJ5OMavI4z1zVSWEy60nbw4FunjXtPUhNsfJ5rQz7Nk9KiHFkAxNH9aP53mvPu61QqUY3tNZH/8v7F+FRSV4u5Q5YypwRgjhVSpSlTdpIkTucVGeioBUAqAcWltryScKObd3+tAdXdzkaUGEHId/iaAa0AqAVAKgHVpcAAo/FG/hPeKAHdW5Q4PEdD3jvoANAS+7m7lxfSiO3jLHqeQUd7MeCj/AGM1YhQ0zzdl8X5HjfI0CysrLZfsBL28HN2GYYW+gP6RgevhwweFaFLDymrWyx+L8ynWxUYaLVkdf3093LqlZ5ZDyHP4Ko4AeAFX4QhSjaKsjNlOdR3ZObJ3Md8GduzX3VwWPmeS/fUE8Ul3dSWGH5ly2Zs2G3GIkC955sfNjxNU5zlPvMtRio7D7tK4se3FrpYXF2lLC572lLC55rpYXF2lLC4C7gSVdMiK69zDP/Br2LcXdB2ejKjtbcscWt2x9Bzw/ZbmPjnzq3TxT2mV50E+6VbE1rKCNcUq8iDg/Ajgw+0GrXYqRs9UV+3Td0S11c2m0hpvlEFweC3cajDHkO2jHBunEfwiqdTDSgux2o/xf0L9HFqWk9HzKNvVuhcWLDtFDRt+rlQ6kkHP1W78dDx+HGs6VBS1p+q4r7l5Mr1VToVAOLS215JOFHM/760B7d3OrCqMIOQ7/E+NANqAVAKgFQCoBUA9tZQ47N/2W90/yr1Jt2QLTuvuIZFNxev6PaqfbI9aU+7Evzs+9jHng4u06Kg0rZp8uC8yOc0ld6In9pbfHZ+jWcfo1r1Ue3L9KV+bEjpnHnwrTpYbK89R3l8vIy6+Kc+zHRHOxt3XmwzepH3kcW+qPzP313UrqOi3IoUXLVl22bs+KAYjXB6seLHzP5cqpTnKe5ailHYeiSuLHtw0MbOQFUknlgc68bS3Cu9hx6BJhjpB0e0Aykr5gHIrnPHTxOsstfA6ns9MSS6shyQAB3Zzk58DSM7ycbbCUbRUr7nWzLQSiQliNCluAByO6vKknG3iKcVK/gJLQGBptR4Np04HPh1z40cnnyjKsmYbwW7OrsBwQZP2/wDJ+FdSkk0nxOYptNrgeWtu8hIQaiBnGRnHfx59PtpKSjuexTlsALV1Y5ucmSlj242vraOZdMihh49PEHmD5V1GTi7oOz3KTtvdtosvHl4/4l8wPaHiKu0q6lo9yrUo21QHYu8DQKYZFWe2f24H4qfFT8xuuR18eIVsPGp2lpLmdUcTKno9URm8+5CNE13s5mlgHGSI/rbfwYfOUe8OneAWrMq0s0ss9Jc+Ev7NWnUUleJSra11ZLeqq8z+Q7zVGUXF2ktSUV3c6sKowg5D8z41yBtQCoBUAqAVAKgPVGa7p05TlliG7Gk7A3Shso1utpLqdhqhtOTP3NL7ifR69c+zV+hSd8tL1l9EQVasYK8vcG2pteS9bMxAYcI1HBVHuKvTkK0qdKNFWj6mVUqyqvUk9hbAC4eYceiHp4t3nw6fhHVrX0idU6dtWWZXqtYmuP5LF4+zMqsiueHDjjh06c+R41wpqV8utjpxatm4kjZWyPDcAKO1j4g8SSoPHgeGfVPEAcxUcpNSi76M7jFOMlxQ0guziOQkkxSAHPuk6h+D/aK7cN481+fQjU9nyf59SxzxqJ50RtE0qDSW9kgjiB3HIPf4d1VU3ki3siy7Z5RT1ZGTjFn2bkK8cpwpZQSOOcceI9Y8u6pl/tutmiGWlKz3TBbAulRZtTKpaMhckcTg/wCnOuq0W3HTic0ZpKV3wCelarQoXTtDIDjUg4cPhXOW1S6WljrPelZvW442HKnaGDiVKMpIIKsTxLZHLPIeGK5qp5c51Rks2QjrSZrVgxBB7TSeHNU9seR1L9lSySqKy5fPYjjJ03d8/luOts2xWTRE3C5dWXB6eOOhZyfIVHSldXl+0kqRtK0f3Hd7ZRyXJgjUKwT2x74GfWHLHLlg5ryM5RhnZ7KMZTyIreTnGDnOMDvq14le/AGZKWPblY3g2EDmSEcebIOvio6Hw6/japVbaSIalO+qIbYV5LBIJoXKaeZ6Ee6R84Hu/PFS1YRnHLJXI6U5Qd0x3vDsGLacbTWCiOdMtLaD53fJCOvivj341Zlajl7NXbhLl4M1aNdVFpvyMukjKnBGCKz6lOUHaRYTucVweioBUAqAVAdxxliABknkBXdOnKcssTxuxqOxdhxbJRZ7pVkvmAaGBuKwd0ko97uXp58V0aFHP2Id3i+L8F4FevXVNeJEXt48ztJKxd2OST1/kPAcBWrGCgssVoZEpObuyZ3asMntX6H1B4jr8OnjUNaf7USU48S7RWzSJr9VTg41EDtMc9IPtEf6c8CqTkou34ixZtX/ABjrYW0ol1RzoDHIMFwPWX4jiR4f8VzVpyfai9Ue06kV2ZLRk28i2ypBORLBJqKuOJUerpYY7snl5juqBJ1G5x0aJXJU0oS1TIiLahguZHTDqXkBGeDKWPUfA5qw6Wemk/ArqrkqNrxGs94p4RoEXIOMlskZxknoMnhjrxzXcYPdu5FKotoqxzPePJxd2bzJOPLur2MFHZHMqkpbsEGrqxzmPS+OJpYXueLICAQcg8qLXVBtp2Yi1LDMetMcYycd2Tj7K8yrc9zvYfbP2yY5EdlD9mulckjA48jy+ceYqOdHMmk7XJqdfLJNq9h5s3aiIztGGe4lyAz6EVcnPPUc8fLOByqOpSbSUu6uWpLTqpNuOsnzshxu0iK8gBDMsUmokMGDZA4AjgvPjzPXHAVxXbaV+ZJQtd25ETsezSSC4d8/olQqRz46sjjwI4CpqspRnFLiR0oqUJN8COW3bQJCCIySNXTI6edduSvbicpO1+BUt6rXiJEGEzxUdCevx/Hzq3QlwZBVXFEFa3LxuskbFHU5DDmD/KppRUlllsRxk4u6JvbeyI9sRtNAqpfoMyxLwFwBzkjHv946/YTlVqPV9ifd4Pl/Rr0KyqLxMsljKkgjBFZ1Sm4SyssJ3OK4PRUAqA9UZruEJTlliLmo7u7KTZMK3Nwga9kGbeFh+pU/0sg6N3L+edOjRoKfYh3f3Pm+SK1asqavx4ENc3DSO0kjFnc5ZjzJrWjFRVlsZMpOTuzyGMsQO8gV69EcGj7Ht0QDI1mMjMJBBKAHUfEjgdPdkngDWdUk368fEuQSXpw8CwbHuxexG2kYCZMtA+AM968OngOnT1ar1I9TLOtuP5+fElpz62OR78CCuoWUkMpVl9tTzB76sxae2xVmmtwZuGKqpJKrnSO7OM4+yusqTuRObtY8DV7Y5zHYavbHOY61UseZgthaTXIYwL6gBzK+QnAcl6yHy4d5qlVxcY6Q1fwL9DBSlrPRfH+h/ufsQ3iJPNwh4aU6ykcy3cmoHh87HHhwNatiHNZVt8y3QwqpvM9+HgF3u2F6Kr3EH6riZI/6vPz0+jnmvTmOHClHEOGj2GIwqqdpb/Mibq1ngjR50/Rsqt2qZKjUAcOOcZ44yfV8elWKOLT0noVa+ClHWnquXH+weur1jPzHhalj3McFqWOsw62dtV4CdGnDAhgQOIPTPMfA1HUpKe5LTrOGxLbNuo0tHSHLyyuA4KZIA4jCcQ/38+I6VXqRk6ictEvz0LNOcVTajq3+eoKy2U9zMizOVzq4L6xULzBPsoRwGniRkeqBXsqipxbivz6/mp7Cm6kkpP8APz/ort/AsjSpGCU9fHU6B87x4cf+KsRbik3v9SJ2baRQZoypI6gkVf3Kp1a3LxuskbFHQ5VhzBrmUVJZZbHcZOLuiW3m2Om1IXvLZQt1GM3UKj9YP66Mf9S/nxbKrUVD2c9v2vl4M1qNZVFfjxMwYYrNnBweV7lk8rkColcGjbj7FjtIRtK7QNxxaQn+lkHzyOka9/U/DOlSov8A1R3fefJciGrVUFmfoNL++eeRpZW1O5yT+Q7gBwA6CtaEFCKjHYyJyc3dgBXZGy57I2WbEwz3Ebdq/rwo8eUwvPWdQKueBAAbTwJHEYpzqddeEHotHrr6eHzLEYdVaUlrw5Fw2jswXQF5YZyWzJECA0b88jj38fvHhUhU6v2dX0fNE06fWLrKXquTIG7uNExaMgMAuSmMB9I16COAGrVgjh3cMVZjHNCz/FwKs55Z3X4+ICKcg56/jUmW5DmtqGk5al5H7jXi5M8k+KBS3AUZY8yABgkknkABxYnuFJyjBXkzyEZVJZYq7JW12BeyLqW3CDoJZQjH9lQ2PJsGqMsdG+kS9Ho2TXal8L/YYtERcQ29zG0ZaaEOjEYdGcLkMpwyE4BwfA4pVxEalF5dHxPaGFlSrrNqtbPxNeSIYCgADGAAMADlgDoKzTWIXcYf+z7QHmIUU+ajB+8GgO99ZdGz7xu62n/9NqAk4IcIqkcAoUg+WMUBlMlsfS57a1iL6ZX0opAEaerklmOEQMWAHwAOK0KOIVOl2teXkZeIwsqtZ5dFbV+I6utg3sa6mtw469jIHYfsEKT5Lk13HHRb1icS6Nkl2ZX+H3IqK4DjKnPEjuII5gg8QR3GrsJRmrxZQnGVOWWSswka54ngo/3gV6z2L5nEtycjHDHLHTxz315lOs/Il92tsLF2/tdrLGwjOQFLccZHDBzyJ4dOHWvXpOWXknqWsPWUc3NrTzH24yiO8EQALqr9o3PBGBoXwBPE9SOHAZMWK7VPNw0t9yfC6VMvv+xnW2dng5cNiWRi6xYJJj0g6+A9X5xweYGR01aNObWnBaX8eRUlBNX4vh4FfapyNMc7L2lJbSrNC2l0PDuPeCOoNcVKcakXGRLTm4O6Cb+bAjmi/wC0bNcRO2J4h/5eU8/2GJ4eJHeAMirRcvZy7y2fNfc16dRSjmRn1ZxKWvcDdpbuVpJzptYF1zv9HjhRj5zEYHhnrirlCDglP9z0j9ziTXEmd4ttG7m140RqAkUYxiOMcFUAcM9/8gK2aFFUo248fFmVWqOpLwIwVMQMkNj3nYTRy6FfQwOluR/16g9CBzripDPFxva55CeSSkXTc3ecOBZXuqWCRsRuTl4mJ4HVzIyefTJ6HFU8RhnH2tLRrfkyzRxCl7OpqnsM77TFI6QymROI1gaQ4+31h48jxxwxUsLyinJWZVm1FtRd18wKvUliFyCq9LHDkHgnx4g8xXjjc8z2PLi1GpZAWDD2HR2Vl8ipBBqKdGFXvrUkhialHuPRlv3J3llab0W5btCys0MpADHTxaN8YBYA5DAcQGzxGTlYrDdS9NmbWCxarxd9GiR+UXZ6tbpccns5YpwfoI6mQeWgFsd6CqpdLctAQO4zZs1HuS3SfuXEyj7lFAe79AGwnU8nVU/xHVMfxUBOsONAVLcCyAjuLg+1dXVxJn6AldYx5YBYfXNARe+u80omNrbP2egKZpRgsCwyI0zkKdOCWxkBlxx4i3hcN1zu9kUcbjOoSS3ZU7e0UM0hLEt7bs7MznxLEkmtSFGFLSCMaeIqVtZvRCnnz4AchUqjYjz3G7PXtj1SBs9LHaZI7u7XaCZnQBpGjZE1EABmK4LE8MYB59cZIHGoK9JTjZ7XuyzQquErre1iUujDskmebFxtGQZVScrDkY1Njr48zyGBk1BHNiezHSC+P5/2Wnlw/alrN/AzK9l1uz6VXUc4QYUHrgdB4ch0wK04qysUnK7uNTXp0iW3b216LKSy9pBKuieM8nQ8+HvDJx8R1NQYij1seTW3mT0KvVy8CA383Z9DmDRtrt5hrgkHzkPQ/SXIB+B4ZxWPXhnTmlqtJLx5+prRZaGbRsSzWPCrNNcNLj57I+EyeoC44eA7qv0EnXl4JW8Cpim1BFerQM/gEQUOGGQUImHj4V6cNkpHJmo7HjkGV6WOHIMr17YjbCq1LHDkOrebHA+yfu8a8ceKPFPgzuOXsbi1lPJLiLj9GQ9kx/dlJ+FU8dHNRvyL3Rs8mJUeaf3+hsF/aCaKSJhlZEdCD1DKVP41hn0wx3Mu2msLWR/aaCLV9YKA38QNAC3KXEdwnu3t5/FMzj7nFAc7+DNsi+/d2K//ALUJ/KgH+8u0PRrW4n/qoZHHiVUkD4nFAc7v7P8AR7W3g/qoo08yqgE/E5oDJll7aW4nPBZLiZge9VYomP2EWtzBRy0Vzep8x0jPNiHfZWQOefPgByFXFGxSc7jdmr2x6pAmeliRSAs9eWO1IDJJSx2mR11MztqclmwBk8+AAHnwAruMVFWR05OTuxq4odoC4oSIGKHZY4j2uxbxJMFYZrcxE/0ZkfDkHoCCeHie+s+ukq8XzTv4mhhW3Bg0OrYdofduZl+0FqYZ+3fjFfQYruepA4rQM7gEQUOGHQV6RMMgoRscxNiljhsNFMDnBBwcHjyPjXKaexxJNbocI9dWImwyNSxG5BkavbEbkdXi9pDJHnBKtoPutjgftxUFenmpyS5E2Fr5KsW+DRtOyL0TQRTDlJGjj9pQ3518yfbkbuN6sEkR/obq7T4du7p/A60BHPPPbzXFvb6GnuZ2nQnJW3hMcSGSUcMntEkCpn1j1ABwBwJ555IbO60dvDPDP2gyq3MMZzrReOmRX0Bo88Mgg4IoCT35OqCKHrcXNtH5r2qyOP8ADjegH+8G0Bb2085/oopH89KkgDxyKAxm1XRFGnIIirjyAr6mjSyQUfA+FxFd1aspc2zxmqSxwpAXavLEikBdqWJExvNOFxkgZIAyeZPIDxrltLdk0FKWyAytmurHSY2cUO0BehIgDivCVA8caHa2J8cNiXp964gX7MNWfiX7eP8AxZo4TuPzA7Ey+wj/AGd+D5BoQPxNc4Z+1j4wR7il7P1Ic1pGYFShwwyV6RMOlCNhloRseS7MWKCymxpluvSnYY9qLUhiZvgRjwkPdWRhKrniZNbO/wDRr46koYSKe6t/Z0grYPn2GQV6RsOgoRsMgoRs0T5MbjVs+NDzheWH4JIwT+ApXytaGSpKPJs++w1TrKMZ80i0W1siFiihTI2p8DGpsAaj3nCqM+AqMmIHcuPtFmum9u5nlOe6OJ2iiXyCJnzdj1oDzfuMRwLdDg9nIkyt9EELKvk0TSDHl3CgJ+4tkcqWUMY21ISPZbBXI7jpZh8TQFU+VG4xYmPODPLDF5guGcf4aPU2Hhnqxj4lfF1OroTnyT/oz5xX1B8GgLihIgDihIgLivCVHNvskXEd6+nVLbRW8sQ+iJWaYqPe0xgfd1rHx1Rxrwb2Vn8Tf6OpqWHnbd3XwGWoEZByCMgjqK1001dGTZp2YJ6HaAPQlQF68JECFDsmdqto2E39pfgfBYc/iKzcT/tfhBmnhP8AX6g9ypNeyL9P6uW1k/eYqf8ApqPDPt0n4Ne47xH+uRFnpWsZI6mg0Ecc5Ga8i7nM1YcC3wupjjPIdT/KmbWyI3GyuJK6IWWLczdg38uX4WkTfpTy7Vhx7IH3ffPdw5k4ycfiv/yh6/b7mpgMJr1s/T7/AG95zvHtEXVy04PqYCQjoIlJwR9dtTeWkdKl6Oo5YOb4/IrdK1s01BcPmM0rSMdjy1i1Z8BmvJOxzGNzpK6IGGShGy2fJdPpkvIfpQzD9tOzP3wD7a+f6Rhlrt87M+w6GqZ8KlybX1+poKmqJqlM+THaweKaBhpaG4uSoPzomuJtLjw1iRPDR4igF8qu1tFp2KjVJOyjAwcRKytK7fRC4XzkUdaAubHjQFA+Up9c9pDkcO2mP7IWNf8A1X+yr3R6vWvyT+31MrpmVsM433aX1+hU54ypwa+gTTPkMrW43eh2gD0JUAevCRBtjbR9EuEus4WPKyr78LY1jxK4VwOpTHWs/pCjnp5luvlxNboutkqZXs/nwHe++7PoUnawgGzmIKFeULNx0f3bZyp6ez7ua2AxVvZz9PsXcfhL+1hvx+5WnrYMlAHoSIA9eEiB99CQlt8JAuxrJOsk9w/7h0fmKycS+3UfJJe81sMvZoD8l0mqDaUPVrQyD/7TZ/zVFQfZpvlK3vO6q7MvIYdK2zFJwwAkMeOF4L3n/eKhT0sdyWoxklLHJ5/h4VMlZFaTuS+xrJ7qaK3iQL2hOp9OdCKMu4zwzjgPpMtUsZW6qGj1ZawlHrZ6rRGmb8qljsl4rZRGuI4EA+aJHVGOeedLMc88nNYlOOeajzaNmrPJBy5JszGGT1s4B8OnLAr6jKkrI+Rcm5XepIwAscNGAPLGK4dlszzV7o7slwzjuB/GupapEUVZsbx7ZiLrEih2dtCqhX2u4yMQgPgWBqtWxVOn+678C1QwFat+2y5v8uTU+w72BWke1V0AJKpKHkUd/Z6QGwOisT3Zqsuk4t2cbIsy6DlGLcZJvk19f6Hu5d3/AOPiYBdE8Eigj5xUpIn8Il+2o+kVFqM4u5L0LKcXUpTVmrfZ/Qv21dtQ2qgyscscIiqzvIe5I1BZz5Dh1xWWb5V93NltPYwXEOIrlHunjLDgVkuJWMUoHNGBGccmAYcRQ8ON4dlNFY3tzckPdPCC+n2Yo0bUIoweOkYJLHizZJ6AD0tOyNuw3OsRMdacJInUpJGTy1xthlz0PI9CaAznfK7DbQuGJwsEUMZJ5Dg0rHu5Spx8PCtjoxJRnNnzfT0nKdOlHfV+/RfU5ttkXtxCskVuNJ4r2soR3U8iE0nAIxjUVPlR9JRjPsxuhDoScqazzs/K/wASHm2gscjRMmiRCFYPpPrEZxrQlM46Zz4VYpYylV3dn46Fat0dXobRuua1/sLNCCVONOo4Iq0pblXKnZgbl9JI0Lp8ufxrxK63JL2