Rabu, 05 Februari 2014

Sastra



LANGGAM JAWA
(Lirik)

Loro Bronto~Manthos

Yen kelingan mring sliramu, aduh..
Kadyo rinujid atiku,
Yen siang tansah katon ngalelo,
Dalu datan biso nendro..

Opo sliramu wis lali tenan,
Dek semono nate janji,
Nedyo arep urip bebarengan,
Bungah susah dilakoni..


Nanging aku ora ngiro,
Yen sliramu, bakal cidro
Bareng saiki wis mulyo, banjur.. kromo..
Ora nganggo, ora nganggo kondho, kondho..

Wis pestine lelakonku, aduh..
Aku mung kudu narimo,
Sopo kang biso, paring usodo
Nggonku nandang lorobronto..


reff :
Nanging aku ora ngiro,
Yen sliramu, bakal cidro
Bareng saiki wis mulyo, banjur.. kromo..
Ora nganggo, ora nganggo kondho, kondho..

Wis pestine lelakonku, aduh..
Aku mung kudu narimo,
Sopo kang biso, paring usodo
Nggonku nandang lorobronto..


Lagu Bengawan Sore – Manthous


Ning pinggiring bengawan
Tansah setyo ngenteni sliramu
Eling eling jamane semono
Wis ndungkap petung ketigo


Ning pinggiring bengawan
Saben saben mung tansah kelingan
Wus prasetyo ing janji kang suci
Ing lahir terusing ati


Sanadyan koyo ngopo manungso
Mung biso ngreko lan njongko
Gusti kang paring idi lan pesti
Kito sak dermo nglampahi


Ning pinggiring bengawan
Wayah sore tan soyo kelingan
Gawang gawang esemu cah ayu
Gawe sedihing atiku


sumber:


Ojo Lamis~Manthos

Ojo sok gampang
janji wong manis
yen to amung lamis
Becik aluwung prasojo nimas
ora agawe cuwo

Tansah ngugemi
tresnamu wingi
jebul amung lamis
koyo ngenteni thukuling jamur
ing mongso ketigo

Aku iki prasasat
loro tan antuk jampi
mbok ojo amung lamis
kang uwis dadine banjur didis

Akeh tulodo kang demen cidro
Uripe rekoso
milih sawiji ngendi kang suci
tanggung biso mukti

sumber:


Ali-Ali
Lgm. Ali Ali
Ciptaan : Gesang
Vokal : Sunyahni
Produksi : Dasa Studio


Ngagemo ali aliku pamrihe
Ojo lali marang aku
Nadyan kulo mboten melu, mbesu’e
Ngelingono lelabatku


Lamun embane saloko emane
Amung tansah ndamel cuwo
Niki embane koncono pamrihe
Tansah manggiyo raharjo


Yen nganti ilang mripate
Jarene nemai rubedo
Yen nganti dinggo wong seje, mbesu’e
Wis mongso bodowo


Pilihanku mripat biru pamrihe
Mresulis setio engkang warni
Yen takon isi atiku mbesu’e
Mersanono ali-aaaliiii…


reff :
Yen nganti ilang mripate
Jarene nemai rubedo
Yen nganti dinggo wong seje, mbesu’e
Wis mongso bodowo


Pilihanku mripat biru pamrihe
Mresulis setio engkang warni
Yen takon isi atiku mbesu’e
Mersanono ali-aaaliiii…


KUSUMANING ATI

Nurhana

Kusumaning ati, duh wong bagus, kang tak anti anti
Mung tekamu, biso gawe, tentrem ning atiku

Biyen nate janji, tak ugemi, ora bakal lali
Tur kelingan, jroning ati, sak bedahing bumi

Kadung koyo ngene, sak iki piye karepe, malah mirangake
Manis pambukane, kok pahit tibo mburine, pancen mangkelake

Amung pamujiku, mugo-mugo, rak ono rubedho
Sak pungkure, nggonmu lungo, ora kondo-kondo
Sumber:

Selasa, 04 Februari 2014

Tasawuf



OBAT KEGELISAHAN JIWA

(Kutipan~Surat Balasan Dari Imam Ghazali Untuk Salah Seorang Muridnya)
 

Suatu saat, murid ImamAl-Ghazali menulis surat kepada gurunya dengan harapan agar Al Imam Al Ghazali dapat membalasnya, memberi wasiat dan nasihat kepada dirinya.


Imam Al Ghazali dengan dengan tulus dan ikhlas hatinya telah membalas surat tersebut dan telah memasukkan beberapa saran yang cukup berguna buat muridnya juga kita. Nasihat tulus dari Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dinukilkan dalam surat kepada murid yang disayanginya

Nasihat Imam Al-Ghazali ini kemudian menjadi sebuah kitab bernama Ayyuhal Walad atau dikenal juga dengan nama Ar-Risalah Al-Waladiyyah.

Saya tuliskan beberapa nasihat indah dan mendalam yang diambil dari kitab Ayyuhal Walad Imam al-Ghazali:

“Ayyuhal Walad:

فمن كان يرجوا لقآء ربه فليعمل عملا صلحا

Artinya:

Maka siapa yang mengharap akan bertemu Tuhannya, maka hendaklah ia beramal akan amalan yang saleh.
(QS. Al-Kahfi [18]: 110).

“Ayyuhal Walad:

سهر العيون لغير وجهك ضائع وبكاؤهن لغير فقدك باطل

Artinya:

Tidur kalau bukan karena zat-Mu adalah sia-sia dan menangis kalau bukan karena kehilangan-Mu adalah tidak berguna.


“Ayyuhal Walad:

عش ما شئت فإنك ميت, وأحبب ما شئت فإنك مفارقه, واعمل ما شئت
 فإنك مجزي به

Artinya:

Hiduplah kamu sesuka hatimu karena engkau pasti akan mati dan cintailah apa saja yang kamu kehendaki karena engkau pasti akan berpisah dengannya dan buatlah apa saja yang kamu kehendaki karena engkau akan dibalas menurut amal perbuatanmu.

Inilah sebagian nasihat Imam Al-Ghazali yang terkandung dalam kitab tersebut Ayyuhal Walad.

Senin, 03 Februari 2014

Tasawuf



KEBODOHAN

Orang bodoh (tidak mengenal Allah)  menganggap telah berbuat baik namun sebenarnya tidak.


قال الشاعره:                                                                                                                      
                                      في الجهل قبل الموت موت لأهله

فأجسامم قبل القبور قبور


"Orang-orang bodoh itu ibarat mayit walau masih hidup, jasad mereka ibarat kuburan yang berjalan."

Abu Hasan al Mawardi: "Janganlah manusia enggan menuntut ilmu karena usianya sudah tua, ini adalah tipuan kebodohan dan rayuan kemalasan, mulailah dari sekarang karena orang tua yang belajar lebih baik dari pada orang tua yang bodoh."

Orang yang mati dalam menuntut ilmu lebih baik dari pada orang yang hidup dibelenggu kebodohan

Ali bin Abi Tholib berkata: "Jadilah kamu orang alim atau muta’allim (pelajar) atau mustami’ (pendengar) atau muhibban (pecinta) dan jangan jadi yang kelima."

Abu Hurairah pernah ditanya: "Aku ingin belajar tapi takut akan menyia-nyiakan ilmu. Beliau menjawa : Cukuplah seseorang yang meninggalkan ilmu itu telah menyia-nyiakannya."

Ustadz Achmad Junaedi Lc

sumber:

http://rumahruqyahindonesia.blogspot.com/2013/06/serial-pintu-pintu-setan-pintu-pertama.html

Minggu, 02 Februari 2014

Filsafat



Ciri-Ciri Watak/Tabiat Manusia

a.       Manusia Idiot

Ketika ditanyakan kepada mereka: “Siapa yang menciptaan langit dan bumi?”
Mereka menjawab: “Allah!”

Ketika diperingkatkan: “Berimanlah kalian kepada Allah!”
Mereka menjawab: "Apakah kami akan beriman seperti halnya para sufaha?”

Dijelaskan dalam al-Qur'an surat Al-Baqarah:6-20 


6. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.

7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka[20], dan penglihatan mereka ditutup[21]. dan bagi mereka siksa yang Amat berat.

8. di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian[22]," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

9. mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.

10. dalam hati mereka ada penyakit[23], lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.

11. dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi[24]". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang yang Mengadakan perbaikan."

12. Ingatlah, Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.

13. apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." mereka menjawab: "Akan berimankah Kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.

14. dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka[25], mereka mengatakan: "Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok."

15. Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.

16. mereka Itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.
17. perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api[26], Maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
18. mereka tuli, bisu dan buta[27], Maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),
19. atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati[28]. dan Allah meliputi orang-orang yang kafir[29].
20. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.



[20] Yakni orang itu tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasehatpun tidak akan berbekas padanya.

[21] Maksudnya: mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al Quran yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka Lihat di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri.

[22] Hari kemudian Ialah: mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di padang mahsyar sampai waktu yang tak ada batasnya.

[23] Yakni keyakinan mereka terdahap kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. lemah. Kelemahan keyakinan itu, menimbulkan kedengkian, iri-hati dan dendam terhadap Nabi s.a.w., agama dan orang-orang Islam.

[24] Kerusakan yang mereka perbuat di muka bumi bukan berarti kerusakan benda, melainkan menghasut orang-orang kafir untuk memusuhi dan menentang orang-orang Islam.

[25] Maksudnya: pemimpin-pemimpin mereka.

[26] Orang-orang munafik itu tidak dapat mengambil manfaat dari petunjuk-petunjuk yang datang dari Allah, karena sifat-sifat kemunafikkan yang bersemi dalam dada mereka. Keadaan mereka digambarkan Allah seperti dalam ayat tersebut di atas.

[27] Walaupun pancaindera mereka sehat mereka dipandang tuli, bisu dan buta oleh karena tidak dapat menerima kebenaran.

[28] Keadaan orang-orang munafik itu, ketika mendengar ayat-ayat yang mengandung peringatan, adalah seperti orang yang ditimpa hujan lebat dan petir. mereka menyumbat telinganya karena tidak sanggup mendengar peringatan-peringatan Al Quran itu.

[29] Maksudnya pengetahuan dan kekuasaan Allah meliputi orang-orang kafir.