ew2jUMJOA5HHhzpLgjuFtWaN8nQW52UsM6iREMsBVuIKK3qA+SFB8K+brQyVJR5M+roTz04yfFGeba2WbWee3cA9mA0b44vGwOkn6QKspPUqT1rWwVd1I2b1RlYygqcrpaMi1CiLUVBOr/fwq675rFWNstwJIkR/VAKjII+P8q81i0SrVEdUh4P8A5TXC2uzIuotjJj+9bP8AlNYld6VHzkl7jaoq0YrwG/yNzgbRWI8p45oj+0hP4oKhpP2MvBpkjQFkK5B5jgfMHBr6G99TCas7EjeSFWQjmFFRwV0JuzDOgcCQftCvU7aEclfUtvyePp2mpJGl7eVI+PztUT4HiVRj8KyekF3X5ml0e+8vI0nevYgvbWSDVpLaSjYzpdGDISOo1KM+Gaz4ycWmuBflFSi4viZXbbtX8Tsr2cpYAgNG0bofENrBwfpAHvrX/wDI05LVMxP/ABdRS0aH+yty9pSMC8ccC54maUMfgkWoHyLCuKnSStaEfedU+iXe9SXu/v7Fq2X8m0CktdSSXLHmp/Rxf4anLDwdmFUauJq1NJPQ0aODo0neMdeb1f55FqOyoey7DsYuxxjsuzXRju0Yx91Vy0Qew0Nvdz2isxiEUU0IYkmMO0iNGCeOgGMFQeWojkBgDP70+h3sropZbW8VkRTxIljQuijw9IcAeQq+nnwjT/a/z5mQ49X0imv3x+X/AEaDszZvosUt5dkNcmNnmfpGqgt2MfuxoOH0jljxNUDXGuz55LPZdoigG5kjhjQNy7aRdRLDqq+u5A6IajrVY0abqS2SuepX0IvZexWaHbFsXeSSQD13OWcyWqgN4DtA+AOAxgcBVLorGSxeGVWW7b9NXZe6x1Ujldib9B9Ntre7gIS57FHhlx7yhjHJ70bcmU8uYwQDWicGb2UD3c6G4TR6VfHtkLA6VVm/RsevCFUPfk1pZsmCsuL1/PQw8nWdJ3ltGOn56mk7wqZ7m2s9TJFIs0s2lipdIuzURBhxVWaVS2CDhCOTGs03Ceh2ZCsXYrFGIcY7MIujHdoxigKrtf5NbeTjbSSWzdFU64v8Fz6o8EK1PSxNSl3WVq+EpVu+tefErF3udtKE8EiuUzzjkCtjxSXAHwc1dj0irdqPu+xny6KafYn7/v8A0R0e7t8zSKtlMC3AFzEqjnxLazw8gT3A1LLpGnZWTucQ6MqXd2rGnbn7C9CtEgZg75ZpGHIu5LNjPzRnA8AKyJzc5OT4m1CChFRWyKB8qEyteFVxqjtVD+Gp3Kg/AE/teNX+jk8zZR6QfZSKS/6n9qtj9xmLugLT2ZPq/ka8lujuGzGOkngOZ5eddnqV3YcfLJKPT+xHK3hgiHwQN/nr56q/ZLxbZuxVtCu7nbQ9HvbeXOAksZJ+jqGr+HNeYbVyjzT+56y574WfY31yn9qxHk/rj7mFbeGnmoxfh8tDGxEctVkQhqcrsMhoRsPG7AqVZlZWDIynBVhyYeNR1aUascsj2nVlSlmiaxuhv3LLAXu7eTQjmM3MKF0JUKSXiXLx+0MkArnPEcq+crU+rm4XvY+hpVOsgp2tcumy9rQXA1QTRSj+zdW+3B4VGSEiBQHpFAcEUBTdn365v9pP+qAKRkdYbUPqYd+qVpsd4C0BQN34WlurMzcWmu+1l7i4WSbHkrIgA7lArWxMOpwsYc3r8z57BVP1GPnV4JO3vS+/vNM3wk7cRWC+1dN+kx823QqZie7UMRjxk8KyT6EqtrtS5uL2Dt+zaFZ9odgy8GBjaSEKy8jhNWGHjkcMn5jp7Gxnh6tCO8XC/inr8yxRh2kyda49Gv4pjwiuVW3kPuyKWaBj3AlpUz3vGKq/4ti1aWHl/wAl9fo/edYmH7h7uo3o7z2LDHYuZIc/OglYsuP7ty8eOgVe8V9iVTNt67cre3qx4VlnimiPuyGOKQH/ABASfM99a+Dh1uGlT8dD57pGp+nxtOquWvld3+Bd7/aivFYbUUYRNJlHuw3CqsmfBH7Jye6M1kH0JdwKA7AoDwigGG0tqQW66p5ool75HVf+o0BT95t+2jgMlrBIyalQXMqFIgXOFKI2JJhnHEAL9Ku6cM8lHmcVJ5IuXIyu4ufbJZ5JJW1SSPzYny5dwHIDgK+ho0FTikjAq13Uldkc5qcjQFzQlRK7p2fbXttH3yoT5J6zfcpqDETy0pPwJ6Ec1RIqO++0PSL+5lzkNNJp+qGIX+ECsTE6ZY8kvjqbKIVDxqOhPJUT8Q9jVt85O2Wzu/8A5i2TVj+sj9V/8o+FbOD7KlT5P4MzcbHVSK2OdXSkwyGhEwyGvSNmo/I3tePspLRmCyrK8iKTxkR8HK9+G1AgcuHfXz2Ng41nfjqb+DqKVJW4aF22ju1Z3BzPawSN7zRIW/exn76qFolo1AAA4AAADwFAdk0BX99L147bRCdM1w6QRH3WkOC/joQO/wCxQCutgxvZNZrlIjCYRjmq6dIPiRwPjQGdDY20Yrm3IszIYJQwZJIhE40shOpm1JkOTgrkePW/Xxca1LK12r+hlYXATw9dyi1ltbx5lquWls1LkpLtO9IRMZ0RKnRc8exhDFiebs3QsAMjFYmGGpOrU2Xx5L1NeEHJ2RHwWQiuLK3Qki3hmkLHmzHTGCe8sZJWPiK/PqleVWjXrz3nKK+cvhZI0VC0oxXAntoWiTxPFIMo4II/MHoQcEHoQKzqFWdGoqkHZp3RLKCkrMYbPWW6TQZAu0bBsCUj1ZkccGcDnHKq4YD2ZEJHsiv0/A4uGKoRqx47+D4r84GVUg4SsyrbQ2FtGa7nf0Mq0zqQzSxmJAscaAlwdTD1CcBM8eQrbwuMjQptWu7+hi47o6eKrRle0UreO7NE2RsNIbKO0fEiLF2b5GA+QdfDoCS3Dxqg3d3NZJJWRzuRcN2DQSMWktJGgZjzZVAMTnvLRNGSe/NeHpYwaA8agIXZ269lbnVBaW8bDkyxJq/exn76AqHyxbYjFutoGBmlkiYoDkoiMHLsPmglQozzJ4cjVjCU3OrG3B39xXxU1ClK/FW95lLmvpD55AHNeEiBGhKiyblP2Ppd2cf+GtpCv94/qp9vrCqWN1UafN/BFzBx7TlyMpc8axq889ST8TTWxzUR6aZsCX0nYrpzeynDj+6m4H+PUfhWxh6ntYy/kviipioXp+RDGtMygiGhwwyGvSNlg3DhtpL9I7tEdJYpI49Y5S6kdcH5jFUcAjBzwHOsnpOL7MvM0ujZLtR8jXF3UVf1N1fQ+AuWkA8hcCQVkmqTtnGURVZ2kIGC7adTeJ0gDPkBQBs0BXdvLqvrBT7K+lSftLGqD7pnoCaBoAi0BTrg6tp3LN7UcNuiDuR+0diPrOMHv7Md1fI/5ROfs4ft1fr/AF9S9gorVgb+zk9IiniK5VWjkViRqjZlOVIBwylcgEYIJHDnXztGrT6mVGpfXVNcGk1r4P4FuUHmUkSmqqdiSwxhbTtK1ZeckVxG471UI4J+qwwP7w99fW/4tOV6kOGj9f7+hQxsVoy4k19eUQbUBBbHOnaV6o5NBZyEfSzcIT8VjT90UBZc0AO6QsjKGZCwIDrpypI9oagRkc+II8KAgG3VDfrru+l8DcGMHzFuI80BlPyh21tFeiK1jRBFEBKV5tI7FvXY8XcKFJJJPr1q9GRd5S4GZ0lJWjHiVljWuZaAua8JEDFDsmdvS+jbFVeT3s5Y8P6KHgP/AMmD5GszEVPayl/FfFmrhYWp+ZmdY5bFQF4+SW/Vbs28pxFdxvA3Hqw9Q+eoAD61W6Mn1btvF5l9TiSvo+Irq3aN3jfgyMyt5qSD+BrejJSSkuJiSjlk0waGujhoMpoRtBCoIwf5cRyII5HPWvJwjOLjJaHkZShLNHc2LdBdoPZW0qXkUvaQxsVuISWBKjIE0bqTx95WPeTXyp9MWTZU94XIuYrdUwcPFNIxJyMDQ8S4GM8dR5UBK5oCub5aoxBdqCfRZS8gGSTC6MkpAHMqGD469nigJqCZXUMhDKwBVgcgg8QQRzBFAGBoCvb07GkdkubXT6RGulkY4WeLOezLfNYHLI3IEkHgxIo4/A08ZS6uWj4Pk/zclpVXTldFXud529XTEIskjN25hyy+0qRqjySlScEquke8a+aw/wDjNWTfWyS8tb+PD7l2eNiu6hW29B4641k04BNozzlWPsq8RRJY9R4AldJJHEV5iP8AGqsdaMlLz0EMbF95WLPuzsiQSNdXICysmiOIEHsIyQSCw4NIxCliOA0qBnGT9H0b0fDBUsi1b3f5wRTrVnUlcsRNaJCDdwASSAACSScAAdSegoCC3RzK9xeEYW4ZFh8YIlIRvDWzSuPostAWTNARe1p7wMBbRW7Lji000iYOTwCJE2RjHHI50BX95l2itpcyvdww9nBK4FvC2rKoWA7WVzgZHRAe4g0Bi6cuuTxJJJJJ4kkniST1NfUUoRhBKKsfNVJSnJuTOGNdhAXNCRBLS2aV0iQZd2VV82IA/GuZSUYuT4HcYuUkkefKztBWuxbxH9FaRpAvHqg9c+eokH6tYNaTVNX3k8z+htxVtFwKRVQ7FQBrSdo3V1OGUggjoQcg/A1NQmoTTe2z8meNGo754m7C/jGEu4wWA5LKmFkX7QPPBrZwcrJ0n+1/DgZuMh2lJcStqONXCmwyrS5w0GVaXI2izbq78y7OjMbR9tbAswUNpeLJy2nIw65JOk4xk8elY+LwTV6kNt2jUwuMvanPfZGoRbyykZ/7PvcEZBBtSDnlgi4wc1mGkTNhdGSNXaN4ic/o5NGpcEjjoZl44zwJ4EUAYmgKwNiTWhJ2eUMRJJtJSwQE8T2EoBMGTx0FWTuC0B7cb5x266r2C5tgCAWaLtUySAP0kBccScDOCe6guTWxdsw3cfa2760yVzhlII5gqwDA8RzHUV601ozxNNXRG2MvbbRllT9XBD6OX6NKXDuq9+gKoJ72xzU14enO137HaFtcP+reKW2Le5JJJE8eo9FYxsufeKjrQErtja0VrEZZ3CRgqCcMeLEAAKoJJJPICiVzxtJXZB2++sU65s4Lm64kZSIxpkcwZJyi8OuMkd1e2sE77HrbIuLwj05kSHn6LExYP3dvMQDIPoKFU9dQrw9LMvd3cqAFeTlEZgjyFRkImnU3gNRAz5kUBCHeWX/6bffH0UD7fSKAzHe3f2XaEfYxx9jbsfXywZ5QDwBK+qiEjoW1ADjgkHSwmBc7Tnty5mfisYo3hDf5FVY1tGSkCY14dpAqEiLLuewt1uNoSDK2qHswfnTSeqg8cZ492QapYx5rUl+7fyRcwkNXN8DLbmYu7MxJLEkk9SeJP21jV6meba24eRpJWBVEeioBUBo/yd3HpdrcbOY+v+vts/1iD10GfeXp9Y1pUatstXl2ZeXBkFanni4kUG+6tkyCQjXIyKjuetBljpcjcRzb2wIy3BR9/gK8cuB5k4lt3O329EAguFY244RSKCxhHuOo4sg6FQSORGBkY+JwcoPNDVfI1cPi4yWWWj+ZodnvDazDMVzA48JU4eYzkfGqJdObzeS0iGZbq3T60yD7s5NAVzanyjwLkW0clw3vYMcY83cZI+qrVPTw1Wey95XqYqlT3fu1M92nt1ryXVcTLIynKRR+xF4qgyS30mye7A4VoUKdCg7ykm/kZuIqYiurRi1H5hdi7ytZTF4JI8vjtIJSVEmOAIzxRwOGoA8OBBwMeYiFGu80JLN8z3C1K2HWWcHl+RP7N30MGoRsYo2kkk7Ke1kl0tIzO2ie2c5TUxI1pmqEsNVjvF/M0YYqjLaS9dPme7U30NwuiRjJFqRmjgtJYy+lgwDT3TqFXKjOlM4pHDVZbRfyEsVRjvJfP5Ff29vQ19MrTugEeTHbxMXCE8C7EDMj4OM4AAJwOJJvYenSovNOSv8AIz8VVrV45acHl8txvs/bbWkuu3nWKRvaSTOiX68ZIJP0lIbxxwruvDD13dSSkcYeeJw6tKLcfkaFsr5SYSALqN4G4esoMsZ8QyDUo+sox3ms+phasN17tTSp4ulU2fv0LJZby2cv6u6t28BKmfiM5FVyyHuNuWyDL3EK+cqcfIZ40BnO++/HpSNbWmoRNkSzEFS69UjU4YA8ixA4cBzzV7DYOU3eei+ZTxGLjBWjq/kUcxY4Ctu9jHsCaOlzpRAyJgZpc7SGygngASSeAHMnoAK92PbXdiT+Uq6FrBBs1CNUY7W4I6zOOA8dKnHkR3VjVat1Kr/LReXE2KVPJFRM6rOJhUAqAVAP9h7Te1njmiOHjYMPh0PgeIPgTU+HmlLLLZ6M8Zoe+NshaO8gH6C8XtF+hJ/SRnHDIbP2kdK2cJN5XTlvHT04GZiqdpZlsyM2ZJx0HzH8v9+NTz5kCJm3tuGpuCj7/AVE5cj3KdStq8AOQ7q9WhxJXPBHXtzhxOoNmPO5SO3MzBQxwI+AJI+ew6iqtevThK0439ET0aFSavGVvVk5szcK8kx+hith70jKxHlHETn4stVpY6K7kfz0LEcC335fnqXTZHyb2qcbjVdP/a8I/hCvqkfW1HxqnUr1KneZbp0KdPuot8FqsahY0VFHIKoUD4DhURMCu7ZZFKyKrqeYZQw+w8KAoG+O5dtFbzXFspgeKN30xn9G+kE4MRyqg966TU1OvUp91/Yhq4enV7y+5zubuZbTW8NxcqZ3lRX0Of0a5AOBGMK2O99RpUr1KneYpYenS7q+5oNparGoWNFRRyCqFA+A4VCTBp7ZZFKyKrqeYYAg/A0BT9r/ACbWknG31Wr/ANljQfOE+pj6uk+NS069Sn3WQ1KFOp3kUrau4F5Hn9FFcr3xsqsfOOUgD4Oauxx6ffj+epTlgGu5L89CBn2Y9vIqyW5gZgWXIj4gEA+wx6kVYo16dSWWMfgiCrQqQjeUviws0Wsah7Q9ofmKsp20Ict9Rk0ddXCQNo6XO1Ejb5+OkdOddxQZNboxpCsu0JxmK1HqKf6Sc/q1+BIJ7vVPfVbFzbtSjvL4LiWcLTu874Ga7TvnnleWQ6ndizHvJOTWNXqKUuzstEaSQ1qE9FQCoBUAqA0T5ONoLcxSbMmYDtTrtmPzJwOA8A4yPt6tWhSrOyqreOj8URVIKSysapatGx7UFDGxBHXUpwV+0Vr5lJacTKyuL1LDb3QmUMOA5afd8KgayuxJuGEdLnLidiOlznKWL5PvVvj3G3kz8JIcfiftrOx28fUu4NWTNEk2tCp06wz+4mXf9xMt8cYqgXQN3fShS8jR2kQ5vKyl/guezQ8sZL+KigKze7yWHIpcXp6lxlT4hZWWMD6i4qWNGpLZEUq1OO7G0O8Vhn/4e8X0444QR8YnDj4V08NVXA5WIpPiONsXcc1jdei3RkUQSa4pcsyjSeRbEqnxfUOHxqFq2jJk77HmxLpIbG29KuuzQwpoiiyrMMDmVzKx8U0jj150tfRC9tWN594tn5/9web6ckcRJ+Mrlz8amWGqvgQvEUlxHNnvLYchHc2ZHJkGlR4lYWZCPrriuZUKkd0dRrU5bMs1nfyFA8bx3kXvxsiyDzGezc884KY901ESho9rwsdOsK/uSZR/3HwSPEDFAZ38ox1XyjoLZMeZklz/ANK1fwHekUsYrpFbQFTkVpPUopHs8AI1Ly6juP8AKuVLgzvLxI2/lEak9eQHjUkdWGrEJZWrzSJFGNUkjAAd5Pf3Acye7NSykoRcnsjiMXKVkOPlM2qidns63OYrXPaMP6Sc+23wyVHd6w5YrGq1Woub70/hH+zXhBRVlwKFVAkFQCoBUAqAVAPtnKUIlLFQpBUg4JYcRp7iCOdSUqjpyv8Aljxq5pO3JxtG1TaEf6xNMd3GPmtyWUD3WGAfh3E1r4WahLq+D1i/oUsTSusy9SD2Rfdk/H2G4N4eNXKkcyKsGXFY6qXJbHYjpc5ykvutcWsTSvdDUcBUQwu/AcS3sleJwOfzfGs7E5pz0T08C7QUYR3Je93zIGi0hEY99wB+7Ev5n4VzDCzlvoezxEVtqVe5LSv2kztK/vOc4+qOSDwUCrtOjCGy1KdSrOe552dT3Icp7opc8ygp7RX5joRkcDx4HjXFSEZq0kdwlKDvFigtFTkOOAMnicDlx7vCvKdONNWihUnKb7QTs6kucZTzs6XGU8t9UT9pC7RP7yHGfrDk48GBqGpRhPdak1OrOGxabHfViui8hEq++gH8UTcPiD8Kozws47alyGIi99CI3rubSVontRpYaldBA6ZBwQ2dAUkEY5/O8K6w+aE9U/cK6jOG5CmOtK5SsJDp49Oue6j1OkrFT23NrfWvGPkn558as01ZWe5FPwJaxnGzbJr1uFzcBo7QdUXk82D9g+HRqp4mopyyPux1l9EW8NSyrM92ZbI5JJPM1k1KjqScmXErHNRnoqAVAKgFQDu2txjXJwQch1Y9woAVzcFzk8AOQHICgJ3cfeU2NxqZdcMgKTR9JI25jB4ZHMfZyJq3QlmXVt24xfJ/2cyRYd6tii1lBjbXbzLrgkHzkPQn3lyAfgetbGHrdZHXdbmbWpZJabHGzdvyRKEwrqOWcggd2f8ASup0VJ3OVUsTdtvPCfbDIfLI+0cfuqF0ZLY6zol7a9ik9iRCe7Iz9nOo3GS3R1ox32Vc3GU97OlzzKLs6XPMouzpcZRdnS4yi7OlxlPOzpcZTwx0uMp4Y6XPcpyYqXFgFxKie26r5kD8a6V3se2SIm63hgX2Szn6I/M4+6pFRkznMkQe0tvPKpRVCKefHJI/KpoUknc5c7jjc7ZouJWEp02sSmS4Y5wqDuPRjjA+J6VxiavVxuu89Ed0Ked67Fc3/wBuPeXJkxpiACwIOSRr7KjHDPU+J7sVj15ZV1a9fF/0aKRWaqnQqAVAKgFQDu2txjXJwXoOrHuFACurgucngByA5AUAGgFQFz3Z3zSK39EvIPSbfXrQayjRHjkow6HOccBnPeavwrptSzZZbbXT8yOUE1ZrQmootk3H6m7ltWJ9i4j1L5dpHwUeLGrkMRW5KS/9WV5YaL2dgr7i3RXXbmG6T3oJVbh5HB+zNSLG0tpXXmiCWFmttSCvbGSE4mieM/TRl+zIGasxnGXddyGUJR3R1b38iexI6+AY4+zlRwi90c52iRh3muF5urfWUfliuHQgzpVWPYt8JPnRIfIkfjmuHhlwZ0qw5TfIfOhPwcH/AC1y8M+DPVWXIKN8I/6qT+GvP00uZ71sRHfCP+qk/hp+mlzHWxBPvivSFvi4H+U17+mfFnnWrkN5N8H+bEo82J/DFdLDLmedd4DKbei4PIovkv8A/Wa6WHgc9axhcbVmf2pX8gcD7BwqRU4rgeOcmNYYmkbSis7HooLE/Aca9bUVdhKT2J6z3HvZBqMXYp1eZljA8wfWH2VXljKMdL38tSaOGmxSbN2bbjN1f9q2P1douv4dq3qfhUUsTVfdjZc5aE8cNFbsht5t8YXtzaWMBggZw8hZy7zEY06uigEZ0gkZA5VTqV0nmcs0tlZaIsxgkrJaFWtJwR2b+yeR909/lWeSDe4hKMVP/PjQA6AVAKgHltbgDXJ7PQdWP8qADc3Bc5PLoOgFABoBUAqAVAeg16m1qgGtrx42DRuysORUkEfEcanjiaiVm7rx1PMqLTs35S9owgL6Q0i9VlCyA+BLgt99e9dTfeh7nY8syRT5Q4JM+lbNtXJ5tFqgJ8yueNTxrxXdqSXnqcOlF7pDgbb2LJjMV7AfoPHIB++c4qeOIq8Jxfnp9iJ4am+Ab0bZL+xtJ4/CW1c/xLgCpo4it/BPyZE8JHgwo3etG9jatofrak/Gvf1c+NNnLwfKR4d14+m0tmnzucf5a9/V84S9xy8HLg0ef91067S2b8LrP+Wn6v8A9Je4fo5c0df93LYe3tSyH1WL/hXn6uXCmzpYPnIEbHZaH9JtTV4R2sp/iJxR4itbSnbzZ0sJHjIE+09ixnnfT/4SL+TVFLEVeMor1uyRYWmuYB9+rKPPo+y4s9GnkeX7VOAPgagliP5VW/JW+xKqMFtEaXfypX7DTE8dunuwRIg+0gkfA1XdWl/FvzZIkVTaG155zqmlkkPe7sxHlqJxXjxU9o2Xkj3KhmTUEpOWrdz08rkCoB9buJFEbcGHsN/lNAM5EKkgjBFAc0AqAkdsf0f1aAjqAVAKgFQCoBUAqAVAKgFQHq0Ada1KOxwx7s32j9X8xVxbHIa/9hfP8qMEaarVT1AHrKn3jtHNcnoqAVAKgFQCoBUB6vMUA+21+s+AoBhQCoD/2Q==Menurut Ki Hadjar Dewantara tringga ( ngerti, ngrasa,lan nglakoni ) yaitu, bahwa terhadap ajaran hidup dan cita-cita hidup diperlukan pengertian, kesadaran, dan kesungguhan dalam pelaksanaannya. Karena tahu dan ngerti saja tidaklah cukup kalau, tidak merasakan dan menyadari serta tidak berarti kalau tidak melaksanakan dan memperjuangkannya. Sebaliknya, merasa saja dengan tidak mengerti dan tidak melaksanakannya atau; menjalankan tanpa dengan kesadaran dan tanpa pengertian tidak akan membawa hasil. Sebab itu, prasyarat bagi peserta didik adalah ia harus tahu ajaran dan cita-cita hidupnya. Dan ia harus merasa dan sadar dengan arti hidup dan cita-citanya, apa perlunya bagi diri-sendiri dan masyarakat serta harus mengamalkan ilmunya tersebut.

Sedangkan, tripusat pendidikan dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sosial,dan lingkungan sekolahnya. Lingkungan sekolah ( guru ) memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan karakter anak ( siswa ). Karena ketika pendidikan keluarga sudah mulai diabaikan, lingkungan sosial yang semakin hilang kesadarannya bahwa aksi mereka sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter, budaya, dan moral anak, maka lingkungan sekolah merupakan ‘frontliner’ dalam meningkatkan mutu pendidikan karakter, moral,dan budaya tersebut. Jadi, pendidikan berkarakter di Indonesia sebenarnya sudah dirintis oleh Ki Hadjar Dewantara dengan sistem among dan tringga serta tripusatnya. Dan sampai sekarang, landasan filosofis pendidikan di Indonesia masih berlandaskan filsafat ini.



KESIMPULAN

Dari pembahasan tersebut dapat diasumsikan bahwa:

  1. Landasan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara ialah nasionalitik, universalitik, dan spriritual.
  • Nasionalitik maksudnya adalah budaya nasional, bangsa yang merdeka dan independen baik secara politis, ekonomis, universalitik dan spiritualistik.
  • Universalitik artinya berdasarkan pada hukum alam, segala sesuatu merupakan perwujudan dari kehendak Tuhan. Prinsip dasarnya adalah kemerdekaan, dalam arti bahwa pendidikan hendaknya membantu peserta didik untuk menjadi merdeka dan independen secara fisik dan mental.
  • Spiritual, yaitu pendidikan hendaknya tidak hanya mengembangkan aspek intelektual saja namun pendidikan hendaknya juga memperkuat rasa percaya diri, dan mengembangkan harga diri.
  1. Sistem pendidikan yang digunakan di antaranya adalah sistem among ( ing ngarsa sun tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani ), tringga ( ngerti, ngrasa, lan nglakoni ), dan tripusat ( keluarga, sekolah, masyarakat ) dan teknik pendidikannya ialah asah, asih, dan asuh.
  2. Filosofi dalam sistem pendidikan Ki Hadjar Dewantara memiliki dua konsep yaitu pendidikan dan pengajaran. Perbedaannya adalah dari sudut aspek pembelajarannya, konsep pendidikan ialah memerdekakan siswa dari aspek batiniyah, sedangkan konsep pengajaran merupakan memerdekakan siswa dari aspek lahiriyah.
  3. Figur guru profesional menurut Ki Hadjar Dewantara adalah guru yang memiliki kelimpahan mentalitas, moralitas, dan spiritualitas. Dalam arti guru merupakan sosok ( modeling ) bagi para siswanya,seorang “pandita yang bersifat ksatria”,yakni seorang wali Allah yang mampu dan tangguh dalam menghadapi segala persaingan hidup.
DAFTAR PUSTAKA


  1. Majid, Abdul,2008, ”PERENCANA PEMBELAJARAN”, Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
  2. Menimba Filsafat Ilmu: Filsafat Pendidikan Asli Indonesia Bagian 2 : Awal Matinya Pendidikan Indonesia. http://www.kompasiana.com/ouda/ajx_date/2010/03/ rabu,08/08/2012 /09:38 .
  3. Pemikiran Ki Hajar Dewantara Tentang Pendidikan: http://blog.tp.ac.id/pemikiran-ki-hajar-dewantara-tentang-pendidikan

  4. Mukhsin, PEMIKIRAN PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARAmukhsinblog.blogspot.com/.../pemikiran-pendidikan-ki-hajar-dewant.

  5. Eka 'eksus' Susanti http://www.scribd.com/doc/93681530/Filsafat-Ki-Hajar-Dewantara 08/08/2012/18:47

  6. Sumarno , Alim,“Pengaruh Pemikiran Ki Hajar Dewantara Dalam Pendidikan, http://blog.tp.ac.id/ 06/08/2-12 ( 09:57)
  7. Tugino, Multi Peran dan Tugas Guru dalam Proses Pembelajaran | Better ... http://tugino230171.wordpress.com/2010/12/12/multi-peran-dan-tugas-guru-dalam-proses-pembelajaran/jum’at,10/08/2012/06:22 ).






Top of Form